Pendidikan Tinggi NU Harus Berorientasi Masa Depan
M Nuh |
Baiturahman News - Kiprah dan perjuangan melalui Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul
Ulama (LPTNU) hendaknya bukan hanya untuk masa sekarang. Namun juga
untuk masa sekarang dan masa depan. Oleh karena itu, LPTNU harus tahu
apa kira-kira yang akan terjadi di masa depan.
Hal
itu diungkapkan Penasihat LPTNU M. Nuh dalam Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) LPTNU di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Rabu (16/11) sore.
“Kalau
tidak begitu, kasihan anak-anak kita. Ibarat menugaskan orang pergi ke
Jepang begitu sampai di Jepang uang yang dibawa tidak laku,” kata Nuh.
Itu
sebabnya, lanjut Nuh, pendidikan tinggi NU harus berorientasi ke depan,
agar hasil pendidikan tersebut cocok dengan masa depan.
Nuh
menyebut ada beberapa alasan mendasar mengapa pendidikan tinggi NU
harus mengacu kepada masa depan. Salah satunya berdasarkan hasil sebuah
survey yang dirilis tahun 2016 bahwa persoalan makin rumit, sementara
waktu yang diperlukan semakin cepat.
“Itu yang harus menjadi dasar dalam membekali anak-anak kita. Kalau enggak, anak-anak kita akan menjadi generasi expired,” tegasnya.
Lebih
lanjut Nuh menyampaikan hasil pendidikan adalah ilmu dan keterampilan.
Sementara ilmu dan keterampilan ada masanya, sehingga bisa saja dibuang.
“Misalnya
pesawat televisi tabung besar sekarang sudah ganti semua. Transistor
juga sudah enggak dipakai. Kecuali sikap yang nggak akan dibuang sampai
mati.”
Nuh mendorong agar perguruan tinggi
membekali mahasiswanya dengan kemampuan orde tinggi. Anak-anak harus
kreatif dan diasah intuisinya. Sering intuisi dulu baru logika. Ada juga
logika dulu baru intuisi. Jangan sampai mendidik mereka dengan cara
yang tidak sesuai.
Nuh juga mendorong agar
perguruan tinggi NU membuka keilmuan hingga jenjang S2 dan S3, khususnya
untuk perguruan tinggi yang sudah sehat finansial, organisasi, dan
akademik.