Layanan Haji Satu Atap Untuk Memudahkan Pendaftaran

Launcing layanan Haji satu atap
Baiturahman News - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil  meresmikan kantor pelayanan haji satu atap pada Senin, 28 November 2016. Ada empat kantor yang diresmikan, yaitu di Kota Bandung, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bandung.

Abdul Djamil mengatakan bahwa layanan satu atap merupakan kelanjutan dari kebijakan penyederhaan pendaftaran haji. Menurutnya, pada tahun 2016, Ditjen PHU telah melakukan inisiatif menyederhanakan pendaftaran haji hanya dua fase.
"Sebelumnya pendaftaran haji dilakukan melalui tiga fase: Kemenag, lalu ke bank penerima setoran (BPS), kemudian kembali lagi ke Kemenag lagi. Di 2016, ini disederhanakan menjadi dua saja: Kemenag lalu ke bank dan jemaah sudah bisa pulang membawa nomor porsi," jelasnya, Selasa (29/11).
Seiring penyederhaan pendaftaran, lanjut Abdul Djamil, secara berangsur Kemenag juga berupaya menginisiasi layanan satu atap. Caranya, membuat satu fasilitas gedung yang di dalamnya ada pihak-pihak yang berkompeten terhadap pendaftaran haji.
"Pertama adalah pihak Kemenag. Ada orang Kemenag di gedung itu. Di tempat yang sama juga ada pihak bank penerima setoran yang membuka outlet layanan," jelasnya.

"Jadi setelah dari Kemenag di gedung yang sama mereka bergeser ke outlet bank yang juga ada di situ. Jemaah datang ke satu gedung dan hanya butuh layanan satu jam," tambahnya.
Mantan Rektor IAIN Walisongo Semarang ini mengaku terus mendorong beberapa daerah lain untuk melakukan hal yang sama. Pasalnya, layanan ini akan sangat membantu dan memudahkan jemaah, khususnya di daerah yang jarak antara kantor Kemenag dengan bank penerima setoran berjauhan antara satu dengan lainnya.
"Jemaah kalau lokasi tinggalnya jauh dari Kabuaptan/Kota, kalau terpisah layanannya dengan bank itu kan membutuhkan waktu, kadang menyulitkan, apalagi kalau jaraknya jauh," tegas Abdul Djamil.
Senada dengan Djamil, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jabar mengatakan bahwa fasilitas layanan satu atap ini sangat membantu jemaah. Menurutnya, di beberapa daerah di Jawa Barat, ada wilayah yang akses menuju satu Kantor Kemenag saja membutuhkan waktu berjam-jam. Belum lagi akses menuju ke Kantor BPS.

Akibatnya, untuk mendaftar haji bisa memakan waktu hingga dua hari. Dengan adanya layanan satu atap, jemaah tinggal menuju pada satu lokasi dan proses pelayanannya hanya berlangsung satu jam. "Pelayanan ini, bisa memotong waktu yang sangat cepat," katanya.
Untuk membuat layanan haji satu atap ini, lanjut Buchori, dibutuhkan perhatian pemerintah daerah dan komtimen beberapa pihak, termasuk BPS. "Peran Pemda cukup besar. Saya berharap pemerintah daerah lain bisa menyusul. Kemenag di daerah bisa melobi ke Pemdanya," katanya. (kemenag)

Subscribe to receive free email updates: