Kronologi Percobaan Kudeta Turki
Faksi tubuh angkatan bersenjata Turki pada Jumat (15/7/2016) petang
waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB melakukan percobaan kudeta
terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan lewat aksi
bersenjata di Istanbul.
Aksi tersebut segera
direspon oleh pemerintah berkuasa termasuk dengan kedatangan Presiden
Erdogan di antara kerumunan pendukungnya di Bandara Ataturk, Istanbul.
Aparat keamanan pro-pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melucuti tentara yang mencoba kudeta pada Jumat (15/7/2016) waktu setempat. (twitter.com/anadoluagency) |
Berikut adalah kronologi percobaan kudeta di Turki sebagaimana dilaporkan kantor berita Antara mengutip Reuters.
01.29
- Tentara Turki menutup Jembatan Bosphorus serta Jembatan Fatin Sultan
Mehmet. Tayangan yang disiarkan Kantor berita Dogan memperlihatkan
pengguna mobil dan bus yang hendak melintasi kedua jembatan
diperintahkan untuk memutar balik.
01.50 -
Suara senjata api terdengar di ibu kota Ankara, jet dan helikopter
tentara terlihat terbang rendah. Helikopter juga terlihat terbang rendah
di Istanbul.
02.02 - Perdana Menteri Turki
Binali Yildrim mengatakan tengah terjadi upaya kudeta, sembari
menyerukan masyarakat tetap tenang. Menurut Yildrim sebuah faksi di
tubuh tentara Turki tengah berusaha menggulingkan pemerintah berkuasa
dan petugas keamanan sudah diperintahkan untuk "melakukan apa yang
dibutuhkan".
02.25 - Tentara Turki
memproklamirkan diri telah mengambil alih kekuasaan demi melindungi
demokrasi. Dalam sebuah surel pernyataan yang ditayangkan
stasiun-stasiun televisi setempat, pihak tentara yang terlibat kudeta
menyatakan seluruh hubungan bilateral Turki dengan luar negeri akan
dikelola selanjutnya.
02.38 - CNN Turki melaporkan Presiden Erdogan dalam keadaan selamat.
02.47
- Kantor berita Anadolu melaporkan Kepala staf tentara Turki termasuk
menjadi tokoh yang disandera di markas tentara di Ankara.
02.49
- Sumber dari pihak kepresidenan Turki mengatakan pernyataan yang
dibuat pihak pelaku kudeta dibuat tanpa wewenang komando ketentaraan
setempat.
02.57 - Kelompok-kelompok pemantau
internet melaporkan sejumlah media sosial media termasuk Facebook,
Twitter dan Youtube mengalami pembatasan akses di Turki.
03.02
- Pimpinan Partai AK (partai pemerintah berkuasa) cabang Istanbul
melaporkan sejumlah prajurit memasuki kantor partai dan meminta mereka
meninggalkan tempat tersebut.
03.05 - Kantor
berita negara Turki melaporkan beberapa dekrit pihak pelaku kudeta --
penyiapan konstitusi baru, menuduh pemerintahan Erdogan menggembosi
demokrasi dan hukum aturan sekuler, negara akan dijalankan oleh "dewan
perdamaian", penerapan darurat militer serta pemberlakuan jam malam di
seluruh negara.
03.18 - Sumber kepresidenan menegaskan Presiden Erdogan dan pemerintahannya masih berkuasa.
03.22
- PM Turki lewat Twitter menyatakan akan menempuh semua cara untuk
menumpas upaya kudeta, bahkan jika harus menimbulkan korban jiwa. Ia
juga menyebutkan beberapa gedung penting dikepung, tanpa merinci, namun
mengimbau masyarakat tetap tenang.
03.26 -
Presiden Erdogan mengimbau masyarakat turun ke jalan untuk melakukan
aksi protes menolak apa yang disebutnya sebagai sebuah upaya kudeta oleh
sekelompok faksi kecil di tubuh angkatan bersenjata. Lewat sambungan
telewicara video dengan CNN Turki aksi tersebut akan mendapat
"penanganan tegas". Ia juga menyatakan akan kembali bertolak ke ibu kota
Ankara.
03.51 - Helikopter angkatan bersenjata
melepaskan tembakan di Ankara, sejumlah saksi mata melaporkan terjadi
ledakan juga di sana.
04.03 - Menteri Peradilan
Turki mengatakan kudeta didalangi sejumlah pihak di tubuh angkatan
bersenjata Turki bagian dari pergerakan pro Fethullah Gulen, ulama Turki
yang menetap di Amerika Serikat.
04.08 - Sejumlah tank mengepung gedung parlemen dan terjadi baku tembak. Baku tembak juga terdengar di Bandara Istanbul.
04.26 - Dua ledakan keras terdengar di pusat kota Ankara.
04.37
- Komandan Angkatan Bersenjata Utama Turki, bagian dari angkatan darat
yang bertanggung jawab terhadap Istanbul dan wilayah bagian barat Turki
lainnya, menyatakan pelaku kudeta hanyalah faksi kecil di tubuh tentara
dan "sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan".
04.47
- PM Turki mengatakan sejumlah kelompok ilegal dan geng berada di balik
upaya kudeta dan menyebutnya sebagai sebuah aksi terorisme. Ia
mengatakan pemerintah masih sepenuhnya berkuasa dan turut mengimbau
masyarakat turun ke jalan.
04.51 - Komandan
pasukan khusus mengatakan sebuah kelompok telah terlibat dalam
pengkhianatan, namun mereka tidak akan berhasil. Ia juga mengatakan
tentara tidak secara resmi membenarkan kudeta.
04.59 - NTV melaporkan Jet tempur Turki menembak jatuh helikopter yang digunakan oleh pelaku kudeta di Ankara.
05.04
- Kantor berita Anadolu melaporkan sedikitnya 17 petugas kepolisan
tewas di markas pasukan khusus di Ankara; belum ada konfirmasi
independen.
05.05 - Kantor Kepresidenan Amerika
Serikat mengeluarkan pernyataan, bahwa Presiden Amerika Serikat Barack
Obama dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengimbau seluruh pihak di
Turki mendukung pemerintahan berkuasa, sembari mendesak agar seluruh
pihak menahan diri dan menghindari pertumpahan darah.
05.13
- Sebuah kelompok yang memiliki kedekatan dengan Gulen menyatakan
tuduhan keterlibatan mereka dalam percobaan kudeta tersebut sebagai
"sesuatu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan". Mereka juga mengutuk
intervensi tentara di dalam dunia politik Turki serta mengkhawatirkan
keselamatan masyarakat sipil.
05.20 - Menlu AS
Kerry menekankan "dukungan mutlak bagi pihak yang terpilih secara
demokratis, pemerintah sipil serta lembaga-lembaga demokratis" lewat
sambungan telepon dengan Menlu Turki.
05.39 -
Kantor berita Anadolu melaporkan sebuah bom meledak di gedung parlemen
di Ankara. Sementara itu saksi mata Reuters mengaku mendengar suara
ledakan di Istanbul.
05.52 - PM Turki
menyatakan keadaan sudah bisa dikendalikan, menyalahkan pergerakan
pendukung Gulen, serta menetapkan zona larangan terbang di Ankara,
setelah sebelumnya kelompok berkedekatan dengan Gulen yang berbasis di
AS menyangkal keterlibatan percobaan kudeta.(Antaranews)