Kitab Kuning Erat Kaitannya Dengan Cara Memahami Agama Dengan Benar

BRNews - Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, membuka perhelatan Musabaqah Qiro’atil Kutub (MQK) ke-6 tingkat Provinsi  Jawa Barat  yang dilaksanakan di Kompleks Pondok Pesantren Al Ittihad Kab. Cianjur,  Ahad kemarin (23/7/2017).

Dalam sambutannya Ahmad Heryawan mengungkapkan bahwa pembacaan kitab kuning erat kaitannya dengan cara kita memahami agama dengan benar. Menurutnya Kitab klasik yang dibaca semuanya adalah kandungan ajaran Islam yang disampaikan secara bersanad dari Rasulullah kemudian sampai kepada para ulama hingga sampai pada umatnya sampai kini.

"Pemprov Jawa Barat sangat mendukung perhelatan MQK, serta akan menjadikan sebagai agenda tahunan antara Kemenag dan Pemprov. Jawa Barat," kata Gubernur Heryawan.

Tujuannya, tambah Gubernur, untuk menghargai terhadap para santri yang telah mempelajari dan memahami Kitab-kitab Kuning.

"Sebagai pelopor pendidikan di Indonesia, maka harus ada upaya untuk membangun dan memajukan pesantren untuk menjadikan pesantren sebagai garda terdepan dalam menjaga ajaran agama Islam di Nusantara," tegasnya lagi.

Aher, panggilan akrab Gubernur, mengungkapkan bahwa perkembangan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah merupakan pengembangan dari Pondok Pesantren. Jangan sampai pengembangan ini meninggalkan hal yang pokok, yaitu pendidikan pesantren.

Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar lulusan Aliyah harus bisa membaca kitab kuning. Demikian pula dengan lulusan Universitas Islam Negeri, Aher mengusulkan pula untuk ditangguhkan kelulusannya sebelum dapat membaca Kitab Kuning.  

Sementara itu Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori melaporkan bahwa penyelenggaraan MQK untuk mengevaluasi dan mengapresiasi intelektual santri dalam membaca dan memahami kitab kuning.

"Menurut kajian dari Litbang Kemenag RI, Pesantren di Indonesia pada umumnya baru mengkaji kitab kuning sebanyak 13 kitab dari ribuan kitab," tuturnya.

Karena itu Kakanwil berharap melalui MQK dapat meningkatkan minat dan daya tarik santri untuk memhamai kitab-kitab klasik karya ulama terdahulu. "Semoga dengan dibacanya karya-karya tersebut membuka gagasan brilian dari para ulama dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H. Abubakar Sidik, menyampaikan bahwa Bidang PD Pontren telah mengumpulkan sebanyak lebih dari 500 kitab klasik karya ulama terdahulu dari pondok pesantren yang ada di Jawa Barat. Pada perhelatan MQK kali ini, karya-karya tersebut dipamerkan dalam ekspo MQK.

Sebanyak 1.252 santri se-Jawa Barat akan mengikuti perlombaan MQK selama enam hari di Ponpes Al Ittihad Kab. Cianjur. Adapun bidang yang diperlombakan antara perlombaan baca kitab, debat bahasa Arab dan Inggris, nadhom alfiah, dan perlombaaan menulisan syarah kitab. (kemenag jabar|mnm).

Subscribe to receive free email updates: