Safari Ramadhan KH. Zainuddin MZ; Hidayah dan Orang-Orang Yang Bangkrut
Lalu Rasulullah 'alaihi wa sallam menegaskan: "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
Dari hadits di atas, kita bisa simpulkan bahwa bangkrut di akhirat
tidaklah sama dengan bangkrut di dunia. Jika Anda berada di dunia,
bangkrut identik dengan harta benda, lalu bangkrut dalam praktek
berikutnya berkaitan dengan kita, apakah itu adalah kebajikan atau
kejahatan.
Seseorang akan dinyatakan bangkrut di akhirat jika amal menyatakan tidak
hanya habis untuk ' "membayar ' kejahatan yang dilakukannya, tetapi ia
harus mendapatkan sumbangan 'amal' keburukan dari orang2 yang pernah ia
sakiti baik fisik maupun perasaannya, sehingga orang itu tidak ridha dan
ia menuntut di akhirat.
Jika persoalan didunia, dapat kita selesaikan
dengan baik, kenapa menunggu akhirat ? jika terkait dengan kesalahan
kita bisa minta maaf, jika berhubungan dengan hutang-piutang kita bisa
membayar dengan uang, meskipun harus di angsur sedikit demi sedikit,
maka akan selesai juga, begitupun dengan persoalan lainnya maka selama
kita berada diatas dunia, semua persoalan itu bisa diselesaikan.
Jika telah berada di Akhirat maka persoalan tidak bisa lagi diselesaikan
dengan baik, pertanggung jawababanya semakin besar, maka persoalan kita
terhadap tetangga, saudara, teman dan lainnya banyak. Maka semuanya
nanti akan menuntut di akhirat dan ketika semuanya hanya bisa kita bayar
dengan pahala kebaikan yang kita bawa selama hidup didunia ini, untuk
menyelesaikan masalah dengan seseorang apabila ia tidak ridha, maka
kebaikan/amal kita akan dipindahkan pahalanya kepada orang yang menuntut
tadi.
Bagaimana seandainya semua kebaikan/pahala kita sudah habis untuk
membayar kesalahan kita terhadap orang lain, sedangkan orang lain masih
ada yang menuntut karena kesalahan kita dimasa hidup. maka jalannya
adalah kita harus menerima dosa dan kesalahan orang itu
diberikan/dilimpahkan kepada kita.
Pantas saja Rasul sampaikan bahwa orang yang seperti diatas adalah orang
bangkrut diAkhirat, karena kerugian yang teramat besar yang ia
dapatkan. Mudah-mudahan kita terhindar dari orang yang bangkrut
diakhirat dengan senantiasa bersikap baik terhadap orang lain dan tidak
menyakiti perasaannya.(viva.coid)