Kabalitbang Kemenag: Jaringan Santri Harus Terus Bergerak

Para alumni madrasah dan pesantren adalah motor penggerak utama dalam perubahan sosial masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat dengan citra keagamaan yang kuat. Para alumni madrasah dan pesantren dapat berperan dalam kehidupan sosial masyarakatnya tanpa peduli latar belakang pekerjaan profesionalnya.

Demikian dinyatakan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia Abdurrahman Mas’ud di hadapan ratusan alumni Madrasah Qudsiyyah se-Jabodetabek dan sekitarnya dalam acara Roadshow Satu Abad Qudsiyyah, Ahad (22/5). Menurut Abdurrahman, para alumni madrasah dan pesantren mewarisi corak perjuangan Islam di Indonesia yang telah dirintis sejak zaman Walisongo hingga masa-masa awal pendirian Nahdlatul Ulama.

“Sebagai alumni madrasah yang didirikan oleh salah seorang pendiri NU, KH Raden Asnawi, kita berkewajiban untuk terus bergerak meneruskan perjuangan para ulama yang telah mewariskan ilmu dan semangat perbaikan masyarakat. Tradisi kemadrasahan dan kepesantrenan harus terus kita tumbuhkan untuk menata perkembangan masyarakat,” tutur Abdurahman yang juga tokoh alumni Madrasah Qudsiyyah Menara Kudus ini.

Lebih lanjut Abdurrahman menjelaskan, para alumni madrasah dan pesantren juga senantiasa terlibat aktif dalam membentengi akidah ummat Islam menurut pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah dari sebuan akidah-akidah yang berpotensi merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ketaatan hukum masyarakatnya. 

“Dengan menghidupkan tradisi-tradisi amaliyah Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya amaliyah warga NU seperti pembacaan Al-Barzanji, dzikir-tahlil bersama dan istighotsah para alumni madrasah terus memupuk semangat persatuan dan kebangsaan di tengah-tengah masyarakat. Melalui kegiatan-kegiatan ini para alumni madrasah dapat terus memberikan bimbingan-bimbingan dalam mendampingi masyarakat,” tandas mantan aktivis PMII ini.

Madrasah Qudsiyah Menara Kudus menggelar roadshow peringatan Satu Abad Qudsiyyah di enam propinsi pulau Jawa selama tiga bulan. Kegiatan ini diselenggarakan dan diikuti oleh para alumni Madrasah Qudsiyyah yang sekarang berbadan hukum Yayasan pendidikan Islam Qudsiyyah di setiap lokasinya. Akhir pekan ini, roadshow diselenggarakan di Jabodetabek dan sekitarnya dengan dihadiri oleh para guru dan pengurus Yayasan seperti KH Em. Nadjib Hassan, KH Halim Mahfudh Asnawi, KH Fatkhurrahman dan KH Ihsan dan M. Rikza Chamami dari perwakilan alumni Qudsiyyah Semarang.(NU Online)

Subscribe to receive free email updates: