Kader Muballigh KODI Jakarta Gelar Studi Dakwah di Kanwil Kemenag DIY

BRNews - Peserta Pendidikan Kader Mubaligh – Koordinasi Dakwah Islam (PKM-KODI) Provinsi DKI Jakarta melakukan kunjungan ke Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY pada Rabu (27/9). Kunjung ini merupakan Studi Orientasi Dakwah bagi pendidikan kader mubaligh yang diselenggarakan KODI Jakarta.

Kunjungan ini disambut hangat oleh pihak Kanwil Kemenag DIY. Kepala Seksi Pengembangan Seni Budaya Islam Musabaqoh Al-Qur'an dan Al-Hadits, Drs. H. Ahmad Subkhi, M.Pd selaku narasumber menyampaikan materi tentang kebijakan, perkembangan dan permasalahan kehidupan keagamaan di Yogyakarta.

Subkhi memperkenalkan berbagai Budaya Jawa di Yogyakarta seperti Sekaten, Grebeg, Wayang dan sebagainya. Subkhi juga menegaskan bahwasanya Dakwah Islam dengan menggunakan media wayang dan gamelan dirasa lebih efektif dan mudah diterima oleh segala lapisan masyarakat.

"Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa mampu memberikan rasa nyaman, aman, damai dan sentosa karena Yogyakarta terkenal sebagai miniatur Indonesia, dimana di dalam Kota yang istimewa ini terdapat segala macam suku yang tinggal baik untuk menuntut ilmu, bekerja maupun menetap," ungkap Subkhi.

Diakhir paparannya, Subkhi menjelaskan tentang kebijakan Pemerintah di Yogyakarta yang lebih mengedepankan dialog dibanding kekerasan dalam menghadapi berbagai konflik yang muncul. Disamping itu, adanya kebersamaan antara polisi dan masyarakat dalam mencegah berbagai tindak kriminal juga menjadi hal yang penting yang menjadikan Yogyakarta menjadi nyaman, aman, damai dan sentosa.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PKM-KODI DKI Jakarta, KH. Jamaluddin F. Hasyim, SH.I menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan yang diberikan Kanwil Kemenag DIY kepada rombongan PKM-KODI DKI Jakarta. 

Jamaluddin juga menyampaikan bahwasanya Lembaga KODI berdiri sekitar tahun 1968 yang hingga kini mencapai sekitar 1.000 mahasiswa. Ia juga menyampaikan fungsi lembaga KODI, diantaranya untuk mengkoordinasikan lembaga dakwah yang ada di Indonesia dan juga KODI sebagai dapur mubaligh bertugas sebagai pendidik kader mubaligh di Indonesia.

Kakanwil Kemenag DIY, Drs. H. Lutfi Hamid, M.Ag. Lutfi yang ikut hadir menyatakan bahwa Jogja sebagai “City Of Tolerance” yaitu kota yang penuh toleransi namun hal tersebut tidak berlaku untuk saat ini. 

Jogja menjadi kawasan yang memiliki toleransi paling rendah. Jogja sebagai kota pelajar menjadi ajang tumbuhnya berbagai ormas untuk berdakwah. Ini menjadi persoalan penting dalam konsep keberagaman Yogyakarta sebagai Hamemayu Hayuning Bawono yang diartikan sebagai rahmatallil'alamiin.

Saat ini agama sering dianggap sebagai entertainment bukan lagi substansi. “Meskipun agama harus disiarkan namun dalam ranah-ranah tertentu tetap harus disubtansikan.”, ungkap Lutfi. 

Lutfi juga berpesan agar KODI sebagai lembaga dakwah mampu menjembatani segala macam bentuk dakwah karena Islam itu ramah dan santun. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: