Meski Anak Pemulung, Firna Lulus Cum-Laude di Unnes

Firna Larasanti
BaiturahmanNews -- Kondisi ekonomi keluarga yang minim tak membuat Firna Larasanti berkecil hati meraih cita-cita tinggi. Terlahir dari   keluarga pemulung, Firna sempat tidak begitu yakin bisa meneruskan  pendidikan tinggi.
Berkat beasiswa Bidikmisi yang membebaskan semua pembayaran kuliah dan menerima Rp 600.000 per bulannya, akhirnya  bisa kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes), bahkan lulus dengan   cum laude.
Firna-pun senang dan bersyukur saat Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum mewisudanya di auditorium Unnes, Rabu (27/07/2016) bersama  1.460 lulusan lainnya (program doktor 14 lulusan, Magister 136, sarjana  1.289 dan 21 diploma).

Ayah Firna, Misianto bekerja sebagai pemulung sejak 1993. Setiap hari berkeliling dari kampung ke kampung mencari barang rongsokkan, hasilnya dibawa pulang untuk dipilih oleh istri dan anak-anaknya yang akhirnya dijual untuk memenuhi hidup mereka. Firna-pun tak ragu, canggung dan malumembantu orang tuanya. Di sela waktunya kuliah, Firna juga seringkeliling membeli buku bekas dan koran bekas dari teman-temannya untukdijual kembali.

“Dari hasil gotong royong sekeluarga itu, sekitar Rp 50 ribu per hari bisa didapatkannya, namun jumlah itu-pun tak pasti. Kalau sedang sepi bisa di bawah itu, kalau sedang ramai bisa  lebih. Barang-barang rongsok harganya juga naik turun” ujar Misianto.

Misianto mengaku, dengan  penghasilan itu ia kesulitan mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga  dengan tiga anak ini. Jangankan untuk membiayai kuliah, kebutuhan yang  lebih mendasar seperti tempat tinggal pun belum bisa ia penuhi dengan  baik sehingga beasiswa bidikmisi sangat membantu keluarga, terutama  memenuhi cita-cita anaknya yang ingin kuliah dan menjadi dosen nantinya.

Sampai saat ini, orang tua Firna masih tinggal di rumah papan berlantai tanah. Dinding rumahnya banyak berlubang sehingga harus ditambal dengan potongan triplek dan papan. Hanya tersedia tiga tempat tidur dalam rumah itu. Kamar satu dengan kamar lain hanya disekat papan dan kain.

Kelulusannya membuat Firna sangat banggsa sekaligus lega. Namun capaian itu tak membuatnya berpuas diri. Setelah diwisuda ia segera mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan master demi mengejar cita-citanya menjadidosen karena syarat minimal pendidikan dosen harus S-1 (Master/Megister). Dirinya ingin S-2 ke UGM atau ke National University of Singapore program Ilmu Politik.(krjogja)

Subscribe to receive free email updates: