Sudah Waktunya Indonesia Miliki PT Berskala Dunia

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (foto kemenag)
Indonesia merupakan bangsa yang begitu besar dan dikenal sebagai bangsa dengan umat Islam terbesar di dunia. Sudah semestinya dapat memberikan sumbangsih, bagaimana agar Indonesia bisa memberikan model yang dapat mengembangkan peradaban dunia, khususnya melalui pendidikan. Oleh karenanya,  sudah waktunya Indonesia memiliki Perguruan Tinggi (PT) yang berskala dunia.


Hal ini dikatakan Menag Lukman Hakim Saifuddin (LHS) saat diwawancarai Tim Majalah Mersela Kemensetneg RI di ruang kerjanya, jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4, Jakarta, Senin (2/11).
“Dari Perguruan Tinggi  Islam kita bisa sebarluaskan nilai-nilai keislaman (keindonesiaan) secara efektif,” kata Menag di laman Kemenag.
Karena skala internasional, dosennya juga akan berskala nasional. Dalam pandangan Menag, selama ini orang menggali ilmu-ilmu keislaman dari negara Timur Tengah. Sekarang ini, kita ingin menjadikan Indonesia sebagai model pendidikan Islam yang berskala dunia. 
“Dengan rendah hati, kita menawarkan diri bagi dunia, bahwa jika ingin mendalami ajaran islam, Indonesia sebagai opsi atau pilihan,” ujar Menag.
Sebenarnya, lanjut Menag, ini merupakan gagasan yang sudah cukup lama ada dibenak sebagian akademisi, tokoh masyarakat, tokoh muslim.  
Ketika, LHS, diberikan amanah sebagai Menteri Agama oleh Presdiden Jokowi-JK, gagasan itu digaungkan lagi, sehingga pemerintah mewujudkannya, dalam hal ini Kemenag sebagai penanggungjawab, dengan melibatkan orang luar juga, seperti ulama, kyai, guru besar islam dan juga kementerian terkait, seperti Kemenristek dan Dikti, Wamenlu, dan juga para ahli –ahli lainnya untuk kemudian membentuk task post, tim kerja yang teridiri dari beberapa gugus untuk membuat desain secara fisik dan non fisik juga naskah akademik dibawah koordinasi Dirjen Pendis Kemenag.
“Kita akan membuat Universitas berskala dunia, lebih pada research university, karena post graduate,” ujar Menag.
Ketika ditanya kapan realisasi Universitas tersebut, Menag menjawab berkeinginan lebih cepat. “Inginnya cepat, mudah-mudahan awal tahun depan sudah mulai terlihat sosoknya,” kata Menag.
Akan tetapi, ungkapnya, sejauh ini anggaran belum dibahas secara mendalam, yang jelas pemerintah ingin merefleksikan keindonesiaan, seperti bangunannnya tidak modern, harus bisa melambangkan keindonesiaanya, semisal bentuk bangunannya seperti rumah Minang, rumah adat Batak, Toraja, dan lain-lain, karena mimpi pemerintah universitas ini tidak hanya pusat keilmuaan, keislaman, tapi pusat peradaban yang mencerminkan keindonesiaan.
“Kita ingin menunjukkan kepada dunia, bagaimana Islam diterapkan (di Indonesia), yakni Islam yang moderat, rahmatan lil alamin, arif penuh kasih sayang. Kita harus merangkul, jangan memukul, kita harus mengajak, jangan mengejek. Kita harus ramah, jangan marah, para dai kita sering menyampaikan hal itu. Islam bisa duduk ditengah keragaman, bukan Islam yang merasa dirinya paling benar, memaksakan kehendak,” ucap Menag. 
“Intinya kita ingin memberikan kepada dunia bahwa Islam yang berkembang di Indonesia adalah Islam yang penuh toleransi,” imbuh Menag.(kemenag.go.id)

Subscribe to receive free email updates: