Karena Adzan Petugas Haji Kalteng Ditawari Tinggal di Jeddah

Yazid Fakhri (foto: tribunnews).
BRNews - Menjelang akhir penugasan di Jeddah, salah satu petugas haji Indonesia, Yazid Fakhri sempat membuat "gempar" dan haru para jamaah di masjid Khadijah Al Atha di Jalan Malik Fahad Hayya Linjahah Jeddah.

Suara merdu Yazid yang merupakan anggota dari Majelis Hakim MTQ Kalimantan Tengah membius jamaah yang hendak melaksanakan shalat.
Hari itu, Sabtu 16 September 2017 menjelang sholat magrib, Yazid bersama jamaah yang lain sudah berada di dalam masjid. Namun setelah ditunggu beberapa saat muadzin resmij masjid tersebut tidak kunjung tiba. Yazid pun meminta izin kepada pengurus masjid untuk menjadi muadzin  di masjid Khadijah Al Atha tersebut.
Sambil terlihat agak ragu, akhirnya Imam masjid mempersilahkan Yazid adzan maghrib. Dan Yazid pun benar-benar menjadi muadzin maghrib hari itu. Dia pilih irama adzan Indonesia bukan yang biasa dilantunkan muazdin Arab Saudi.
“Beberapa saat saya sedikit heran kenapa tadi ramai orang sekarang seperti tidak ada orang. Jangan-jangan orang pada keluar, tapi saya dengar ada suara orang batuk agak jauh da nada yang menjawab lafal adzan saya,” kisah Yazid, Jum’at (22/09/2017) saat di Bandara Madinah.
“Sampai selesai adzan, saya jadi bingung yang tadinya sunyi tiba-tiba jadi ramai orang berucap subhanallah, masya Allah sambung menyambung sambil memeluk dan menciumi saya dan bilang antum azan thayyib,” ujar Yazid menambahkan.
Setelah shalat berjemaah, Yazid oleh seseorang diminta menunggu Imam Masjid karena ada yang ingin dibicarakan. Ternyata dia ditawari menjadi muadzin resmi masjid tersebut. Bahkan yazid diminta tetap tinggal di Jeddah setelah musim haji untuk membantu mengelola masjid.
Namun karena terikat tugas, Yazid tidak dapat berlama-lama di masjid. Sebelum kembal ke hotel pihak pengurus masjid mencatat nomor telepon Yazid dan esok harinya dia dijemput di hotel untuk diajak berjalan-jalan di Jeddah bersama Saeed.
Ternyata Saeed diperintahkan oleh Imam Masjid mengajak Yazid ke toko pakaian Arab. Di sana Yazid dibelikan tiga stel pakaian Arab sebagai hadiah.
“Sambil masih bingung saya terima sambil mengucap syukur bukan besar atau kecilnya hadiah itu tapi bagaimana mereka memberi penghargaan kepada saya. Air mata saya pun tidak terasa mengalir subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar,” tutur Yazid sambil berkaca-kaca.
Senin sore itu Yazid ke masjid dengan baju top syurban serba baru hadiah dari Imam melalui Saeed. Dia diminta Syech Saeed adzan magrib kemudian Saeed yang mengumandangkan iqamah dan langsung menjadi imam.
“Setelah selesai sholat saya buru-buru mau balik hotel tapi saya ditahan dan kami bertukar no HP kata beliau untuk silaturrahim. Kata beliau maukah tinggal di Jeddah saya bilang Insyaa Allah jika ada izin Allah SWT,” pungkas Yazid. (mch|mnm).

Subscribe to receive free email updates: