Banyuwangi Libatkan Perguruan Tinggi Islam Dalam Membangun Daerah

Abdullah Azwar Anas. (foto kemenag)
BRNews - Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu wilayah yang saat ini disorot publik. Di bawah kepemimpinan Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi dinilai progressif dalam pembangunan. Kemajuan Banyuwangi tidak terlepas dari keterlibatan dan kontribusi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Azwar Anas mengatakan itu saat menyampaikan keynote-nya pada acara Seminar Nasional Temu Ilmiah Jaringan Peneliti Dosen PTKIS Kopertais IV di Hall Institut Agama Islam Darussalam Blok Agung Banyuwangi, Sabtu (21/1/2017)
Dalam paparannya, Bupati yang juga mantan Ketua PP IPNU itu menyampaikan bahwa Bappeda telah melibatkan beberapa PTKI di Kabupaten Banyuwangi untuk terlibat aktif memberikan sumbangsih dalam pembangunan melalui penelitian.
Semua kebijakan pengembangan Kabupaten Banyuwangi harus berbasis pada data. Maka dari itu, Azwar Anas meminta agar Perguruan Tinggi di Banyuwangi ini turut membantu menyediakan data-data yang dibutuhkan tersebut.

Di hadapan lebih dari 200 peneliti, Bupati memaparkan perkembangan perubahan Kabupaten Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir. Bupati juga menjelaskan pentingnya penelitian yang dapat membawa perubahan di masyarakat dan pembangunan.
Seminar ini sengaja menghadirkan Bupati Banyuwangi untuk memaparkan betapa pentingnya data penelitian dalam rangka memback-up kebijakan pemerintah. Paparan Bupati diharapkan mampu menjadi motivasi bagi para dosen untuk melakukan penelitian.
Seminar kali ini dihadiri 216 peneliti dari 72 perguruan tinggi, swasta maupun negeri. Tidak hanya PTKI, beberapa dosen pada perguruan tinggi umum juga hadir menjadi peserta.
Seminar Nasional Temu Jaringan Peneliti ini berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 21-22 Januari 2017.
Pada kesempatan kali ini, forum menghadirkan Nihayatul Wafiroh, Anggota DPR RI Komisi IX; Anis Masykhur, Kepala Seksi Penelitian DIKTIS; dan Abdul Muhid, Dosen UIN Sunan Ampel.
Wafiroh menyatakan bahwa PTKI harus mempersiapkan diri menyongsong datangnya bonus demografi. Terpakainya lulusan PT menunjukkan bahwa Perguruan Tinggi tersebut bermutu.
Sedangkan Anis Masykhur mengatakan, penelitian harus selalu didesain untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Tidak cukup jika seorang dosen melakukan penelitian hanya untuk keperluan mengamankan serdosnya atau pemenuhan BKD.
Menurut Anis, penelitian harus bervisi transformatif. Karena itu, penelitian harus diintegrasikan dengan pengabdian kepada masyarakat dan pembelajaran.
Paper yang dipresentasikan pada sessi plenary ini sebanyak 78 judul dengan berbagai macam bidang ilmu. Selain bidang ilmu pendidikan, ekonomi, sosial, dan humaniora, paper pada bidang pertanian dan peternakan juga disampaikan di sessi ini. (kemenag.goid)

Subscribe to receive free email updates: