“Lebih Baik Saya Kehilangan Jabatan daripada tak Bisa Membela Kesucian Al-Qur’an”


Deddy Mizwar dan ribuan massa berdoa di penghujung aksi damai itu. [Foto: Bilal]
Baiturahman News - Jumat (18/11/2016) itu tampak mendung di langit Kota Bandung, Jawa Barat,  semendung hati Deddy Mizwar. Perasaan sedihnya tak bisa dibendung saat ia berdiri di atas mobil komando.
Wakil Gubernur Jawa Barat ini turut hadir dalam Aksi Apel Siaga Umat Islam Jabar di depan Gedung Sate, Bandung.

Aksi tersebut untuk menuntut tersangka penistaan agama, Gubernur (non-aktif) DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), segera ditahan.
Hajatan yang dimulai sejak usai Jumatan ini sempat menjadi ajang penuh haru di sore harinya. Terutama saat Deddy mencurahkan perasaannya di depan jamaah unjuk rasa damai itu.
Dalam orasinya, Deddy berkata, kasus Ahok akan berakibat panjang jika tersangka penista agama dibiarkan bebas. Sebab kasus ini adalah sumber perpecahan negara.
Tampil dengan batik abu-abu tanpa penutup kepala, Deddy mengatakan, umat Islam sudah menunjukkan pada Aksi Damai 411 berunjuk rasa dengan tertib.
Selama ini pun, kata Deddy, belum pernah terjadi sepanjang sejarah Indonesia sebanyak 2,3 juta orang ikut aksi turun jalan setertib itu.
“Umat Islam itu beradab tapi kenapa kok dibilang barbar?” ungkap pria kelahiran Jakarta, 5 Maret 1955 ini dengan alat pengeras suara.
“Umat Islam dengan tulus berjuang dengan keimanan, tetapi dituduh menerima uang Rp 500 ribu,” ungkapnya menyindir tudingan Ahok di sebuah media asing.
Deddy pun mengungkap rasa khawatirnya terkait kasus itu.
Jika aparat penegak hukum tidak adil dalam kasus itu, ungkapnya, akan ada akumulasi persoalan yang menyebabkan hilangnya keberadaban di bumi pertiwi ini.
“Oleh karena itu proses ini harus kita kawal,” tegasnya di depan ribuan massa yang setia berdiri.
“Dan tidak hanya umat Islam Jawa Barat, tetapi seluruh Nusantara marah agamanya dinista,” lanjutnya, sebagaimana dilansir kantor berita Islam asosiasi JITU, Islamic News Agency (INA).
Jangan Terkoyak karena Ahok
Aktor kawakan ini lalu berpesan, jangan sampai karena satu orang, yaitu Ahok, membuat negara yang dibangun umat Islam ini menjadi terkoyak.
“Saya disumpah jadi Wagub dengan al-Qur’an. Kalau negara tidak bisa melindungi kesucian al-Qur’an, saya bekerja untuk negara yang mana sebetulnya?” ungkapnya mempertanyakan.
Suasana pun menjadi haru. Deddy terlihat menangis. Ia berdiri di samping KH Athian Ali, tokoh Muslim Jabar lainnya. Deddy lantas berkata penuh emosional. “Saya lebih baik kehilangan jabatan daripada tidak bisa membela kesucian al-Qur’an.”
Jamaah peserta aksi itu tampak terenyuh dengan penyampaian orang nomor dua di Provinsi Jabar.
Pada penghujung orasinya, Deddy menyampaikan, ia sangat mengapresiasi kepada peserta Aksi Bela Islam dan Bela Al-Qur’an itu.
“Saya berempati dan saya akan selalu hadir bersama kalian,” pungkasnya.
Lalu pekikan takbir bergema dari sudut-sudut lokasi aksi itu. “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!” (hdy|mnm)

Subscribe to receive free email updates: