Sanlat di Masjid Baiturrahman Bambu Kuning Bojonggede
Ketika Lebaran sudah di depan mata. Ketika puasa hanya
menghitung hari saja. Dan, ketika orang-orang sedang sibuk-sibuknya membeli
baju baru. Ketika itu pula, Panitia Ramadhan Masjid Baiturrahman yang
bekerja-sama dengan Karang Taruna RW. 14 Perumahan Pondok Bambu Kuning
menggelar Sanlat.
"Semoga Sanlat yang benar-benar kilat ini mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh adik-adik meski waktunya hanya kurang dari tiga jam," ujar H. Djamaludin Ahmad, selaku Ketua DKM Masjid Baiturrahman saat membuka acara tersebut.
"Semoga Sanlat yang benar-benar kilat ini mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh adik-adik meski waktunya hanya kurang dari tiga jam," ujar H. Djamaludin Ahmad, selaku Ketua DKM Masjid Baiturrahman saat membuka acara tersebut.
Pada hari jumat (25/07/2014), sekitar 25 anak yang masih
bersekolah antara SD sampai SMP ini mengikuti kegiatan Sanlat di aula Masjid
Baiturrahman. Ini adalah sanlat kedua yang diadakan Panitia Ramadhan setelah
yang pertama diadakan di Villa Evergreen, Puncak, Cisarua, Bogor.
Acara tersebut dimulai ba'da Ashar. Sebelumnya para peserta
dikumpulkan terlebih dulu supaya bisa mengikuti sholat Ashar berjamaah.
"Sebenarnya kami ingin mengajarkan pada adik-adik supaya lebih dekat
dengan Masjid, dan tidak perlu ragu untuk main ke Masjid," ungkap Imam
Riyadi, selaku Ketua Pelaksana Sanlat.
Dipandu dengan dua Ustadz muda yang sering mengisi Tausyiah
di Masjid Baiturrahman, Ustadz Bayu dan Ustadz Ismail, para peserta Sanlat
diberi materi-materi layaknya sedang bermain tapi, tetap fokus pada
pembelajaran.
Ustadz Bayu mengisi materi pertama dengan beberapa permainan
yang sangat mendidik. Dalam permainan tersebut, tersirat makna yang dalam,
yaitu menjadi Hamba Allah SWT yang berprestasi. Lalu, di sesi kedua, Ustadz Ismail
mengisi materi dengan cerita-cerita yang tidak ada habisnya. Beliau membuka
sesi tersebut dengan kisah seorang anak soleh.
Antusiasme peserta Sanlat pun semakin menjadi saat Ustadz
Ismail mengisahkan Nabi Nuh yang dipadu-padankan cerita fabel. Dengan fabel,
anak-anak akan mudah menyerap dan mengimajinasikannya sendiri.
Sanlat pun ditutup dengan hafalan Nilna, salah seorang
peserta Sanlat yang sedang belajar menjadi Hafiz, membacakan surah An-Nam.
Keadaan menjadi hening sesaat ketika Nilna sedang membacakan surah itu. Dan,
seperti yang sempat diutarakan oleh Ustadz Bayu saat mengisi Kultum menjelang
Sholat Tarawih, "percayalah, ketika ada orang yang mampu menghafal
Al-Qur'an, niscaya lingkungannya akan jauh dari segala kemungkaran Allah SWT."