tag:blogger.com,1999:blog-56005983310944939012024-03-19T15:48:30.565+07:00BRNews.idMembangun Masyarakat Harmonisbrnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.comBlogger12037125tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-85987211674319730582024-03-16T11:57:00.002+07:002024-03-16T11:57:39.331+07:00RAMADHAN: MOMENTUM PERTAUBATAN NASIONAL<p><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH1B1k550iqVR6o2bS3S14UDIX1I6uyLWNvEMoX5tcgzFblwRz7ISPYzKzaUL7pY9OIU5ed4DQKna6kpSvhI_gUyS5h8C5Z6Iib0zEYrgPQjCBZNADHJTEZipdov2yww9PW1N14JUlQjNSQ9O5NYowNSM2MGUXsjPoH8zf7UKb2e0UpvY068ChBDVda7R0/s640/agus%20wahid.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH1B1k550iqVR6o2bS3S14UDIX1I6uyLWNvEMoX5tcgzFblwRz7ISPYzKzaUL7pY9OIU5ed4DQKna6kpSvhI_gUyS5h8C5Z6Iib0zEYrgPQjCBZNADHJTEZipdov2yww9PW1N14JUlQjNSQ9O5NYowNSM2MGUXsjPoH8zf7UKb2e0UpvY068ChBDVda7R0/s320/agus%20wahid.jpg" width="320" /></a></b></div><b>Oleh Agus Wahid</b><p></p><p>Disebut juga bulan maghfirah (ampunan). Itulah sebagian nama bulan suci Ramadhan. Lalu, apakah setiap diri – sebagai masyarakat muslim awam, kalangan tertentu seperti penyelenggara negara dan kaum elit lainnya – mau memanfaatkan peluang ampunan Allah itu? Jika memanfaatkannya, maka permohonan ampunnya – insya Allah – akan mengubah kondisi yang sangat fundamental dalam warna kebahagiaan. Pertaubatannya – dalam perspektif Islam – akan menjadikannya bersih dari gelimang dosa. Ia bagai “kain putih”. Dijanjikan masuk surga-Nya. Kini, bagaimana merefleksikan janji-Nya dalam tararan kehidupan bernegara, yang berarti ada di alam ini (dunia)?</p><p>Kesurgaan itu – dalam konteks kehidupan bernegara – adalah suasana nyaman-damai yang menampak dalam kehidupan bermasyarakat. Suasana itu terjadi karena kohesi masyarakat yang harmonis. Jauh dari panorama konflik vertikal-horisontal. Kondusifitas ini menjadi modal untuk tumbuh-kembangkan persatuan dan kemajuan. Itulah reward dari kemauannya memohon ampunannya. Bertaubat sungguh-sungguh (nashuha). Menyadari dosa dan kesalahannya kepada jutaan orang sebagai rakyat yang telah dirugikan hak-hak politiknya. Sebagai bentuk pertaubatan nashuha, berarti dirinya tidak mau mengulangi lagi perbuatan jahatnya kepada orang lain, apalagi berjumlah jutaan orang.</p><p>Sebuah refleksi penting dari pertaubatan nashuha di bulan Ramadlan kali ini adalah para penyelenggara negara dan pemilu (pilpres) mau menghentikan proses penghitungan suara secara riil yang penuh tricky dan manipulatif. Aparat keamanan dan ketertiban pun akan kembali menjalankan peran dan fungsinya sesuai Sapta Marga dan Bhayangkara. Menjadi alat negara, bukan alat kekausaan. Mahkamah Konstitusi (MK) pun akan mempersiapkan sikap dan pendirian hukum dalam kerangka penegakan hukum yang benar dan keadilan. </p><p>Karenanya, sebagai penyelenggara negara, mulai dari presiden dan jajaran ke bawahnya dan penyelenggara pemilu/pilpres akan lebih tergerak hatinya untuk menyetop proses penghitungan suara yang penuh manipulatif itu. Jika hal ini dilakukan, maka tak perlu menelan waktu lama untuk menghadirkan angka riil yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum, politik dan moral. Juga, akan mengurangi energi karena tak perlu mencari cara untuk memvalidasi keculasannya. Sementara, para saksi dari komponen pasangan calon (paslon) 01 dan 03, bahkan masyarakat ahli teknologi informasi terus mengawasi gerakan tricky KPU, termasuk BAWASLU yang “main mata” untuk kepentingan istana. Masyarakat sipil juga demikian intens mengawasi gelagat penyelenggara pemilu/pilpres yang cenderung tidak “waras” itu.</p><p>Yang menarik untuk kita catat lebih jauh, hasil koreksi secara introspektif (muhasabah) – dalam waktu singkat – akan meredakan ketegangan politik akibat ketidakpercayaan atas perhitungan riil yang kini masih berlangsung. Keredaan itu tidak hanya di arena KPU-BAWASLU, tapi wilayah parlemen pun akan kembali pada suasana kondusif. Bayang-bayang impeachment pun akan sirna dengan sendirinya. Maka, akan terjadi soft landing bagi Jokowi. Itulah “surga” dunia di Tanah Air ini yang dapat digapai dengan cepat karena kemauannya bertaubat. </p><p>Sebuah reungan, akankah para “pendosa” politik nasional tergerak untuk mau mengimplementasikan spirit Ramadlan dalam tataran duniawi itu? Sangat diragukan. Di satu sisi, para penyelenggara negara dan pemilu atau pilpres sudah terjangkiti pemahaman sekuleristik. Karenanya, mereka menilai “tak ada kaitannya antara Ramadlan dengan pemilu dan atau pilpres”. Karena pandangan sesat ini pula membuat perilakunya tak peduli saat mengambil hak orang lain (korupsi). Tak peduli dengan penghalalan segala cara dalam berpolitik (memanipulasi hasil) dan masa bodoh dengan sikap perselingkuhan dan persekongkolan politik yang jahat itu, padahal dirinya muslim. Karena pandangan dan perilaku sekuleristik itu pula, sebagian ahli hukum dan politisi senior yang notabene muslim tak lagi peduli atas pelecehan moral dan etika. </p><p>Pandangan dan perilaku sekuleristik itu sangat disayangkan. Karena, aktualisasi atau pengamalan ajaran beramadlan tidak hanya memenuhi dimensi vertikal-ukhrawiyah. Tapi, Ramadlan justru sarat dengan spiritualitas kebermanusiaan dan kebernegaraan di jagad raya duniawi ini. Sesungguhnya, spiritualitas Ramadhan bisa menjadi the driven factor untuk kemaslahatan dalam arti luas bagi kepentingan bangsa dan negara. Inilah dimensi rahmatan lil`alamin dari Ramadlan. Karunia Ramadlan bukan hanya untuk muslim-mukmin yang menjalankan ibadah Ramadlan. Yang tidak berpuasa atau kalangan nonmuslim pun terkucur nikmatnya.</p><p>Sekali lagi, ketika dirinya memohon ampunan kepada Allah, dimensinya bukan hanya bersifat transendental. Justru, bergunung dosa yang dilakukan akan diampui Allah jika dirinya memohon ampun kepada sesama manusia sebagai pihak yang dirugikan. Ini prasyarat mendasar. Permohonan ini – dalam bahasa lain – adalah permohonan maaf. Apakah mereka yang dirugikan hak-haknya mau memaafkan atas tindakan jutaan manipulasinya? Tidak semudah itu. Itulah sebabnya, kita saksikan gerakan massif di luar gedung parlemen. Juga, di dalam gedung parlemen sebagai representasi rakyat. Setidaknya, rakyat pengunjuk rasa yang berjumlah jutaan orang, meski sebagian mereka tak hadir secara on the spot di tengah arena KPU-BAWASLU. Kekecewaannya pun ditransformasikan secara formal dengan mendorong dilakukannya penggunaan hak angket.</p><p>Akhir kata, kita bisa mencatat substansi, jika penyelenggara negara dan pemilu/pilpres terpanggil untuk mengartikulasikan spiritualitas Ramadlan, akan segera selesai persoalan politik yang kini sedang meradang. Inilah Ramadlan yang perlu dijadikan momentum pertaubatan nasional. Harus diawali dari pengendali utama negara (presiden). Jika ia muslim sejati dan takut kepada Allah yang Maha Digdaya, ia akan menjadikan Ramadlan sebagai pijakan menyelesaikan krisis kenegaraan ini. Sebuah momentum.</p><p>Akankah dimanfaatkan momentum itu? Jika memang tetap a priori karena ambisiusitasnya, berarti Allah memang tidak memberikan hidayah. Sangat boleh jadi, Dia tetap membiarkan arogansi itu sebagai istijradnya. Tapi, Allah tak pernah rela menyaksikan kedzaliman di muka bumi ini. Boleh jadi, kaum lemah di Tanah Air ini, dalam era modern ini, akan menyaksikan nasib seperti Fir`aun yang karam di tengah Laut Merah saat mengejar Nabi Musa dan para pengikutnya. Atau, seperti Raja Namrud yang bertahun-tahun menjedorkan kepalanya karena sakitnya yang tak tertahan akibat lalat yang masuk ke rongga kepalanya. </p><p>Atau – dalam era modern – kita saksikan derita Kemal Atatruk yang melepuh seluruh anggota badannya. Selama sekitar tujuh tahun dibiarkan telentang di bawah terik matahari karena bumi tak mau menerimanya saat mau dikuburnya. Atau, bahkan Ariel Sharon yang begitu pedih balasannya. Selama tujuh tahun dalam kondisi koma dan bagian kepalanya “disantap” ribuan belatung. Dalam komanya, sekitarnya menyaksikan sang pembantai ribuan warga Palestina terlihat tenang. Tapi, sesungguhnya dalam sakaratul maut yang pasti sangat pedih siksaan-Nya. Let`s see. Na`udzubillah min dzalik.</p><p>Bekasi, 12 Maret 2024</p><p>Penulis: analis politik</p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-88920763679252934862024-03-16T11:53:00.003+07:002024-03-16T11:53:40.600+07:00TAFSIR : Al-Qur'an surah 7-8, Pembagian Harta Warisan<p> </p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaEbfZMF5kyxagXNE7qEYFNHUGbv0d2gNpnJy4KGVbVxM6lNdyljqsr6dhQ_-F3eaE6ay1HRG1CrzdrAJ-TQdMGKa8XYIE-JvW1f7AiGmDiRuS98X_zi2W9mGsUguwN7eUQJK7nwSnx4DTL4mRaYTyzQEM0ziuiAWisHabiaUqKu3a_2o4oGJ1fWTdK8Ls/s192/al-quran%202.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaEbfZMF5kyxagXNE7qEYFNHUGbv0d2gNpnJy4KGVbVxM6lNdyljqsr6dhQ_-F3eaE6ay1HRG1CrzdrAJ-TQdMGKa8XYIE-JvW1f7AiGmDiRuS98X_zi2W9mGsUguwN7eUQJK7nwSnx4DTL4mRaYTyzQEM0ziuiAWisHabiaUqKu3a_2o4oGJ1fWTdK8Ls/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div> <span face="Arial, sans-serif" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline; float: none; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Tafsir Imam Ibnu Katsir al-Qur'an surah 7-8</span><br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px; orphans: 2; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><p></p><p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: normal; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: normal; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: normal; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: inherit; margin: 1.5em 0px; orphans: 2; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></p><div class="WordSection1" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: normal; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: normal; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: normal; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 400; height: auto; letter-spacing: normal; line-height: inherit; margin: 0px; orphans: 2; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">لِلرِّجالِ
نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوالِدانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّساءِ نَصِيبٌ
مِمَّا تَرَكَ الْوالِدانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ
كَثُرَ نَصِيباً مَفْرُوضاً (7) وَإِذا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُوا
الْقُرْبى وَالْيَتامى وَالْمَساكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ وَقُولُوا
لَهُمْ قَوْلاً مَعْرُوفاً</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important" style="border: 0px; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bagi
laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan
kerabatnya, dan bagi wania ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan
ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang
telah ditetapkan. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak
yatim, dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadamya)
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.</span></i><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></p><div class="google-auto-placed ap_container" style="border: 0px; clear: both; font: inherit; height: auto; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 653px;"><ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-9877397869285046" data-ad-format="auto" data-ad-status="unfilled" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; border: 0px; display: block; font: inherit; height: 280px; margin: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div aria-label="Advertisement" id="aswift_3_host" style="background-color: transparent; border: medium; display: inline-block; font: inherit; height: 280px; margin: 0px; overflow: visible; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 653px;" tabindex="0" title="Advertisement"></div></ins></div><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sa'id
ibnu Jubair dan Qatadah mengatakan bahwa dahulu orang-orang musyrik
memberikan hartanya kepada anak-anaknya yang besar-besar saja, dan
mereka tidak mewariskannya kepada wanita dan anak-anak. Maka Allah
Subhanahu wa Ta'ala menurunkan firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya</i>. (An-Nisa: 7), hingga akhir ayat.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Yaitu
semuanya sama dalam hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala Mereka mempunyai
hak waris, sekalipun terdapat perbedaan menurut bagian-bagian yang
ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi masing-masing dari mereka
sesuai dengan kedudukan kekerabatan mereka dengan si mayat, atau
hubungan suami istri, atau hubungan <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-wala</i>. Karena sesungguhnya hubungan <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">wala</i> itu merupakan daging yang kedudukannya sama dengan daging yang senasab.</p><div class="google-auto-placed ap_container" style="border: 0px; clear: both; font: inherit; height: auto; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 653px;"><ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-9877397869285046" data-ad-format="auto" data-ad-status="unfilled" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; border: 0px; display: block; font: inherit; height: 0px; margin: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div aria-label="Advertisement" id="aswift_4_host" style="background-color: transparent; border: medium; display: inline-block; font: inherit; height: 0px; margin: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 653px;" tabindex="0" title="Advertisement"></div></ins></div><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ibnu
Murdawaih meriwayatkan dari jalur Ibnu Hirasah. dari Sufyan As-Sauri,
dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil. dari Jabir yang menceritakan
bahwa Ummu Kahhah datang nienghadap Rasulullah Shallallahu'alaihi
Wasallam, lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai
dua orang anak perempuan yang bapaknya telah mati, sedangkan keduanya
tidak memperoleh warisan apa pun (dari ayahnya)." Maka Allah Subhanahu
Wa Ta'ala menurunkan firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabat</i>. (An-Nisa: 7), hingga akhir ayat.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hadis ini akan diterangkan nanti dalam pembahasan kedua ayat tentang pembagian warisan.</p><p align="center" style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">***********</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat.</i> (An-Nisa: 8)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Menurut
suatu pendapat makna yang dimaksud ialah apabila di saat pembagian
warisan dihadiri oleh kaum kerabat yang bukan dari kalangan ahli waris.</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">أُولُو الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">anak yatim dan orang miskin</i>. (An-Nisa: 8)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Maka
hendaklah mereka diberi bagian sekadarnya sebagai persen. Sesungguhnya
hal tersebut pada permulaan Islam diwajibkan. Menurut pendapat yang lain
adalah sunat. Para ulama berselisih pendapat, apakah hal ini dimansukh
ataukah tidak; ada dua pendapat mengenainya.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Imam
Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Humaid,
telah menceritakan kepada kami Abdullah Al-Asyja'i, dari Sufyan, dari
Asy-Syaibani, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan ayat ini.
Dikatakan bahwa ayat ini <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">muhkamah</i> dan tidak dimansukh. Pendapat Imam Bukhari ini diikuti oleh Sa'id yang meriwayatkannya juga dari Ibnu Abbas.</p><div class="google-auto-placed ap_container" style="border: 0px; clear: both; font: inherit; height: auto; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 653px;"><ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-9877397869285046" data-ad-format="auto" data-ad-status="unfilled" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; border: 0px; display: block; font: inherit; height: 0px; margin: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div aria-label="Advertisement" id="aswift_5_host" style="background-color: transparent; border: medium; display: inline-block; font: inherit; height: 0px; margin: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 653px;" tabindex="0" title="Advertisement"></div></ins></div><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ibnu
Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah
menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepada kami Abbad
ibnul Awwam, dari Al-Hajjaj, dari Al-Hakam, dari Miqsam, dari Ibnu
Abbas yang mengatakan bahwa ayat ini masih tetap berlaku dan dipakai.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">As-Sauri
meriwayatkan dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid sehubungan dengan ayat
ini, bahwa pemberian tersebut hukumnya wajib atas ahli waris si mayat
dalam jumlah yang disetujui oleh mereka dan mereka rela memberikannya.
Hal yang sama diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Abu Musa, Abdur Rahman ibnu
Abu Bakar, Abul Aliyah, Asy-Sya'bi, dan Al-Hasan.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ibnu
Sirin, Sa'id ibnu Jubair, Makhul, Ibrahim An-Nakha'i. Ata ibnu Abu
Rabah, Az-Zuhri, dan Yahya ibnu Ya'mur mengatakan bahwa pemberian
tersebut hukumnya wajib.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ibnu
Abu Hatim meriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Asyaj. dari Ismail ibnu
Ulayyah, dari Yunus ibnu Ubaid, dari Ibnu Sirin mengatakan bahwa Ubaidah
mengurus suatu wasiat; ia memerintahkan agar didatangkan seekor
kambing, lalu kambing itu disembelih, kemudian ia memberi makan
orang-orang yang disebutkan dalam hadis ini, lalu berkata, "Seandainya
tidak ada ayat ini, niscaya biayanya diambil dari hartaku."</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Imam
Malik dalam suatu riwayat yang ia ketengahkan di kitab tafsir—bagian
dari satu juz—yang terhimpun dalam muwatha mengatakan bahwa urwah pernah
memberi orang-orang dari harta Mus'ab ketika ia membagikan harta
(yang ditinggalkan)nya.</p><div class="google-auto-placed ap_container" style="border: 0px; clear: both; font: inherit; height: auto; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 653px;"><ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-9877397869285046" data-ad-format="auto" data-ad-status="unfilled" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; border: 0px; display: block; font: inherit; height: 0px; margin: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div aria-label="Advertisement" id="aswift_6_host" style="background-color: transparent; border: medium; display: inline-block; font: inherit; height: 0px; margin: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 653px;" tabindex="0" title="Advertisement"></div></ins></div><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Az-Zuhri
mengatakan bahwa ayat ini muhkam. Telah diriwayatkan dari Abdul Karim,
dari Mujahid yang mengatakan bahwa pemberian tersebut suatu hak yang
wajib dalam batas yang disetujui oleh orang-orang yang bersangkutan.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><u style="border: 0px; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Alasan
orang-orang yang berpendapat bahwa pemberian bagian tersebut merupakan
perintah wasiat yang ditujukan kepada mereka yang bersangkutan.</u></i></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Abdur
Razzaq mengatakan. telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, telah
menceritakan kepadaku Ibnu Abu Mulaikah, bahwa Asma binti Abdur Rahman
ibnu Abu Bakar As-Siddiq dan Al-Qasim ibnu Muhammad; keduanya telah
menceritakan kepadanya bahwa Abdullah ibnu Abdur Rahman ibnu Abu Bakar
pernah membagikan harta warisan ayahnya (yaitu Abdur Rahman) yang saat
itu Siti Aisyah masih hidup. Selanjutnya Abdullah tidak membiarkan
seorang miskin pun, tidak pula seorang kerabat, melainkan diberinya
bagian dari harta peninggalan ayahnya. Lalu keduanya membacakan firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat. </i>(An-Nisa:
8) Al-Qasim mengatakan bahwa lalu aku ceritakan hal tersebut kepada
Ibnu Abbas, maka ia berkata, "Kurang tepat, sebenarnya dia tidak usah
melakukan hal itu. Sesungguhnya hal itu hanyalah berdasarkan wasiat, dan
ayat ini hanyalah berkenaan dengan wasiat yang dikehendaki oleh si
mayat buat mereka." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><u style="border: 0px; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Alasan orang yang berpendapat bahwa ayat ini dimansukh secara keseluruhan</u></i>.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sufyan
As-Sauri meriwayatkan dari Muhammad ibnus Saib Al-Kalbi, dari Abu
Saleh, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu yang mengatakan sehubungan
dengan firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir</i>. (An-Nisa: 8), hingga akhir ayat. Bahwa ayat ini dimansukh.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ismail
ibnu Muslim Al-Makki meriwayatkan dari Qatadah, dari Ikrimah. dari Ibnu
Abbas yang mengatakan sehubungan dengan ayat berikut. yaitu
firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat</i>. (An-Nisa: 8) Bahwa ayat ini dimansukh oleh ayat sesudahnya, yaitu oleh firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Allah mensyariatkan bagi kalian tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anak kalian</i>. (An-Nisa: 11)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu sehubungan dengan ini, yaitu firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat</i>.
(An-Nisa: 8) Hal ini berlaku sebelum turunnya ayat tentang
bagian-bagian tertentu dalam harta pusaka. Sesudah itu Allah menurunkan
ayat bagian-bagian tertentu dan memberikan kepada ahli waris haknya.
kemudian sedekah diadakan menurut apa yang disebutkan oleh si mayat
(sewaktu masih hidupnya). Semua itu diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih.</p><div class="google-auto-placed ap_container" style="border: 0px; clear: both; font: inherit; height: auto; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 653px;"><ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-9877397869285046" data-ad-format="auto" data-ad-status="unfilled" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; border: 0px; display: block; font: inherit; height: 0px; margin: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div aria-label="Advertisement" id="aswift_7_host" style="background-color: transparent; border: medium; display: inline-block; font: inherit; height: 0px; margin: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 653px;" tabindex="0" title="Advertisement"></div></ins></div><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ibnu
Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu
Muhammad ibnus Sabah. Telah menceritakan kepada kami Hajaj. dari Ibnu
Juraij dan Usman ibnu Ati. Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir anak yatim dan orang miskin</i>.
(An-Nisa: 8) Ayat ini dimansukh oleh ayat tentang pembagian harta
pusaka. Maka Allah menjadikan bagi setiap ahli waris bagiannya yang
tertentu dari harta peninggalan ibu bapaknya dan kaum kerabatnya, ada
yang men-dapat sedikit dan ada yang mendapat banyak.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Telah
menceritakan kepada kami Usaid ibnu Asim, telah menceritakan kepada
kami Sa'id ibnu Amir, dari Hammam, dari Qatadah. dari Sa'id ibnul
Musayyab; ia pernah mengatakan bahwa ayat ini telah dimansukh. Sebelum
ada ayat yang nicnentukan bagian-bagian tertentu bagi ahli waris. harta
peninggaian seorang Lelaki sebagian darinya diberikan kepada anak yatim,
orang fakir miskin, dan kaum kerabat apabila mereka menghadiri
pembagiannya. Selanjutnya dimansukh oleh ayat yang menentukan
bagian-bagian tertentu bagi ahli waris, maka Allah menetapkan bagi
tiap-tiap ahli waris liak yang didapatnya. Wasiat diambil dari sebagian
harta peninggalan si mayat yang ia wasiatkan buat kaum kerabat yang
dikehendakinya.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Malik
meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab yang mengatakan
bahwa ayat ini telah dimansukh oleh ayat mawaris dan ayat mengenai
wasiat.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hal
yang sama diriwayatkan dari Ikrimah, Abusy Sya'sa, Al-Qasim ibnu
Muhammad, Abu Saleh dan Abu Malik, juga oleh Zaid ibnu Aslam, Ad-Dahhak,
Ata Al-Khurrasani, Muqatil ibnu Hayyan, dan Rabi'ah ibnu Abu Abdur
Rahman. Disebutkan bahwa mereka mengatakan ayat ini telah dimansukh.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hal ini merupakan mazhab jumhur ulama fiqih, Imam yang empat dan para pengikutnya masing-masing.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sehubungan
dengan masalah ini Ibnu Jarir memilih suatu pendapat yang aneh sekali.
Kesimpulannya menyatakan bahwa makna ayat menurutnya ialah: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir</i>. (An-Nisa: 8) Yakni apabila pembagian harta wasiat itu dihadiri oleh kaum kerabat mayat: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">maka berilah mereka dari harta itu, dan ucapkanlah oleh kalian</i>. (An-Nisa: 8) Kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin bila mereka menghadirinya. <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">perkataan yang benar.</i> (An-Nisa: 8)</p><div class="google-auto-placed ap_container" style="border: 0px; clear: both; font: inherit; height: auto; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 653px;"><ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-9877397869285046" data-ad-format="auto" data-ad-status="unfilled" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; border: 0px; display: block; font: inherit; height: 0px; margin: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div aria-label="Advertisement" id="aswift_8_host" style="background-color: transparent; border: medium; display: inline-block; font: inherit; height: 0px; margin: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 653px;" tabindex="0" title="Advertisement"></div></ins></div><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Demikianlah makna yang disimpulkan oleh Ibnu Jarir sesudah pembicaraan yang bertele-tele dan berulang-ulang.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: <i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir.</i> (An-Nisa: 8) Yaitu pembagian warisan.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Demikianlah
yang dikatakan bukan hanya seorang ulama, dan makna inilah yang dinilai
benar, bukan seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir tadi.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Makna
yang dimaksud ialah apabila dalam pembagian tersebut hadir orang-orang
fakir dari kerabat si mayat, yaitu mereka yang tidak mempunyai hak
waris, serta hadir pula orang-orane miskin, anak-anak yatim, sedangkan
harta peninggalan yang ditinggalkan melimpah jumlahnya. Maka akan timbul
keinginan untuk mendapatkan sesuatu dari harta tersebut. Bila mereka
melihat yang ini menerima dan yang itu menerima warisan, sedangkan
mereka tidak mempunyai harapan untuk mendapatkan seperti apa yang mereka
terima. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Pengasih dan
Penyayang memerintahkan agar diberikan kepada mereka. Suatu pemberian
dari harta warisan tersebut dalam jumlah yang sekadamya, sebagai sedekah
buat mereka, dan sebagai kebaikan serta silaturahmi kepada mereka,
sekaligus untuk menghapuskan ketidakberdayaan mereka. Seperti pengertian
yang terkandung di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصادِهِ</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya kepada fakir miskin).</i> (Al-An'am: 141)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Allah
Subhanahu wa Ta'ala mencela orang-orang yang mengangkut harta dengan
sembunyi-sembunyi agar tidak kelihatan oleh orang-orang yang miskin dan
orang-orang yang berhajat kepadanya. Seperti yang diberitakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala tentang para pemilik kebun. yaitu melalui
firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّها مُصْبِحِينَ</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari.</i> (Al-Qalam: 17)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Makna yang dimaksud ialah di malam hari.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">فَانْطَلَقُوا وَهُمْ يَتَخافَتُونَ أَنْ لَا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِسْكِينٌ</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Maka pergilah mereka seraya saling berbisik-bisik.”Pada hari ini janganlah ada seorang miskin masuk ke dalam kebun kalian</i>." (Al-Qalam: 23-24)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Maka sebagai akibatnya mereka dibinasakan, seperti yang dinyatakan di dalam firman-Nya yang lain, yaitu:</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكافِرِينَ أَمْثالُها</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Allah telah. rnenimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.</i> (Muhammad: 10)</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Barang
siapa yang ingkar terhadap hak Allah, niscaya Allah akan menghukumnya
dengan rnenimpakan malapetaka terhadap barang milik yang paling
disayanginya. Karena itulah maka disebutkan di dalam sebuah hadis:</p><p dir="rtl" style="border: 0px; direction: rtl; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: 18pt; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: 31.7376px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">«مَا خَالَطَتِ الصَّدَقَةُ مَالًا إِلَّا أَفْسَدَتْهُ»</span></b></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tidak sekali-kali harta zakat mencampuri suatu harta, melainkan ia pasti merusaknya.</i></p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dengan kata lain, tidak menunaikan zakat merupakan penyebab bagi ludesnya harta tersebut secara keseluruhan.</p><p style="border: 0px; font: inherit; margin: 1.5em 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">#Imam Ibnu Katsir | Tafsir Ibnu Katsir</p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-57765114005615819232024-03-14T14:54:00.014+07:002024-03-16T11:46:26.414+07:00TAFSIR : Surah An-Nisa Ayat 9-10, Ingatlah Nasib Keturunan Kita<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqJcaARPu7JILw7QvxK61X2w9QfYDR_ehwAwVetFty92Hs-lSewXbcwV-NmDTQ2tatVILyC68MSYMC1v4DGP1dEci_1ljAbpbvJi3ilweY58BMyv1UrVv3mQyKgDQnXdzsh27-PtiSQqZZttaJXwK6yV1RcZ7E_nRsJtaQVixfXihs1z6ipFslapigqguh/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqJcaARPu7JILw7QvxK61X2w9QfYDR_ehwAwVetFty92Hs-lSewXbcwV-NmDTQ2tatVILyC68MSYMC1v4DGP1dEci_1ljAbpbvJi3ilweY58BMyv1UrVv3mQyKgDQnXdzsh27-PtiSQqZZttaJXwK6yV1RcZ7E_nRsJtaQVixfXihs1z6ipFslapigqguh/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div>Tafsir Ibnu Katsir al-Qur'an surah An-Nisa ayat 9-10<p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;"> وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعافاً خافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً (9) إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوالَ الْيَتامى ظُلْماً إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً (10)</span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah. yang mereka khawatir ter-adap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Sesurgguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala</span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important"> (neraka).</span></p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ</span></b></p><p><i>Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka</i>. (An-Nisa: 9), hingga akhir ayat.</p><p>Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki yang sedang rnenjelang ajalnya, lalu kedengaran oleh seorang lelaki bahwa dia mengucapkan suatu wasiat yang menimbulkan mudarat terhadap ahli warisnya. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada orang yang mendengar wasiat tersebut. hendaknya ia bertakwa kepada Allah, membimbing si sakit serta meluruskannya ke jalan yang benar. Hendaknya si sakit memandang kepada keadaan para ahli warisnya. sebagaimana diwajibkan baginya berbuat sesuatu untuk ahli warisnya, bila dikhawatirkan mereka akan terlunta-lunta.</p><p>Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Di dalam sebuah hadis dalam kitab Sahihain disebutkan seperti berikut:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم لَمَّا دَخَلَ عَلَى سَعْد بْنِ أَبِي وَقَاصٍّ يَعُودُهُ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي ذُو مَالٍ وَلَا يَرِثُنِي إِلَّا ابْنَةً، أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي؟ قَالَ: "لَا". قَالَ: فالشَّطْر؟ قَالَ: "لَا". قَالَ: فَالثُّلُثُ؟ قَالَ: "الثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ". ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إنك أن تَذر وَرَثَتَك أغنياء خَيْر من أَنْ تَذَرَهم عَالةً يتكَفَّفُون النَّاسَ"</span></b></p><p>Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam masuk ke dalam rumah Sa’d ibnu Abu Waqqas dalam rangka menjenguknya, maka Sa'd bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan tidak ada orang yang mewarisiku kecuali hanya seorang anak perempuan. Maka bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?" Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam menjawab, <i>"Tidak boleh</i>." Sa'd bertanya.”Bagaimana kalau dengan separonya?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, "<i>Jangan."</i> Sa'd bertanya, "Bagaimana kalau sepertiganya?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, "<i>Sepertiganya suda</i><i>h cukup banyak</i>." Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: <i>Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik daripada kamu membiarkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta kepada orang.</i></p><p>Di dalam kitab sahih dari Ibnu Abbas mengatakan,</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">لَوْ أَنَّ النَّاسَ غَضّوا مِنَ الثُّلُثِ إِلَى الرُّبُعِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ"</span></b></p><p>"Seandainya orang-orang menurunkan dari sepertiga ke seperempat, maka sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, <i>'Sepertiganya sudah cukup banyak'</i>."</p><p>Para ahli fiqih mengatakan, "Jika ahli waris si mayat adalah orang-orang yang berkecukupan, maka si mayat disunatkan berwasiat sebanyak sepertiga dari hartanya secara penuh. Jika ahli warisnya adalah orang-orang yang miskin. maka wasiatnya kurang dari sepertiga."</p><p>Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud oleh ayat ialah takutlah kalian kepada Allah dalam memegang harta anak-anak yatim.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">وَلا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَنْ يَكْبَرُوا</span></b></p><p><i>Dan janganlah kalian makan harta anak yatim lebih dari batas keperluan dan (janganlah kalian) tergesa-gesa (membelanjakannya).</i> (An-Nisa: 6)</p><p>Demikianlah menurut yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui jalur Al-Aufi dari Ibnu Abbas. Hal ini merupakan pendapat yang baik lagi mengukuhkan makna ancaman yang terdapat dalam ayat berikutnya sehubungan dengan memakan harta anak-anak yatim secara aniaya.</p><p>Dengan kata lain, sebagaimana kamu menginginkan bila keturunanmu sesudahmu diperlakukan dengan baik, maka perlakukanlah keturunan orang lain dengan perlakuan yang baik bila kamu memelihara mereka.</p><p>Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan kepada mereka bahwa orang yang memakan harta anak-anak yatim secara aniaya, sesungguhnya ia memakan api sepenuh perutnya. Karena itulah maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا</span></b></p><p><i>Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara aniaya, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).</i> (An-Nisa: 10)</p><p>Bila mereka makan harta anak yatim tanpa alasan yang dibenarkan. sesungguhnya yang mereka makan itu adalah api yang menyala-nyala di dalam perut mereka di hari kiamat kelak.</p><p>Di dalam kitab Sahihain melalui hadis Sulaiman ibnu Bilal.dari Saur ibnu Zaid, dari Salim Abul Gais, dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">«اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: «الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ»</span></b></p><p><i>"Jauhilah oleh kalian tujuh macam dosa yang membinasakan." Ditanyakan, "Apa sajakah dosa-dosa itu, wahai Rasulullah?" Beliau Shalallahu'alaihi Wasallam menjawab, "Mempersekutukan Allah. Sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, menuduh berzina wanita-wanita mukmin yang memelihara kehormatannya yang sedang lalai</i>."</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا عُبَيْدَةُ أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ الصَّمَدِ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ العمِّى، حدثنا أبو هاروي</span></b><b><span dir="ltr" style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;"> </span></b><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">العَبْدي عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قُلْنَا: يا رسول الله، ما رأيت</span></b><b><span dir="ltr" style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;"> </span></b><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">لَيْلَةَ أُسَرِيَ بِكَ؟ قَالَ: "انطَلَق بِي إِلَى خَلْقٍ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ كَثِيرٍ، رِجَال، كُلُّ رَجُلٍ لَهُ مِشْفَران كَمِشْفَرَيِ الْبَعِيرِ، وَهُوَ موَكَّل بِهِمْ رِجَالٌ يَفُكُّونَ لِحَاءَ أَحَدِهِمْ، ثُمَّ يُجَاءُ بِصَخْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَتُقْذَف فِي فِي أَحَدِهِمْ حَتَّى يَخْرُجَ مِنْ أَسْفَلِهِ وَلَهُمْ خُوار وصُرَاخ. قُلْتُ يَا جِبْرِيلُ، مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وسَيَصْلَوْن سَعِيرًا".</span></b></p><p>Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ubaidah, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abdus Samad Al-Ama, telah menceritakan kepada kami Abu Harun Al-Abdi, dari Abu Said Al-Khudri yang mengatakan bahwa kami pernah bertanya.”Wahai Rasulullah, apa sajakah yang telah engkau lihat sewaktu engkau melakukan isra?" Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, <i>"Aku dibawa ke arah sekumpulan makhluk Allah yang jumlahnya banyak, semuanya terdiri atas kaum laki-laki. </i><i>Masing-masing dari mereka memegang sebuah pisau besar seperti yang digunakan untuk menyembelih unta. Mereka ditugaskan untuk menyiksa sejumlah orang yang terdiri atas kaum laki-laki. Mulut seseorang dari mereka dibedah, lalu didatangkan sebuah batu besar dari neraka, kemudian dimasukkan ke dalam mulut seseorang di antara mereka hingga batu besar itu keluar dari bagian bawahnya, sedangkan mereka menjerit dan menggeram (karena sakit yang sangat). Lalu aku bertanya. 'Hai Jibril. siapakah mereka? Jibril menjawab: 'Mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara aniaya, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)'."</i></p><p>As-Saddi mengatakan bahwa di hari kiamat kelak pemakan harta anak yatim dibangkitkan, sedangkan dari mulut dan telinganya, kedua lubang hidung dan kedua matanya keluar api; setiap orang yang melihatnya mengetahui bahwa dia adalah pemakan harta anak yatim.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">قَالَ أَبُو بَكْرِ ابْنُ مَرْدَوَيْهِ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَير، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ الْمُنْذِرِ، عَنْ نَافِعِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ؛ أَنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْقَوْمُ مِنْ قُبُورِهِمْ تَأَجَّج أَفْوَاهُهُمْ نَارًا" قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: "أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ قَالَ: {إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا [إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا] } الْآيَةَ.</span></b></p><p>Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Ziad ibnul Munzir, dari Nafi' ibnul Haris, dari Abu Barzah, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Dibangkitkan di hari kiamat suatu kaum dari kuburan mereka, sedangkan dari mulut mereka keluar api yang menyala-nyala. </i>Ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka?" Beliau bersabda, "Tidakkah kamu membaca firman-Nya yang mengatakan: <i>'Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim'</i> (An-Nisa: 101. hingga akhir ayat."</p><p>Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari ibnu Makram. Ibnu Hibban mengetengahkannya di dalam kitab sahih-nya, dari Ahmad ibnu Ali ibnul Musanna, dari Uqbah ibnu Makram.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 31.7376px;">قَالَ ابْنُ مَردويه: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جعفر، أحمد بْنُ عِصَامٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَبْدِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ المقبرِيّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أُحَرِّجُ مَالَ الضَّعِيفيْن: الْمَرْأَةِ وَالْيَتِيمِ"</span></b></p><p>Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam, telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Abdi telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja’far Az-Zuhri Muhammad, dari Al-Maqbari, dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Aku enggan terhadap harta dua orang yang lemah, yaitu wanita dan anak yatim</i>.</p><p>Makna yang dimaksud ialah 'aku berwasiat kepada kalian agar menjauhi harta kedua orang tersebut'.</p><p>Telah diketengahkan di dalam surat Al-Baqarah sebuah asar melalui jalur Ata ibnus Saib, dari Sa'id ibnu Jubair. dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: <i>Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara aniaya</i>. (An-Nisa: 10), hingga akhir ayat. Maka berangkatlah orang-orang yang di dalam pemeliharaannya terdapat anak yatim, lalu ia memisahkan makanannya dengan makanan anak yatimnya. begitu pula antara minumannya dengan minuman anak yatimnya. sehingga akibatnya ada sesuatu dari makanan itu yang lebih tetapi makanan tersebut disimpan buat si anak yatim hingga si anak yatim memakannya atau makanan menjadi basi. Maka hal tersebut terasa amat berat bagi mereka, lalu mereka menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam Maka Allah menurunkan firman-Nya: <i>Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim, katakanlah mengurus urusan mereka secara patut adalah baik</i>." (Al-Baqarah: 220), hingga akhir ayat. Maka mereka kembali mencampurkan makanan dan minurnan mereka dengan makanan dan minurnan anak-anak yatimnya.</p><p>#Imam Ibnu Katsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-78191864492282678312024-03-05T08:28:00.004+07:002024-03-16T11:59:40.942+07:00GIGIH BELA KECURANGAN<p><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwxUnnxjAxF_2ICLX0vRQhsWCmg_d5hIwXraNQ5EiJ0o2swYnmjl7uv3PCb1y5EcQdIyAmm0mFWgISbufZXDAxNsPF5CmxDw6x2zL2DSFVngEiEqjIycZOcaAsgtHD53ZxNxTCaOOR5V4zkAc3beo2sHlq_gA6hk221OYmhIU2R1G39BmyLNEGxNHvfP7c/s640/agus%20wahid.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwxUnnxjAxF_2ICLX0vRQhsWCmg_d5hIwXraNQ5EiJ0o2swYnmjl7uv3PCb1y5EcQdIyAmm0mFWgISbufZXDAxNsPF5CmxDw6x2zL2DSFVngEiEqjIycZOcaAsgtHD53ZxNxTCaOOR5V4zkAc3beo2sHlq_gA6hk221OYmhIU2R1G39BmyLNEGxNHvfP7c/s320/agus%20wahid.jpg" width="320" /></a></b></div><b>Oleh Agus Wahid</b><p></p><p>Menarik untuk kita cermati. Itulah kondisi sebagian manusia negeri Wakanda yang begitu gigih membela kecurangan. Bagaimana pandangan moral, hukum dan agama? Lalu, apa yang mendorongnya begitu gigih membela kecurangan?</p><p>Di manapun di jagad raya ini, kecurangan merupakan tindakan tercela. Merugikan pihak lain, secara langsung atau tidak. Sifatnya bisa individual, atau massal dalam jumlah tak tebatas. Tergantung kasusnya. Dalam kasus pemilihan presiden (pilpres), kecurangan jelas merugikan jutaan orang, sesuai jumlah penduduk dan pemilih di suatu negara. Mereka telah mencurahkan tenaga, pikiran, waktu bahkan keluarkan finansial yang tidak kecil. </p><p>Dalam konteks kenegaraan, kecurangan sejatinya menghancurkan sendi-sendi bernegara. Politik, hukum, bahkan budaya terkena imbas destruktif. Salah satunya, persatuan nasional terancam. Aturan kebergaraan benar-benar dirusak secara sistemik atau dipandang sepi. Yang berlaku, yang kuat itulah pengendali. Maka, yang kita saksikan adalah tiranisme dan absolutisme atau autoriterianisme, bahkan lebih jauh dari itu: diktatorisme atau mobocratie. </p><p>Dalam konteks sosial-politik, kecurangan mendorong ketidakpercayaan publik secara massif-ekstensif. Hal ini menjadi pendulum atau jalan bagi gerakan sosial yang massif. Karakter gerakannya alami, tanpa komando. Fitrah. Dan hal ini berpotensi besar terjadinya anarkisme yang meluas. Itulah sebabnya, tindakan kecurangan sungguh mencederai moralitas mulia, bagi diri individu, atau entitas masyarakat dan negara.</p><p>Sekali lagi, praktik kecurangan apalagi terstruktur, sistemik dan massif (TSM) benar-benar menempatkan moralitas atau etika dipandang sebagai sampah. Tak ada guna lagi dalam panggung politik kontestasi pilpres. Para aktornya – meski seorang ilmuan dan agamawan, bahkan senior prajurit – sudah tak menghiraukan lagi nilai-nilai moral dan etika itu. Mereka tak malu lagi dicap sebagai seorang amoral, perusak demokrasi, bahkan pengkhianat reformasi. Seolah telah pindah lingkungan lain yang tidak lagi berhadapan dengan entitas manusia. Orang-orang lain dipandang sebagai pepohonan dan atau binatang, atau makhluk halus (jin, syetan-iblis).</p><p>Sungguh tak habis pikir. Dibilang sehat akalnya, tapi hilang nuraninya. Tak punya rasa untuk menilai kebenaran yang menampak jelas, setidaknya menurut kacamata norma yang hidup di masyarakat. Dengan kemampuan ilmu dan atau pengetahuan yang dimiliki, ia atau mereka berkilah untuk mempertahankan alibinya. Intinya, tetap membenarkan tindakan curangnya, padahal ribuan data faktual berseliweran di media sosial dan tersimpan di pasangan calon (paslon) masing-masing. Pembenarannya dapat kita tatap pada keberatannya atau berusaha menolak penggunaan hak angket DPR RI, padahal proporsinya konstitusional. </p><p>Maka, secara mental, publik layak mempertanyakan, WARASKAH para pembela kecurangan itu, apalagi begitu gigihnya? Masihkah berani mendengakkan wajahnya ketika tetap mempertahankan sikap dan pandangannya, padahal dirinya ahli hukum papan atas? Benar-benar telah hilang imannya, karena salah satu anasir manusia beriman adalah malu berbuat jahat, apalagi berpengaruh negatif bagi jutaan orang, bahkan nasib negeri ini. </p><p>Kini, kita perlu menatap, bagaimana pandangan agama terhadap tindakan kecurangan. Dalam sejumlah ayat al-Qur`an, kecurangan banyak dikisahkan terkait perniagaan (mengurangi takaran). Namun, dalam kontek politik, kita bisa cari dalil-dalil naqli terkait prinsip kebalikan dari prinsip kejujuran dan keadilan. Kecurangan dalam kontek agama dan politik dapat dilihat pada ketidakjujuran dalam menghitung suara riil. Maka, penggelembungan dan atau pengurangan angka untuk paslon tertentu jelaslah merupakan perbuatan curang.</p><p>Sebagai contoh historis faktual, Allah memberi peringatan keras kepada kaum Madyan dan Aikah (keduanya hidup pada zaman Nabi Syu`aib antara tahun 1600 SM – 1500 SM) yang suka mencurangi takaran. Hukumannya jelas: dilempar ke neraka wail (neraka level ketujuh dari delapan neraka yang disediakan Allah). Tak bisa dilukiskan tingkat kepediahannya. Secara khusus, Allah menurunkan satu surat khusus tentang perbuatan curang: Surat al-Muthaffifin (Q.S. 16). </p><p>Merujuk hukuman ini, kita bisa menafsir, pencurangan angka dalam kontek politik juga pedih siksaannya (neraka). Firman Allah tentang perbuatan curang menggambarkan sikap Allah yang membenci tindakan curang. Dan hal ini karena berimplikasi serius dalam kehidupan umat manusia yang berdampak destruktif bagi makhluk lainnya: alam semesta dan umat manusia itu sendiri terkait hubungan sosial, ekonomi, politik, hukum bahkan kehidupan lainnya dalam bernegara. </p><p>Lalu, mengapa manusia yang notabene beragama masih berbuat curang? Bahkan, terdapat kelompok manusia yang faham agama begitu gigih bela perbuatan curang? Dalam perspektif agama, kita tak bisa mengelakkan, di sana ada peran iblis atau syaitan. Makhluk terkutuk ini memang tak pernah rela menyaksikan umat manusia taat pada perintah Allah dan Rasul dan menjauhi larangan-Nya. Makhluk terkutuk itu senantiasa menyesatkan. Karena itu, kegigihan umat manusia di negeri Wakanda dalam bertindak curang sejatinya karena kalah atas bisikan dan godaan iblis atau syaithan itu. Mereka sudah menjadi hizbus-syayaathin (golongan syaitan) sebagai sahabat abadi bersama mereka kelak di alam akhir nanti. Tentu, bukan di surga-Nya. </p><p>Sebagaimana sumpahnya, mereka tak akan membiarkan anak-cucu Adam tunduk dan taat pada perintah-Nya. Karena itu, kaum iblis-syaithan tak akan pernah henti menggodanya. Refleksinya, dalam abad modern ini, melalui pilpres, mereka gigih membela kecurangan karena memang tak lepas dari janji manisnya. Bisa jabatan empuk, atau fasilitas lainnya. Atau, agar tetap terhindar dari jeratan hukum yang telah menyanderanya. Inna lillaahi. Hidup hanya beberapa menit di muka bumi ini – menurut ukuran akhirat – tapi rela melacurkan diri untuk kesenangan sesaat di muka bumi ini. Juga, rela mengorbankan diri untuk terjuan ke jurang neraka yang maha pedih. Na`udzu min dzalik.</p><p>Sebuah hikmah besar. Kita saksikan orang-orang “tersesat” itu begitu gigih bela kecurangan. Mengapa, kita yang ada dalam barisan kebenaran menurut norma, hukum dan agama tidak segigih kaum sesat itu? Tentu, harus jauh lebih heroik, meski harus hadapi benteng raksasa, bahkan dentuman mortir yang siap dimuntahkan. </p><p>Harap dicatat, para patriot kebenaran bersama Allah. Jika memang harus hadapi hal yang tak diharapkan, insya Allah, Dia Yang Maha Banar akan menggantikan tempatnya di tempat yang jauh lebih mulia. Sang syuhada hanya satu tempatnya: surga-Nya. So, don`t worry. Zaman Rasul, medan perjuangan seperti inilah yang dinanti. Untuk meninggalkan legacy yang bercahaya bagi penerus anak bangsa dan negara. </p><p>Cirebon, 04 Maret 2024</p><p>Penulis: analis politik</p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-89385863292867956982024-02-27T16:50:00.003+07:002024-02-27T16:50:38.507+07:00TAFSIR : Surah Al-Baqarah ayat 91-92, Orang Yahudi dan Nasrani Tidak Percaya Kenabian Muhammad SAW<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQlvk6afMFRsCKM1b15PPAznAhWIX6Q_knzMHC3NWPgBpZtaF_TeTgNN1aEko0H5q7hyphenhyphenUFCg_Bo9dEc5tyFPtbT2VTTT0-oFiJO0sHOumGANoeKyk3_WO7PAD8RIhYdj5hV7f1W5MjftBTTVkYai5tJDKa1km3cPM4wDs8B8BJ58Wlx9SLfZZVrFL_4c1s/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQlvk6afMFRsCKM1b15PPAznAhWIX6Q_knzMHC3NWPgBpZtaF_TeTgNN1aEko0H5q7hyphenhyphenUFCg_Bo9dEc5tyFPtbT2VTTT0-oFiJO0sHOumGANoeKyk3_WO7PAD8RIhYdj5hV7f1W5MjftBTTVkYai5tJDKa1km3cPM4wDs8B8BJ58Wlx9SLfZZVrFL_4c1s/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div> Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Baqarah ayat 91-92<p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنزلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنزلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (91) وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَى بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (92) }</span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kepada Al-Qur'an yang diturunkan Allah," mereka berkata, "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami." Dan mereka kafir kepada Al-Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedangkan Al-Qur'an itu adalah (kitab) yang hak, yang membenarkan apa yang ada pada mereka. </span><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Katakanlah, "Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?" Sesungguhnya Musa telah datang kepada kalian membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kalian jadikan anak sapi (sebagai sesembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kalian adalah orang-orang yang zalim</span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">.</span></p><p>Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "<i>Dan apabila dikatakan kepada mereka,"</i> yakni kepada orang-orang Yahudi dan yang semisal dengan mereka dari ka.-langan ahli kitab.”<i>Berimanlah kepada Al-Qur'an yang diturunkan Allah,"</i> kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam, percayalah kepadanya, dan ikutilah dia. Mereka berkata, "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami." Maksudnya, cukup bagi kami beriman kepada kitab Taurat dan Injil yang diturunkan kepada kami, dan kami tidak mengakui selain itu. Mereka kafir kepada Al-Qur'an yang diturunkan sesudahnya, yakni sesudah kitab-kitab tersebut.</p><p><i>Padahal Al-Qur'an itu adalah kitab yang hak, yang membenarkan apa yang ada pada mereka</i>; yakni mereka mengetahui bahwa kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam adalah perkara yang hak, yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Lafaz <i>musaddiqan</i> dibaca nasab karena berkedudukan menjadi <i>hal</i> (keterangan keadaan), yakni keadaan Al-Qur'an itu membenarkan apa yang ada pada mereka, yakni kitab Taurat dan Injil yang dipegang mereka. Dengan demikian, di dalam kalimat ini terkandung hujah yang membantah pengakuan mereka; seperti yang dijelaskan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala lainnya, yaitu:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ</span></b></p><p><i>Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri</i>. (Al-Baqarah: 146)</p><p>Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, <i>"Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah, jika benar kalian orang-orang yang beriman</i>?" Yakni jika kalian benar dalam pengakuan kalian yang menyatakan bahwa kalian beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kalian, mengapa kalian membunuh para nabi yang datang kepada kalian dengan membawa apa yang membenarkan yang ada di tangan kalian? Kalian diperintahkan agar memutuskan hukum berdasarkan kitab Taurat itu dan tidak boleh mengubahnya, padahal kalian mengetahui bahwa para nabi tersebut benar. Tetapi ternyata kalian membunuh mereka karena rasa dengki, ingkar, dan takabur kalian terhadap utusan-utusan Allah. Kalian sama sekali tidak mengikuti kecuali hanya hawa nafsu kalian sendiri, pendapat kalian, dan selera kalian sendiri. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ</span></b></p><p><i>Apakah setiap datang kepada kalian seorang rasul membawa suatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan kalian, lalu kalian menyombong; maka beberapa orang (di antara rasul-rasul itu) kalian dustakan dan beberapa orang (yang lain dari mereka) kalian bunuh. </i>(Al-Baqarah: 87)</p><p>As-Saddi mengatakan sehubungan dengan ayat berikut, bahwa Allah mencela perbuatan mereka melalui firman-Nya: <i>Katakanlah, "Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman.?” </i>(Al-Baqarah: 91) Menurut Abu Ja'far ibnu Jarir, makna ayat ini adalah seperti berikut: Katakanlah —hai Muhammad— kepada orang-orang Yahudi Bani Israil bila telah kamu katakan kepada mereka, "Berimanlah kepada Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah." </p><p>Lalu mereka menjawab, "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami." Katakanlah, "Mengapa kalian membunuh para nabi, hai orang-orang Yahudi, jika kalian adalah orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah? Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada kalian membunuh mereka melalui Al-Kitab (Taurat) yang diturunkan kepada kalian. Bahkan kitab kalian memerintahkan kepada kalian untuk mengikuti para nabi, taat, dan percaya kepada mereka." Kalimat ayat ini mengandung makna pendustaan dari Allah terhadap perkataan mereka (orang-orang Yahudi) yang menyatakan bahwa mereka hanya beriman kepada kitab yang diturunkan kepada mereka; sekaligus sebagai celaan terhadap sikap mereka yang demikian itu.</p><p>"Sesungguhnya Musa telah datang kepada kalian membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat)," yakni tanda-tanda yang jelas dan bukti-bukti yang tak bisa dipungkiri lagi. Semuanya menunjukkan bahwa Nabi Musa 'alaihissalam adalah utusan Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Tanda-tanda yang jelas itu berupa banjir, belalang, kutu busuk, katak, darah, tongkat, tangan Nabi Musa 'alaihissalam, terbelahnya laut, awan menaungi mereka, manna dan salwa, batu, dan lain sebagainya di antara mukjizat-mukjizat yang mereka saksikan sendiri dengan mata kepala mereka.</p><p><i>"Kemudian kalian jadikan anak sapi (sebagai sembahan),"</i> yakni kalian menjadikannya sebagai sembahan selain dari Allah di hari-hari Nabi Musa 'alaihissalam mengalami kesibukan.</p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, <i>"Sesudah (kepergian)nya,"</i> yakni sesudah Nabi Musa 'alaihissalam pergi meninggalkan kalian menuju Bukit Tur untuk bermunajat kepada Allah Swt. Kelakuan mereka saat itu diterangkan oleh firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ</span></b></p><p><i>Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke Gunung Tur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara</i>. (Al-A'raf: 148)</p><p><i>"Dan sebenarnya kalian adalah orang-orang yang zalim,"</i> yakni kalian adalah orang-orang yang zalim karena perbuatan kalian yang menyembah anak lembu itu, sedangkan kalian mengetahui bahwa tiada yang wajib disembah kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَلَمَّا سُقِطَ فِي أَيْدِيهِمْ وَرَأَوْا أَنَّهُمْ قَدْ ضَلُّوا قَالُوا لَئِنْ لَمْ يَرْحَمْنَا رَبُّنَا وَيَغْفِرْ لَنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ</span></b></p><p><i>Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan meng-tahui bahwa mereka telah sesat, mereka pun berkata, "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi</i>." (Al-A'raf: 149). </p><p>#ImamIbnuKatsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-37673869525025538002024-02-22T17:01:00.004+07:002024-02-22T17:01:31.517+07:00TAFSIR : Surah Yasin ayat 1-7 Menerangkan Tentang Manusia<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm2E-RB9JHN9utk-bXzDTvOSbbHt27X-Aw8bb5BFabYZmtKgjK1qXv0WcCTxvPVjGOcovQwN6QunPjKrSbPGXKGt0Nk7MmZOjxcDHe7mwxJTaJZ75VvuzQGET_6o97lVE3zH3nw_LePutqg2A4vyFkp5lryAlNJd7HXbrjbZagdJDykCOPCI2Z2LiI4VG-/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm2E-RB9JHN9utk-bXzDTvOSbbHt27X-Aw8bb5BFabYZmtKgjK1qXv0WcCTxvPVjGOcovQwN6QunPjKrSbPGXKGt0Nk7MmZOjxcDHe7mwxJTaJZ75VvuzQGET_6o97lVE3zH3nw_LePutqg2A4vyFkp5lryAlNJd7HXbrjbZagdJDykCOPCI2Z2LiI4VG-/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div>Tafsir Ibnu Katsir surah Yasin ayat 1-7<p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">يس (1) وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (3) عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4) تَنزيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (5) لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6) لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (7) </span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Ya sin. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul </span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">(yang berada) <i>di atas jalan yang lurus, </i>(sebagai wahyu) <i>yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan </i>(ketentuan Allah) <i>terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.</i></span></p><p>Dalam pembahasan terdahulu telah diterangkan huruf-huruf yang mengawali kebanyakan surat-surat Al-Qur'an, yaitu di dalam tafsir surat Al-Baqarah.</p><p>Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, Ikrimah, Ad-Dahhak, Al-Hasan, dan Sufyan ibnu Uyaynah, bahwa Yasin artinya <i>ya insan </i>alias hai manusia.</p><p>Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa memang seperti itulah maknanya dalam bahasa Habsyah (Etiopia).</p><p>Malik ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, Yasin adalah salah satu dari asma Allah Subhanahu wa Ta'ala</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ</span></b></p><p><i>Demi Al-Qur'an yang penuh dengan hikmah. </i>(Yasin: 2)</p><p>Yakni yang <i>muhkam, </i>yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">{إِنَّكَ} يَا مُحَمَّدُ {لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ * عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}</span></b></p><p><i>sesungguhnya kamu </i>[Hai Muhammad]<i> salah seorang dari rasul-rasul </i>(yang berada) <i>di atas jalan yang lurus. </i>(Yasin: 3-4)</p><p>Artinya, berada pada suatu tuntunan, agama yang benar, dan syariat yang lurus</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">تَنزيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ</span></b></p><p>(sebagai wahyu) <i>yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. </i>(Yasin: 5)</p><p>Yaitu jalan, tuntunan dan agama yang engkau sampaikan ini diturunkan keterangannya dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang untuk hamba-hamba-Nya yang beriman. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ * صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ أَلا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الأمُورُ</span></b></p><p><i>Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, </i>(yaitu) <i>jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. </i>(Asy-Syura: 52-53)</p><p align="center" style="text-align: center;">************</p><p>Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ</span></b></p><p><i>agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. </i>(Yasin: 6)</p><p>Yang dimaksud dengan 'mereka' adalah orang-orang Arab, karena sesungguhnya belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan sebelum Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam Penyebutan 'mereka' secara tersendiri, bukan berarti meniadakan yang lainnya. Sebagaimana penyebutan beberapa orang tertentu, tidak meniadakan pengertiannya secara umum. Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan ayat-ayat dan hadis-hadis yang <i>mutawatir, </i>yang menunjukkan bahwa kerasulan Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam bersifat umum untuk seluruh umat manusia, yaitu pada tafsir firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا</span></b></p><p><i>Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian semuanya.” </i>(Al-A'raf: 158)</p><p align="center" style="text-align: center;">************</p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ</span></b></p><p><i>Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan </i>(ketentuan Allah) <i>terhadap kebanyakan mereka. </i>(Yasin: 7)</p><p>Ibnu Jarir mengatakan bahwa azab Allah telah dipastikan atas sebagian besar dari mereka. Dengan kata lain, Allah telah menetapkan di dalam Lauh Mahfuz, bahwa sebagian besar dari mereka tidak beriman.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ</span></b></p><p><i>karena mereka tidak beriman. </i>(Yasin: 7)</p><p>kepada Allah dan tidak membenarkan rasul-rasul-Nya. </p><p>#ImamIbnuKatsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-47129027597827847152024-02-22T16:55:00.005+07:002024-02-22T16:55:38.564+07:00KEUTAMAAN MEMBACA SURAH YASIN <p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhThOHyM9p7JEVtRGXOemT_eWlLqTD2WGKmyvXMT0-3Pa0V2iYmRW_DJmy_Z854NbnsSo_r4dK2RD5KXxJk3gB3v_dqLq-0XbISLHvDVbTbIHaZo3jC8jlHeicwbExT18-Nz3tnhHfxpEPe3vixrSPT0FN02EZnPkia77uLfv5WDVDhhyphenhypheng5SuwMIjHVYzC/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhThOHyM9p7JEVtRGXOemT_eWlLqTD2WGKmyvXMT0-3Pa0V2iYmRW_DJmy_Z854NbnsSo_r4dK2RD5KXxJk3gB3v_dqLq-0XbISLHvDVbTbIHaZo3jC8jlHeicwbExT18-Nz3tnhHfxpEPe3vixrSPT0FN02EZnPkia77uLfv5WDVDhhyphenhypheng5SuwMIjHVYzC/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div>Surah yasin termasuk surah Makkiyyah yang terdiri 83 ayat, kecuali ayat 45 turun di Madinah. Surah Yasin turun sesudah Surah Jin <br /><p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَسُفْيَانُ بْنُ وَكِيع، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرُّؤاسي، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ هَارُونَ أَبِي مُحَمَّدٍ، عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا، وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس. ومَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ".</span></b></p><p>Abu Isa Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Sufyan ibnu Waki', telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Abdur Rahman Ar-Rawasi, dari Al-Hasan ibnu Saleh, dari Harun alias Abu Muhammad, dari Muqatil ibnu Hayyan, dari Qatadah, dari Anas Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai kalbu </i>(inti) <i>dan kalbu Al-Qur’an adalah surat Yasin. Dan barang siapa membaca surat Yasin, maka Allah mencatat baginya karena bacaan surat Yasin itu pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali.</i></p><p>Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini <i>garib, </i>kami tidak mengenalnya melainkan melalui hadis Humaid ibnu Abdur Rahman. Dan Harun alias Abu Muhammad adalah seorang syekh (guru) yang tidak dikenal. Dalam hal ini ada sebuah hadis yang diriwayatkan melalui Abu Bakar As-Siddiq, tetapi sanadnya tidak sahih karena daif (lemah). Diriwayatkan pula melalui Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, tetapi masih diragukan kesahihannya.</p><p>Hadis Abu Bakar diriwayatkan oleh Al-Hakim At-Turmuzi di dalam kitabnya <i>Nawadirul Usul, </i>sedangkan hadis Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu diriwayatkan oleh Abu Bakar Al-Bazzar. Ia mengatakan:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt;">حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْفَضْلِ، حَدَّثَنَا زَيْدُ -هُوَ ابْنُ الْحُبَابِ-حَدَّثَنَا حُميد -هُوَ الْمَكِّيُّ، مَوْلَى آلِ عَلْقَمَةَ-عَنْ عَطَاءٍ -هُوَ ابْنُ أَبِي رَبَاحٍ-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا، وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس".</span></b></p><p>Telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepada kami Humaid Al-Makki maula keluarga Alqamah, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai kalbu, dan kalbu Al-Qur’an adalah surat Yasin</i></p><p>Kemudian Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, "Kami tidak mengenal ada seseorang yang meriwayatkannya selain Zaid ibnu Humaid."</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ أَبِي إِسْرَائِيلَ، حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ زِيَادٍ، عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأَ يس فِي لَيْلَةٍ أَصْبَحَ مَغْفُورًا لَهُ. وَمَنْ قَرَأَ: "حم" الَّتِي فِيهَا الدُّخَانُ أَصْبَحَ مَغْفُورًا لَهُ"</span></b></p><p>Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Abu Israil, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Muhammad, dari Hisyam ibnu Ziad, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Barang siapa yang membaca surat Yasin di malam hari, pada keesokan harinya ia diampuni. Dan barang siapa yang membaca Ha Mim yang di dalamnya disebutkan Dukhan </i>(surat Ad-Dukhan), <i>pada pagi harinya diampuni.</i></p><p>Sanad hadis ini <i>jayyid </i>(baik).</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt;">قَالَ ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ -مَوْلَى ثَقِيفٍ-حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعِ بْنِ الْوَلِيدِ السَّكُونِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ خَيْثَمة، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن جُحَادة،</span></b><b><span dir="ltr" style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt;">عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ جُنْدَب بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأَ يس فِي لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ، غُفِرَ لَهُ".</span></b></p><p>Ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq ibnu Ibrahim maula Saqif, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Syuja' ibnul Walid As-Sukuni, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ziad ibnu Khaisamah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jahadah, dari Al-Hasan, dari Jundub ibnu Abdullah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Barang siapa yang membaca surat Yasin di malam hari karena mengharapkan rida Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka diberikan ampunan baginya </i>(dari dosa-dosanya).</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ</span></b><b><span dir="ltr" style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;"> </span></b><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَارِمٌ، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَار، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الْبَقَرَةُ سِنام الْقُرْآنِ وذِرْوَته، نَزَلَ مَعَ كُلِّ آيَةٍ مِنْهَا ثَمَانُونَ مَلَكًا، وَاسْتُخْرِجَتْ {اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} [الْبَقَرَةِ: 255] مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ فَوُصِلَتْ بِهَا -أَوْ: فَوُصِلَتْ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ-وَيس قَلْبُ الْقُرْآنِ، لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ والدار الآخرة، إلا غفر له، واقرؤوها عَلَى مَوْتَاكُمْ".</span></b></p><p>Imam Amad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Arim, telah menceritakan kepada kami Mu'tamir, dari ayahnya, dari seorang lelaki, dari ayahnya, dari Ma'qal ibnu Yasar Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Al-Baqarah adalah punuk Al-Qur'an dan merupakan puncaknya, diturunkan bersamaan dengan tiap ayatnya sebanyak delapan puluh malaikat, dan ayat yang mengatakan, "Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus </i>(makhluk-Nya) " (Al-Baqarah: 255) <i>dikeluarkan dari bawah Arasy maka aku hubungkan atau aku gabungkan dengan surat Al-Baqarah ayat tersebut. Dan Yasin adalah kalbu Al-Qur’an; tidak sekali-kali seseorang membacanya karena mengharapkan pahala Allah dan hari kemudian, melainkan diberikan ampunan baginya, dan bacakanlah surat Yasin buat Orang-orang mati kalian.</i></p><p>Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai di dalam kitab <i>Al-'Yaum wal Lailah </i>melalui Muhammad ibnu Abdul A'la, dari Mu'tamir ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">ثُمَّ قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَارِمٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ -وَلَيْسَ بِالنَّهْدِيِّ-عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَعْقِل بْنِ يَسَار قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اقرؤوها عَلَى مَوْتَاكُمْ" -يَعْنِي: يس</span></b></p><p>Kemudian Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Arim, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Sulaiman At-Taimi, dari Abu Usman, tetapi bukan An-Nahdi, dari ayahnya, dari Ma'qal ibnu Yasar Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Bacakanlah ia untuk orang-orang mati kalian. </i>Yakni surat Yasin tersebut.</p><p>Imam Abu Daud dan Imam Nasai di dalam kitab <i>Al-Yaum walLailah-nya </i>—juga Ibnu Majah— telah meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnul Mubakar dengan sanad yang sama, hanya di dalam riwayat Imam Nasai disebutkan dari Abu Usman dari Ma'qal ibnu Yasar Radhiyallahu Anhu</p><p>Mengingat banyaknya hadis-hadis yang membicarakan keutamaan surat Yasin ini, maka ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa di antara khasiat surat ini ialah tidak sekali-kali ia dibaca dalam suatu urusan yang sulit, melainkan Allah akan memudahkannya. Dan seakan-akan surat Yasin yang dibacakan untuk orang yang sedang menghadapi ajalnya dimaksudkan untuk memohon agar rahmat dan berkah diturunkan baginya, dan dimaksudkan agar rohnya keluar dengan mudah; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.</p><p>Imam Ahmad <i>rahimahullah </i>mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan yang mengatakan bahwa para syekh mengatakan, "Apabila surat Yasin dibacakan untuk orang yang sedang menjelang kematiannya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keringanan baginya berkat surat Yasin ini."</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عِكْرِمَة، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوَدِدْتُ أَنَّهَا فِي قَلْبِ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْ أُمَّتِي" -يعني: يس.</span></b></p><p>Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Syabib, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Hakim ibnu Aban, dari ayahnya, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: <i>Sungguh aku menginginkan bila surat Yasin berada di dalam kalbu setiap orang dari umatku.</i></p><p>Yakni surat Yasin dihafal oleh setiap orang dari umat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. </p><p>#ImamIbnuKatsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-12007438994380847012024-02-22T12:02:00.001+07:002024-02-22T12:02:04.917+07:00TAFSIR : Surah al-Baqarah ayat 90, Hukum Menyembunyikan Kebenaran <p> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQnlwqsSz5FpBEqASi9INKQQaIUjKWr8PM0Veq3HET102AgKQEVbU7_gpmWvcjEL4TNH6iZGhB6fh06VDq8w4FuQUcNjxZOAJGYYpH7HBz4C08jT8mRYKybrE9HNvhysMKZXX9rUvD11bbe9KDquEbNqe2KMtnMmMrf6MioqXfEZpbU5IHhkNBwbtq7U38/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQnlwqsSz5FpBEqASi9INKQQaIUjKWr8PM0Veq3HET102AgKQEVbU7_gpmWvcjEL4TNH6iZGhB6fh06VDq8w4FuQUcNjxZOAJGYYpH7HBz4C08jT8mRYKybrE9HNvhysMKZXX9rUvD11bbe9KDquEbNqe2KMtnMmMrf6MioqXfEZpbU5IHhkNBwbtq7U38/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a>Tafsir Ibnu Katsir surah al-Baqarah ayat 90 <br /></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنزلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنزلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (90) </span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hambah-hamba-Nya. </span><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Karena itu, mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan</span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">.</span></p><p>Mujahid mengatakan bahwa firman-Nya: <i>Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri</i>. (Al-Baqarah: 90) Mereka adalah orang-orang Yahudi, mereka menjual perkara yang hak dengan mendapatkan gantinya perkara yang batil, yaitu mereka menyembunyikan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam dan mereka tidak mau menjelaskannya.</p><p>As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa mereka menjual diri mereka dengan keburukan tersebut. Dengan kata lain, alangkah buruknya apa yang mereka pertukarkan buat diri mereka sendiri; dan mereka rela dengan pertukaran yang buruk itu dan memilihnya, yakni kafir kepada apa yang diturunkan oleh Allah (Al-Qur'an) kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam. Mereka tidak mau membenarkannya, tidak mau mendukung dan membantunya. </p><p>Sesungguhnya yang mendorong mereka berbuat demikian hanyalah rasa dengki dan kebencian serta kezaliman mereka sendiri, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: <i>karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya</i>. (Al-Baqarah: 90) Tiada kedengkian yang lebih besar daripada kedengkian seperti itu.</p><p>Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: <i>Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya</i>. (Al-Baqarah: 90) Yakni karena Allah menjadikan nabi tersebut bukan dari kalangan mereka (Bani Israil) sendiri. <i>Karena itu, mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan</i>. (Al-Baqarah: 90)</p><p>Menurut Ibnu Abbas, makna kemurkaan atas kemurkaan yang lain ialah Allah murka kepada mereka karena mereka telah menyia-nyiakan kitab Taurat, padahal kitab Taurat berada di tangan mereka. Allah murka pula kepada mereka karena mereka ingkar kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam yang diutus-Nya kepada mereka semuanya.</p><p>Menurut kami, makna lafaz <i>ba'u</i> ialah mereka pasti dan berhak mendapat murka di atas murka, dan mereka tetap berada di dalam kemurkaan yang bertumpang tindih itu.</p><p>Abul Aliyah mengatakan, murka Allah terhadap mereka (Bani Israil) adalah karena kekufuran (keingkaran) mereka kepada kitab Injil dan Nabi Isa, juga karena mereka ingkar kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam dan kepada Al-Qur'an. Hal yang semisal telah diriwayatkan pula dari Ikrimah dan Qatadah.</p><p>As-Saddi mengatakan bahwa murka Allah yang pertama ialah ketika mereka menyembah anak lembu, dan yang kedua ialah ketika mereka ingkar terhadap Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam Hal yang semisal diriwayatkan dari Ibnu Abbas.</p><p align="center" style="text-align: center;">**********</p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ</span></b></p><p><i>Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.</i> (Al-Baqarah: 90)</p><p>Dikatakan demikian mengingat penyebab dari kekufuran mereka adalah rasa dengki dan iri hati yang bersumber dari rasa takabur mereka. Maka sebagai pembalasannya ialah kebalikannya, yaitu mereka mengalami kehinaan dan kerendahan di dunia dan akhirat. Seperti yang disebutkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ</span></b></p><p><i>Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari me-yembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina</i>. (Al-Mu’min: 60)</p><p>Yakni dalam keadaan kecil, hina, rendah lagi kalah.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ عَجْلان، عَنْ عَمْرِوِ بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ النَّاسِ، يَعْلُوهُمْ كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الصَّغَارِ حَتَّى يَدْخُلُوا سِجْنًا فِي جَهَنَّمَ، يُقَالُ لَهُ: بُولَس فَيَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ: عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ"</span></b></p><p>Imam Ahmad telah meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ajlan, dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam yang telah bersabda: <i>Orang-orang yang sombong digiring pada hari kiamat nanti dalam keadaan seperti semut paling kecil berupa manusia, segala sesuatu berada di atas mereka karena kecilnya, hingga dimasukkan di dalam sebuah penjara di neraka Jahannam. </i><i>Penjara tersebut dikenal dengan nama bulis yang dipenuhi oleh inti api neraka; mereka diberi minum dari tinatul khabal, yaitu perasan dari tubuh penduduk neraka.</i></p><p>#ImamIbnuKatsir <i>| </i>Tagsir Ibnu Katsir <i><br /></i></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-7366929219397980722024-02-20T12:15:00.005+07:002024-02-20T12:19:04.829+07:00Tentukan Awal Ramadhan, Kemenag Gelar Sidang Isbat 10 Maret 2024<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuqKo9yuHZeyAM74IJeBPVhTq70M7_4x0oOg32bMGnEzCuJKkMStUZ6vmnqOJySJLQOfmF8wjflRPhe-tpFZ-wIAoJ-Bjs38XjM-37O5zv6d2m17DSeQzTmAvn18e55d48ybB1mo5zK-SDZTkWr3ZiNXHK-AGco6MywuqdwpjKPXH4He4XdzgpPWvHL3x8/s600/hilal%20di%20arab%20saudi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="336" data-original-width="600" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuqKo9yuHZeyAM74IJeBPVhTq70M7_4x0oOg32bMGnEzCuJKkMStUZ6vmnqOJySJLQOfmF8wjflRPhe-tpFZ-wIAoJ-Bjs38XjM-37O5zv6d2m17DSeQzTmAvn18e55d48ybB1mo5zK-SDZTkWr3ZiNXHK-AGco6MywuqdwpjKPXH4He4XdzgpPWvHL3x8/w640-h358/hilal%20di%20arab%20saudi.jpg" width="640" /></a></div>Telah dijadwalkan bahwa pada 10 Maret 2024 bertepatan dengan 29 Syakban 1445
H, Kementerian Agama akan menggelar pemantauan hilal (rukyatulhilal)
awal Ramadan pada 10 Maret 2024 yang akan dilakukan di 134 titik di
seluruh Indonesia.
<p></p><p>Keterangan ini disampaikan Direktur Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib pada Rapat Persiapan
Penetapan Awal Ramadan di Jakarta, Senin (19/2/2024). </p>
<p>Adib menjelaskan, rukyatulhilal akan dilaksanakan Kanwil Kementerian
Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Pengadilan Agama,
Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat.</p>
<p>Sidang Isbat penentuan awal Ramadan 1445 H
dilakukan dengan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil
perhitungan secara astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi
lapangan melalui mekanisme pemantauan hilal.</p>
<p>Secara hisab, kata Adib, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang
Ramadhan jatuh pada Ahad, 10 Maret 2024 M atau bertepatan 29 Syakban
1445 H. </p><p>"Pada hari rukyat, 29 Syakban 1445 H, tinggi hilal pada saat
matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara -0°20’
1,2” sampai 0°52’ 5,4” dengan sudut elongasi antara 2°14’ 46,8” sampai
2°41’ 50,4”,” terang Adib.</p>
<p>Berikut daftar 134 titik lokasi rukyatul hilal awal Ramadan 1445 H/2024 M yang dilansir situs resmi Kemenag RI:</p>
<p><b>ACEH</b><br />
1. Obs. Tgk Chik Kuta Karang<br />
2. Tugu 0 Km Kota Sabang<br />
3. Bukit Blang Tiron Lhokseumawe<br />
4. Pantai Lhok Geulumpang<br />
5. POB Suak Geudeubang<br />
6. Pantai Nancala Teupah Barat Simeulue</p>
<p><b>SUMATERA UTARA</b><br />
7. Anjungan Lantai IX Kantor Gubernur Sumatera Utara Jalan Diponegoro No. 30 Medan.<br />
8. Observatorium Ilmu Falak (OIF) Gedung Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jalan Panglima Denai Medan</p>
<p><b>SUMATERA BARAT</b><br />
9. Gedung Kebudayaan Sumatera Barat<br />
10. Puncak Langkisau Carocok Painan Kabupaten Pesisir Selatan<br />
11. Dusun Kayu Gadang Desa Santur Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto<br />
12. Bukit Langkuik Kecamatan Bonjol<br />
13. Puncak Gunung Medan<br />
14. Lantai 3 Gedung DPRD Kab. Pasaman Barat di Padang Tujuh<br />
15.Puncak Dama Kel.Kampung Jawa Kota Solok</p>
<p>16. Taeh Bukik<br />
17. Bukik Ampangan<br />
18. Kubu Jawi<br />
19. BPTU Padang Mengatas Nagari Mungo<br />
20. Pantai Gandoriah Kota Pariaman</p>
<p>21. Kantor Kemenag Kab Solok Selatan<br />
22. Jorong Sikaladi Nagari Pariangan<br />
23. Kampus UIN Mahmud Yunus Batusangkar di Cubadak<br />
24. Bukit Sipora Jaya<br />
25. Balkon, Rocy Hotel Bukittinggi</p>
<p>26. Puncak Lawang Kec. Matur Kab. Agam<br />
27. Sitinjau Laut, Jalan Raya Solok - Padang<br />
28. Pantai Tiram Kec. Ulakan Tapakis<br />
29. Puncak Nganang Kecamatan Luhak</p>
<p><b>RIAU</b><br />
30. Pantai Rupat Utara, Kab. Bengkalis</p>
<p><b>KEPULAUAN RIAU</b><br />
31. Pantai Tanjung Setumu</p>
<p><b>JAMBI</b><br />
32. Rootop Mts. N 2 Model Kota Jambi, Jambi</p>
<p><b>SUMATRA SELATAN</b><br />
33. Hotel The Aryaduta Palembang</p>
<p><b>BANGKA BELITUNG</b><br />
34. Pantai Tanjung Raya Penagan Bangka<br />
35. Pantai Tanjung Kalian Muntok Bangka Barat<br />
36. Pantai Tanjung Pendam Belitung</p>
<p><b>BENGKULU</b><br />
37. Mess Pemda lantai 3 (tiga) Provinsi Bengkulu. Jalan Pasar Pantai Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu</p>
<p><b>LAMPUNG</b><br />
38. POB Bukit Gelumpai Pantai Canti Kalianda Lampung Selatan<br />
39. Kampus ITERA, Jati Agung, Lampung Selatan<br />
40. Pantai Labuhan Jukung, Krui, Pesisir Barat</p>
<p><b>DKI JAKARTA</b><br />
41. Gedung Kanwil Agama DKI Jakarta<br />
42. Masjid Hasim Asyari Jakarta Barat<br />
43. Ponpes Hidayatullah Basmol Jakarta Barat<br />
44. Pulau Pramuka Kepulauan Seribu</p>
<p><b>JAWA BARAT</b><br />
45. Pantai Pasirlasih, Kab. Pangandaran<br />
46. Pantai Cipatujah, Kab. Tasikmalaya<br />
47. Pantai Pondok Bali, Kab. Subang<br />
48. Imah Noong, Kab. Bandung Barat<br />
49. Albiruni (UNISBA)<br />
50. Pantai Baro Gebang, Kab. Cirebon</p>
<p>51. POB Cibeas, Kab. Sukabumi<br />
52. Bosscha Lembang, Kab. Bandung Barat<br />
53. Tower Observatory Hilal Manalusu Cikelet, Kab. Garut<br />
54. POB Gunung Putri Sukamanah, Kota Banjar<br />
55. SMA Astha Hannas, Kab. Subang</p>
<p><b>BANTEN</b><br />
56. Pantai Anyer<br />
57. UIN SMHB Serang<br />
58. Komplek Mercusuar Cikoneng, Anyer</p>
<p><b>JAWA TENGAH</b><br />
59. Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang<br />
60. BOP Watu Layar Binangun, Kec. Lasem<br />
61. Pantai Jetis, Kec. Grabag<br />
62. Pantai Ujungnegoro, Kandeman<br />
63. Pantai Padelan, Kec. Ayah<br />
64. Rooftop Hotel Aston Cilacap<br />
65. pantai Kartini, Kec. Jepara</p>
<p>66. Menara Masjid Agung Nurul Kalam<br />
67. Pantai Alam Indah<br />
68. Ma'had Aly TBS Kudus<br />
69. Pelabuhan Tanjung Kendal<br />
70. Bukit Sukobubuk, Kec. Margorejo</p>
<p>71. Menara Pandang, Purwokerto Barat<br />
72. Pantai Wisata Dewi Mangrove Sari<br />
73. POB PPMI Assalaam Pabelan, Kec. Kartasura<br />
74. UIN KH. Abdurrahman Wahid</p>
<p><b>DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA</b><br />
75. POB Syekh Bela Belu Parangtritis Yogyakarta<br />
76. Markaz JAC Depok Sleman<br />
77. Bukit Brambang Patuk Gunungkidul<br />
78. Lantai 3 Bandara YIA</p>
<p><b>JAWA TIMUR</b><br />
79. Masjid Al Hikmah Puger<br />
80. Pantai Srau Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan<br />
81. POB Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang<br />
82. Pantai Wotgalih Kec. Yosowilangun Kab. Lumajang<br />
83. Pantai Gebang Bangkalan<br />
84. Pelabuhan Taddan Sampang<br />
85. Pantai Pancor</p>
<p>86. Pantai Plengkung<br />
87. Gumuk Klasi Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Pasuruan, Alamat: Krampyangan<br />
88. Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Jawa Timur 67127<br />
89. Lantai 3 Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso<br />
90. MAN. 3 Kediri Kandangan Kediri</p>
<p>91. Bukit Gandrung Tanggulasi Medowo Kandangan<br />
92. Bukit Banjarsari Wonotirto Kab. Blitar<br />
93. Observatorium Jokotole IAIN Madura (Pamekasan)<br />
94. Gunung Sekekep Pulung<br />
95. Ibnu Syatir PP Al-Islam Joresan</p>
<p>96. Watoe Dhakon Observatory Fakultas Syariah IAIN Ponorogo<br />
97. Observatoruim Darul Huda Mayak Ponorogo<br />
98. Lereng Gunung Pandan Ds. Tulung Kec. Saradan Kab. Madiun<br />
99. Ds. Dagangan Kec. Dagangan Kab. Madiun<br />
100. Pantai Tanjung Kodok Lamongan</p>
<p>101. Bukit Wonocolo Kecamatan Kedewan Kab. Bojonegoro<br />
102. Bukit Condro Dipo Kebomas Gresik<br />
103. Pelataran Command Center lt 9 Kominfo Gedung Pemkab Malang.<br />
104. Pantai Taneros Kec. Ambunten Kab. Sumenep<br />
105. Menara Rukyatul Hilal Desa Banyururip Kec. Senori Kab. Tuban</p>
<p><b>KALIMANTAN BARAT</b><br />
106. Pantai Indah Kakap Kabupaten Kubu Raya</p>
<p><b>KALIMANTAN TENGAH</b><br />
107. Menara Masjid Raya Darussalam Palangkaraya<br />
108. Lantai atas Aquarius Boutique Hotel<br />
109. Pantai Teluk Bogam Kabupaten Kotawaringin Barat<br />
110. Pelabuhan Segintung Kab. Seruyan</p>
<p><b>KALIMANTAN TIMUR </b><br />
111. Puncak/Lantai Atas Hotel Plaza Mulia</p>
<p><b>KALIMANTAN SELATAN</b><br />
112. Zury Expres Hotel, Banjarmasin</p>
<p><b>KALIMANTAN UTARA</b><br />
113. Taman Berlabuh Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara</p>
<p><b>BALI</b><br />
114. Pantai Patra Jasa Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung</p>
<p><b>NTB</b><br />
115. Pantai Loang Baloq Ampenan Mataram</p>
<p><b>NTT</b><br />
116. Rooftop Gedung Pelayanan Bmkg NTT</p>
<p><b>SULAWESI SELATAN</b><br />
117. Rooftop Mall GTC Makassar<br />
118. Appabatu Desa Parak, Kec. Bontomanai</p>
<p><b>SULAWESI BARAT</b><br />
119. Tanjung Mercusuar Sumare, Simboro Kabupaten Mamuju</p>
<p><b>SULAWESI TENGGARA</b><br />
120. Pantai Bahari Kecamatan Tanggetada</p>
<p><b>SULAWESI UTARA</b><br />
121. Area Parkir Apartemen MTC Mega Mas Manado</p>
<p><b>GORONTALO</b><br />
122. Pantai Desa Botu Barani, Kec. Kabila Bone, Kab. Bone Bolango, Gorontalo</p>
<p><b>SULAWESI TENGAH</b><br />
123. Desa Marana Kec. Sindue, Kab. Donggala<br />
124. Desa Lamo, Kec. Pagimana</p>
<p><b>MALUKU</b><br />
125. Karang Panjang, Kota Ambon<br />
126. Desa Latulahat, Kota Ambon<br />
127. Desa Wakasihu, Maluku Tengah<br />
128. Hotel Tirta Kencana Jl. Raya Amahusu No.1, Kota Ambon</p>
<p><b>MALUKU UTARA</b><br />
129. Pantai Ropu Tengah Balu, Kec. Sahu Kab. Halmahera Barat<br />
130. Pantai Afe Taduma, Kec. Pulau Ternate, Kota Ternate</p>
<p><b>PAPUA</b><br />
131. Pantai Lampu Satu Merauke</p>
<p><b>PAPUA BARAT</b><br />
132. Kab. Manokwari, Pantai Masni SP 7<br />
133. Kota Sorong, Hotel Waigo, Jl.Yos Sudarso<br />
134. Kab. Fakfak, Kampus STAI Al Mahdi Jl. Sam Ratulangi (kmg|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-21558242014223875792024-02-20T12:03:00.000+07:002024-02-20T12:03:02.959+07:00TAFSIR : Surah al-Baqarah Ayat 118, Diajak Berima Kpd Allah Kaum Musrikin Selalu Cari Alasan<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuuOauA8r4HklwKZuaywMb1HdU1E1ypOAwUHh05tlh9mX_XCd-b57vC_JX88vbzmjIGbhdjLKlVkXe3RhUmGfgI7h2teN7QEzrWbUINYsPPj6B2d_9PGtBIukY5kipWxSswPnArCQhe1XKrpZDwGxSBD1mlL6k4dQrC8WFXD3u4ZWnqBZ5Z-OKk_KbbVIY/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuuOauA8r4HklwKZuaywMb1HdU1E1ypOAwUHh05tlh9mX_XCd-b57vC_JX88vbzmjIGbhdjLKlVkXe3RhUmGfgI7h2teN7QEzrWbUINYsPPj6B2d_9PGtBIukY5kipWxSswPnArCQhe1XKrpZDwGxSBD1mlL6k4dQrC8WFXD3u4ZWnqBZ5Z-OKk_KbbVIY/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div> Tafsir Ibnu Katsir surah al-Baqarah ayat 118<p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آيَةٌ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (118) </span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, "Mengapa Allah tidak (langsung) berkata dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?'' Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin</span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">.</span></p><p>Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Raff ibnu Harimalah pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, "Hai Muhammad, jika engkau adalah seorang rasul dari Allah, seperti apa yang kamu katakan, maka katakanlah kepada Allah agar Dia berbicara langsung kepada kami hingga kami dapat mendengar kalam-Nya." Maka sehubungan dengan hal ini Allah Swt. menurunkan firman-Nya: <i>Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya.</i>" (Al-Baqarah: 118)</p><p>Mujahid mengatakan bahwa orang-orang yang mengatakan demikian adalah orang-orang Nasrani. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, mengingat konteks ayat sedang membicarakan perihal mereka. Akan tetapi, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan.</p><p>Imam Qurtubi telah meriwayatkan sehubungan dengan takwil firman-Nya: <i>Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami</i>." (Al-Baqarah: 118) Yakni berbicara kepada kami mengenai kenabianmu, hai Muhammad? Menurut kami (penulis), memang demikianlah makna lahiriah konteksnya.</p><p>Abul Aliyah, Ar-Rabi' ibnu Anas, Qatadah, dan As-Saddi sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan bahwa bagian pertama dari ayat ini merupakan perkataan orang-orang kafir Arab. Sedangkan firman-Nya: <i>Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu.</i> (Al-Baqarah: 118) Yang dimaksud dengan orang-orang yang sebelum mereka adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang yang mengatakan hal tersebut adalah kaum musyrik Arab diperkuat oleh firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِذا جاءَتْهُمْ آيَةٌ قالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذابٌ شَدِيدٌ بِما كانُوا يَمْكُرُونَ</span></b></p><p><i>Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah</i>" (Al-An'am: 124), hingga akhir ayat.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَقالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنا مِنَ الْأَرْضِ يَنْبُوعاً</span></b><span dir="ltr" face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important"> </span><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إلى قوله: قُلْ سُبْحانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَراً رَسُولًا</span></b></p><p><i>Dan mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami</i> —sampai dengan firman-Nya— <b><i>"</i></b><i>Katakanlah, 'Mahasuci Tuhan-ku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul</i>? (Al-Isra: 90-93)</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَقالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقاءَنا لَوْلا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلائِكَةُ أَوْ نَرى رَبَّنا</span></b></p><p><i>Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami, "Mengapakah tidak diturunkan pada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita</i>?" (Al-Furqin: 21), hingga akhir ayat.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">بَلْ يُرِيدُ كُلُّ امْرِئٍ مِنْهُمْ أَنْ يُؤْتى صُحُفاً مُنَشَّرَةً</span></b></p><p><i>Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka</i>. (Al-Muddatstsir: 52)</p><p>Masih banyak ayat lain yang menunjukkan kekufuran kaum musyrik Arab, keingkaran, dan kekerasan mereka. Permintaan yang mereka ajukan tanpa ada keperluan dengan permintaan itu hanyalah karena terdorong oleh kekufuran dan keingkaran. Perihal mereka sama dengan apa yang telah dilakukan oleh kaum-kaum terdahulu dari kalangan Ahli Kitab dan lain-lainnya, seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">يَسْئَلُكَ أَهْلُ الْكِتابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتاباً مِنَ السَّماءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسى أَكْبَرَ مِنْ ذلِكَ فَقالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً</span></b></p><p><i>Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata</i>." (An-Nisa: 153)</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً</span></b></p><p><i>Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang</i>." (Al-Baqarah: 55)</p><p align="center" style="text-align: center;">*********</p><p>Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ</span></b></p><p><i>hati mereka serupa</i>. (Al-Baqarah: 118)</p><p>Maksudnya, hati orang-orang musyrik Arab serupa dengan hati para pendahulu mereka dalam hal kekufuran, keingkaran, dan melampaui batas. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">كَذلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قالُوا ساحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ أَتَواصَوْا بِهِ</span></b></p><p><i>Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, "Ia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gila." Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu</i>? (Adz-Dzariyat: 52-53), hingga akhir ayat.</p><p align="center" style="text-align: center;"><i>**********</i></p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَدْ بَيَّنَّا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ</span></b></p><p><i>Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin</i>. (Al-Baqarah: 118)</p><p>Yakni sesungguhnya Kami telah menerangkan tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran rasul-rasul itu yang dengan adanya bukti-bukti tersebut tidak diperlukan lagi adanya pertanyaan dan tambahan lainnya bagi orang yang yakin, percaya, dan mau mengikuti rasul-rasul serta mengerti bahwa apa yang didatangkan oleh mereka adalah dari sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala Mengenai orang yang hati serta pendengarannya telah dikunci mati, dijadikan gisyawah (penutup) pada pandangannya, maka mereka adalah orang-orang yang disebutkan oleh firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذابَ الْأَلِيمَ</span></b></p><p><i>Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih</i>. (Yunus: 96-97).</p><p>#Imam Ibnu Katsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-30571817968905157282024-01-26T17:24:00.001+07:002024-01-26T17:25:32.699+07:0062 Jemaah Calon Haji Ternate Telah Lunasi Biaya Haji<p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2r3RuoCpo9JRn1YxtR4RVheXOVRIHQ4ex0X13IkBCcXbK4PSCbw2uYyzq4mLsXIPUSyL6LlZzq5NZ2NNUr1brmgjPqs0CBgHnROy-uG_uJTFd6AGh9Z7A3cNJIANPSIYr043vHTeThJnKcYwpel0f8VH_Jnr0dU0vejQyNWw0CmAljWLE1txpHQ4HsZvu/s960/calhaj%20kota%20ternate%20diambil%20biometrik.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="588" data-original-width="960" height="392" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2r3RuoCpo9JRn1YxtR4RVheXOVRIHQ4ex0X13IkBCcXbK4PSCbw2uYyzq4mLsXIPUSyL6LlZzq5NZ2NNUr1brmgjPqs0CBgHnROy-uG_uJTFd6AGh9Z7A3cNJIANPSIYr043vHTeThJnKcYwpel0f8VH_Jnr0dU0vejQyNWw0CmAljWLE1txpHQ4HsZvu/w640-h392/calhaj%20kota%20ternate%20diambil%20biometrik.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Petugas melakukan perekaman bio visa kepada seorang jemaah calon haji Kota Ternate yang sakit. Foto Kemenag<br /></td></tr></tbody></table>Kota Ternate Maluku Utara pada musim haji tahun 1445H/2024M ini mendapatkan kuota haji sebanyak 269 jemaah. Dan sebanyak 62 calon jemaah haji (calhaj) reguler Ternate, telah melakukan pelunasan biaya hajinya. </p><p>Sedangkan yang memenuhi
syarat Istitha’ah sebanyak 148 jemaah dengan rincian memenuhi syarat istitha’ah kesehatan haji dengan pendampingan sebanyak 131 jemaah dan
memenuhi syarat Istitha’ah kesehatan haji sebanyak 17 jemaah.
</p><p>Hal tersebut diungkapkan Petugas dari Seksi Penyelenggaraan Haji dan
Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Ternate Muhammad Sadik saat
ditemui diruang kerjanya. Selasa (23/1/2024).</p>
<p>“Dari data Siskohat PHU Kemenag Kota Ternate per Selasa (23/1/2024)
dapat dilihat dari monitoring yang dilakukan, terpantau status yang
memenuhi syarat istitha'ah sebanyak 148 jemaah haji dan 62 jemaah haji
sudah melunasi biaya hajinya,” kata Muhammad Sadik petugas di Seksi PHU Kemenag Kota Ternate. </p>
<p>Menurut Unang begitu lelaki itu akrab disapa, Kantor Kementerian Agama Kota Ternate telah memulai melaksanakan
Operasional Haji Musim Haji 1445 H/ 2024M yang ditandai dengan
dimulainya kegiatan Dokumentasi Perjalanan Ibadah Haji, Proses Pengajuan
dan Penerbitan Paspor Haji yang sudah diproses sekaligus dilakukan
Perekaman Visa Bio dan Pemeriksaan Kesehatan Haji di Rumah Sakit Umum
Kota Ternate.</p>
<p>“Seluruh tahapan ini sebagai syarat proses penetapan istita'ah bagi
jemaah haji pada tahun ini untuk melakukan Pelunasan BPIH (Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji),” terang Unang.</p>
<p>Ia merinci, dokumen paspor jemaah yang sudah diterbitkan oleh Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Ternate, dari jumlah yang diajukan sebanyak 170
dokumen paspor, telah terbit 77 dokumen paspor dan masih tersisa 93 dokumen masih dalam proses.</p>
<p>Seksi PHU Kemenag Kota Ternate, lanjut Unang diantaranya sudah
melakukan observasi kepada jemaah yang belum melakukan pemeriksaan
kesehatan dan perekaman Visa Bio kepada jemaah yang sementara dirawat di
rumah sakit atas permintaan jamaah dan yang sakit di rumah.</p>
<p>Sementara itu, Kepala Seksi PHU Kemenag Kota Ternate, Nurmala Basta
ketika ditemui mengatakan pihaknya sudah membentuk tim dan langsung
mendatangi jemaah haji yang sedang sakit baik yang dirawat di rumah
sakit maupun yang dirawat dirumah, agar mempercepat proses perekaman Bio
Visa.</p>
<p>"Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat seluruh
proses dokumentasi Jamaah Haji yang menjadi syarat pelunasan BIPIH, ini
kita lakukan sesuai arahan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota
Ternate,” tandasnya. (kmg|ulul|alfa)</p>
<p><br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-73875732704723138292024-01-26T16:55:00.001+07:002024-01-26T16:55:16.510+07:00412 Calo Haji Jambi Lakukan Pelunasan Haji 2024<p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRnOp9100k0aAq612bYqU8fbroesgI1gkg5Rwup83HOXjPqjQatkqOZNm_qZG_a6GgwRUTGjolnrCAN37W7iWf7YAy-RfIDfKHoVcFUnoAQMHF3qq0KsuKgfiNcUVoXUjnvICJd1wpDkyWmNepdJuonbvog2RcRkxJZnSMTuLmKTBbXJf-VKvKCkI5z4MM/s3648/CIMG0539.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2432" data-original-width="3648" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRnOp9100k0aAq612bYqU8fbroesgI1gkg5Rwup83HOXjPqjQatkqOZNm_qZG_a6GgwRUTGjolnrCAN37W7iWf7YAy-RfIDfKHoVcFUnoAQMHF3qq0KsuKgfiNcUVoXUjnvICJd1wpDkyWmNepdJuonbvog2RcRkxJZnSMTuLmKTBbXJf-VKvKCkI5z4MM/w640-h426/CIMG0539.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto BRNews.id <br /></td></tr></tbody></table>Sebamyak 412 calon jemaah haji (calhaj) Provinsi Jambi telah melakukan pelunasan biaya haji 1445 hijriyah atau 2024 M. Provinsi Jambi pada tahun 2024 memiliki data ada sebanyak 2.881 jemaah yang berhak melunasi haji.</p><p>"Tepatnya, yang sudah melunasi BPIH 2024 itu sebanyak 412 orang, sementara yang belum melunasi 2.469 orang lagi," kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh
(PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jambi Wahyudi
Wahab, di Jambi, Jumat (26/1/2024). </p><p>
Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya, jamaah calon haji Jambi
yang bisa melunasi biaya haji adalah mereka yang sudah dinyatakan lulus
tes kesehatan. Setelah kesehatan mereka dinyatakan memungkinkan untuk
berangkat ke tanah suci, baru mereka bisa melunasi biaya haji.</p><p>
Ada dua syarat yang bisa melunasi biaya perjalanan haji ini pertama
calhaj yang dinyatakan lulus pemeriksaan kesehatan dan kedua adalah
dinyatakan lulus dengan pendampingan. </p><p>Pendampingan di sini, bukan
pendampingan orang tetapi pendampingan obat atau alat dan yang
dinyatakan tidak lulus masih ada kesempatan tahap kedua. Menjelang
pelunasan tahap kedua itu, mereka bisa berobat kemudian melaksanakan
pemeriksaan kesehatan lagi.</p><p> "Jika kesehatannya sudah
memungkinkan maka bisa melunasi BPIH, tetapi jika tidak tetap tidak bisa
melunasi dan tidak bisa berangkat karena ketika mereka tidak dinyatakan
lulus kesehatan, maka datanya terblokir untuk pelunasan itu," jelas
Wahab.</p><p> Biaya perjalanan haji tahun 2024 yang harus dibayarkan
calhaj senilai Rp 56 juta dan total itu kemudian dikurangi dengan
setoran awal ketika mendaftar sebesar Rp 25 juta. Kemudian sisa Rp 31
juta yang harus dibayarkan, ada juga pemotongan virtual account,
sehingga JCH Jambi akan melunasi sekitar Rp 27 juta. (ant|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-19129001335290185472024-01-22T20:59:00.002+07:002024-01-22T20:59:10.606+07:00Haji 2024, Sebanyak 22.927 Jemaah Telah Melunasi Biaya Haji <p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjODMv-tFY8sc8KZJS5hq4eM_xcoQ2XaVVEhLRnBk6eWUF1E9Lerv8Vz-p33NHsfHZOu0C0fDQQ7y5vqtF6nyO9zJk9VKe05dOIlPl2QX5kSGoqb5AxehKGKo_8CLQ_MO628Z3rxgDKCGpoLd5ZY5WkOY8ne0ldeHxnECUus_i-L4zwXHco_n-KJGYAWDKG/s1200/pencucian%20kabah.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="723" data-original-width="1200" height="386" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjODMv-tFY8sc8KZJS5hq4eM_xcoQ2XaVVEhLRnBk6eWUF1E9Lerv8Vz-p33NHsfHZOu0C0fDQQ7y5vqtF6nyO9zJk9VKe05dOIlPl2QX5kSGoqb5AxehKGKo_8CLQ_MO628Z3rxgDKCGpoLd5ZY5WkOY8ne0ldeHxnECUus_i-L4zwXHco_n-KJGYAWDKG/w640-h386/pencucian%20kabah.jpeg" width="640" /></a></div>Sejak dibukanya masa pelunasan biaya haji 1445 hijriyah (2024) yang dimulai tanggal 10 Januari 2024, Kementerian Agama (Kemenag) telah mencatat ada sebanyak 22.927 jemaah telah melunasi baiaya haji atau Bipih.<p></p><p>"Siskohat Kemenag mencatat ada 22.927 jemaah haji reguler yang telah melunasi biaya haji," kata Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di
Jakarta, Ahad (21/1/2024).</p><p>Jemaah yang melunasi ini terdiri atas 22.161 orang yang masuk kuota
jemaah berhak lunas, 277 jemaah kuota lanjut usia prioritas, dan 489
jemaah cadangan. </p><p>Dari data Siskohat, Anna melihat ada tren kenaikan
jemaah yang melakukan pelunasan. Kalau tiga hari pertama jumlahnya
masing-masing di bawah 1.000, dalam dua hari terakhir mencapai 6.130 dan
8.064 jemaah.</p>
<p>"Pelunasan pekan depan saya duga akan naik signifikan. Sebab, jemaah
yang sudah memenuhi syarat istitha'ah kesehatan juga lebih 100 ribu,"
sebut Anna dilansir situs resmi Kemenag RI.</p><p>Disebutkan, umulai tahun ini untuk melunasi haji jemaah harus memiliki keterangan istitha'ah kesehatan yang dikeluarkan pihak kesehatan <br /></p><p>Jemaah haji
reguler yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan memenuhi syarat
istitha'ah kesehatan hampir 50% dari total kuota Indonesia. </p>
<p>"Sebanyak 100.181 jemaah sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya
dinyatakan memenuhi syarat istitha'ah kesehatan," terang Anna lagi.</p>
<p>"Jumlah ini akan terus bertambah karena proses pemeriksaan kesehatan jemaah terus berjalan," sambungnya.</p>
<p>Pelunasan Bipih 1445 H/2024 M tahap pertama dibuka dari 10 Januari –
12 Februari 2024. Tahap pertama ini diperuntukkan bagi: a) jemaah haji
masuk alokasi kuota keberangkatan pada musim haji tahun berjalan; b)
prioritas jemaah haji reguler lanjut usia; dan c) jemaah haji reguler
cadangan.</p>
<p><b>Mekanisme</b> <b>Pelunasan</b></p>
<p>Keputusan Dirjen
PHU Kemenag mengatur mekanisme pelunasan bagi jemaah haji reguler masuk alokasi
kuota keberangkatan tahun ini sebagai berikut:</p>
<p>1) Jemaah haji melakukan pembayaran Bipih pada Bank Penerima Setoran
(BPS) Bipih yang sama dengan setoran awal atau BPS Bipih pengganti;</p>
<p>2) Pembayaran Bipih jemaah haji adalah sebesar besaran Bipih per
embarkasi dikurangi setoran awal Bipih dan virtual account dari Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH);</p>
<p>3) Jemaah haji yang telah melakukan pembayaran Bipih melapor ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.</p>
<p>Berikut Besaran Bipih Jemaah Haji 1445 H/2024 M:</p>
<p>a. Embarkasi Aceh sebesar Rp49.995.870<br />
b. Embarkasi Medan sebesar Rp51.145.139<br />
c. Embarkasi Batam sebesar Rp53.833.934<br />
d. Embarkasi Padang sebesar Rp51.739.357<br />
e. Embarkasi Palembang sebesar Rp53.943.134</p>
<p>f. Embarkasi Jakarta (Pondok Gede dan Bekasi) sebesar Rp58.498.334<br />
g. Embarkasi Solo sebesar Rp58.562.008<br />
h. Embarkasi Surabaya sebesar Rp60.526.334<br />
i. Embarkasi Balikpapan sebesar Rp56.510.444<br />
j. Embarkasi Banjarmasin sebesar Rp56.471.105</p>
<p>k. Embarkasi Makassar sebesar Rp60.245.355<br />
l. Embarkasi Lombok sebesar Rp58.630.888<br />
m. Embarkasi Kertajati sebesar Rp58.498.334</p>
<p>Besaran Bipih jemaah haji ini dipergunakan untuk biaya: penerbangan
haji, akomodasi Makkah, sebagian biaya akomodasi Madinah, biaya hidup
(living cost), dan visa. (kmg|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-47446367986179226442024-01-22T20:29:00.004+07:002024-01-22T21:00:02.137+07:00TAFSIR : Surah Ali Imran Ayat 140, Kemenangan dan Kekalahan itu Sunnatullah<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlqunbrFdEd_npoQRMFr3uhpP5U9L7WI-zXkhsNbn10gtkO1qY7KBUS_RijzOg8-7y16ASXlO271JMwxPWJvK0msnKQ9Hc5_GkDP4MRxVWX9zNuKuNkwKMPevA018VEXBBwX_orwV0Ri-I551JF7eeRlE8JKn_my-XMmReulfM9I0a0MYDHOatQl3r4Ey/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlqunbrFdEd_npoQRMFr3uhpP5U9L7WI-zXkhsNbn10gtkO1qY7KBUS_RijzOg8-7y16ASXlO271JMwxPWJvK0msnKQ9Hc5_GkDP4MRxVWX9zNuKuNkwKMPevA018VEXBBwX_orwV0Ri-I551JF7eeRlE8JKn_my-XMmReulfM9I0a0MYDHOatQl3r4Ey/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div>Al-Qur'an surah Āli ‘Imrān ayat 140<p></p><p style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">اِنْ يَّمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهٗ ۗوَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاۤءَ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَۙ</span></p><p>Artinya: <i>Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim.</i></p><p></p><p>Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kaum Muslimin jika menderita luka atau menemui ajalnya, maka orang kafir juga telah mengalami hal yang sama dalam Perang Badar. Demikianlah menang dan kalah dalam peperangan adalah hal yang dipergilirkan oleh Allah di antara manusia. </p><p>Kemenangan dan kekalahan, kejayaan dan kemunduran, merupakan keadaan yang silih berganti akan dialami setiap umat atau manusia. </p><p>Karena itu mereka mestinya selalu dapat mengambil petunjuk dari keadaan ini, agar mereka mendapat pelajaran, dan Allah membedakan antara orang yang beriman dengan orang-orang kafir.</p><p>Allah juga memberikan kepada kaum Muslimin kebahagian mati syahid yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah, karena mereka rela mengorbankan jiwa raga demi membela kebenaran, dan Allah tidak menyukai orang yang berbuat zalim.</p><p>#tafsir al qur'an kemenag</p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-16232280287909334322024-01-20T19:19:00.002+07:002024-01-20T19:19:34.008+07:00Haji 2024, Musi Banyuasin Berangkatkan 253 Jemaah Haji<p></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidqexGpxLWacyUmOXdykngBY8CfsNfoICksiKk-hVPZwZC9sPRcqtpq8s-Cpd-3TZ2VQLfkEslrJmscmOpXIN8JBE6YgGq9jCLk22mH21bCDyQgTL0DpANt0GCE1P1K4naYlIorTxXO7LIi2F_fCp9Rd-ctRbZmDIGvVeXzJPjYTo13myQUkOw84bSvDnc/s700/haji%20khusus5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidqexGpxLWacyUmOXdykngBY8CfsNfoICksiKk-hVPZwZC9sPRcqtpq8s-Cpd-3TZ2VQLfkEslrJmscmOpXIN8JBE6YgGq9jCLk22mH21bCDyQgTL0DpANt0GCE1P1K4naYlIorTxXO7LIi2F_fCp9Rd-ctRbZmDIGvVeXzJPjYTo13myQUkOw84bSvDnc/w640-h360/haji%20khusus5.jpg" width="640" /></a></div>Kabupaten Musi Banyuasin musim haji 2024 direncanakan aka memberangkatkan jemaah sebanyak 253 orang, termasuk 10 jemaah lansia prioritas serta jemaah cadangan berjumlah 38 orang.<br /><p></p><p>Kepala Seksi PHU Kemenag Musi Banyuasin, H. Muhammad Albarr, Lc, M.HI, menjelaskan, terkait dengan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1445
H/2024 M sudah bisa dilunasi. Jemaah bisa melakukan pembayaran secara
cash maupun cicil.</p><p>Adapun besaran Bipih untuk Calon Jemaah Haji 2024
Kabupaten Musi Banyuasin yang termasuk Embarkasi Palembang sebesar Rp 53.943.134 <br /></p><p>
Dia mengingatkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jamaah haji sebelum
melakukan pelunasan. Salah satunya adalah istithaah kesehatan.</p><p>"Tahun ini, memenuhi syarat Istithaah Kesehatan menjadi salah satu
persyaratan bagi jema’ah yang masuk alokasi kuota keberangkatan. Istithaah kesehatan sangat penting karena untuk
menjalani ibadah haji diperlukan fisik dan mental yang terukur. Sehingga jemaah haji bisa menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam,"
ujar Albarr.</p><p>
Istithaah kesehatan ini, tambahnya, diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 83 Tahun 2024. Keputusan itu berisi
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Pelunasan Biaya
Perjalanan Ibadah Haji Reguler Tahun 1445 Hijriyah/2024 Masehi.<br />
<br />
Kemenag sudah membuka pelunasan Bipih tahap pertama sejak 10 Januari hingga 12 Februari 2024. Tahap ini ditujukan khusus untuk:<br />
1. Jemaah haji yang masuk dalam alokasi kuota keberangkatan pada musim haji tahun berjalan<br />
2. Jemaah haji reguler yang merupakan lanjut usia dengan prioritas<br />
3. Jemaah haji reguler yang merupakan cadangan<br />
<br />
"Istithaah kesehatan haji mulai tahun ini menjadi syarat pelunasan,
Besaran Bipih Jemaah haji ini dipergunakan untuk biaya; penerbangan
haji, akomodasi Makkah, sebagian biaya akomodasi Madinah, biaya hidup
(living cost), dan visa" tuturnya. (kmg|alfa|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-31144675938827074102024-01-18T17:39:00.002+07:002024-01-18T17:39:09.724+07:00TAFSIR : Surah Ibrahim Ayat 6-8, Mensyukuri Berbagai Nikmat Allah<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcR2Bnng7S0jmhEFDTVp8KckOb79imsex8ZA2oACM3kRpT5rXhoy27TRTleUmoa4EEiPEZRJvgqXAgszkjO9bFGs_KE5wm2_igbavJyxYJJJV93PR-fqU6PWnrxBcXVYeZTcKzC94OQEQAWdKFqSWR5QbBq0sTZLpx_fTedl1S1uA8oBkYyrmSZxta5nYx/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcR2Bnng7S0jmhEFDTVp8KckOb79imsex8ZA2oACM3kRpT5rXhoy27TRTleUmoa4EEiPEZRJvgqXAgszkjO9bFGs_KE5wm2_igbavJyxYJJJV93PR-fqU6PWnrxBcXVYeZTcKzC94OQEQAWdKFqSWR5QbBq0sTZLpx_fTedl1S1uA8oBkYyrmSZxta5nYx/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div> Tafsir al-Qur'an surah Ibrahim ayat 6-8<p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنْجَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (6) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7) وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ (8) </span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Dan</span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important"> (ingatlah) <i>ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia menyelamatkan kalian dari </i>(Fir'aun dan) <i>pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kalian dengan siksa yang pedih. Mereka menyembelih anak-anak laki-laki kalian, membiarkan hidup anak-anak perempuan kalian; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhan kalian.” Dan </i>(ingatlah juga) <i>tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah </i>(nikmat) <i>kepada kalian; dan jika kalian mengingkari </i>(nikmat-Ku), <i>maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Dan Musa berkata, "Jika kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari </i>(nikmat Allah), <i>maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.</i></span></p><p>Allah menceritakan tentang Musa ketika ia mengingatkan kaumnya kepada hari-hari Allah yang mereka alami dan nikmat-nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada mereka. Yaitu ketika Allah menyelamatkan mereka dari cengkeraman Fir'aun dan para pengikutnya, serta dari siksaan dan penghinaan yang mereka alami. Fir'aun menyembelih anak laki-laki mereka yang dijumpainya, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka, lalu Allah menyelamatkan mereka dari semuanya itu. Hal tersebut merupakan nikmat yang paling besar.</p><p>Disebutkan oleh firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ</span></b></p><p><i>dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu. </i>(Ibrahim: 6)</p><p>Yakni nikmat yang besar dari-Nya kepada kalian dalam hal itu, kalian tidak mampu mensyukurinya. Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud dari <i>isim isyarah </i>di sini ditujukan kepada apa yang dilakukan oleh kaum Fir'aun kepada mereka (Bani Israil) berupa berbagai macam siksaan dan penindasan, bahwa hal tersebut merupakan cobaan yang besar bagi mereka.</p><p>Dapat pula ditakwilkan bahwa ayat ini semakna dengan pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ</span></b></p><p><i>Dan Kami coba mereka dengan </i>(nikmat) <i>yang baik-baik itu dan </i>(bencana) <i>yang buruk-buruk, agar mereka kembali </i>(kepada kebenaran). (Al-A'raf: 168)</p><p align="center" style="text-align: center;">************</p><p>Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ</span></b></p><p><i>Dan </i>(ingatlah juga) <i>tatkala Tuhanmu memaklumkan. </i>(Ibrahim: 7)</p><p>Yakni mempermaklumatkan dan memberitahukan kepada kalian akan janji-Nya kepada kalian. Dapat pula diartikan bahwa dan tatkala Tuhan kalian bersumpah dengan menyebut keagungan, kebesaran, dan kemuliaan nama-Nya'. Ayat tersebut sama maknanya dengan firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ [مَنْ يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ] </span></b></p><p><i>Dan </i>(ingatlah) <i>ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka </i>(orang-orang Yahudi) <i>sampai hari kiamat. </i>(Al-A'raf: 167)</p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ</span></b></p><p><i>Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah </i>(nikmat) <i>kepada kalian. </i>(Ibrahim: 7)</p><p>Sesungguhnya jika kalian mensyukuri nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian, pasti Aku akan menambahkannya bagi kalian.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ</span></b></p><p><i>dan jika kalian mengingkari </i>(nikmat-Ku). (Ibrahim: 7)</p><p>Maksudnya, jika kalian mengingkari nikmat-nikmat itu dan kalian menyembunyikannya serta tidak mensyukurinya.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ</span></b></p><p><i>maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. </i>(Ibrahim: 7)</p><p>Yaitu dengan mencabut nikmat-nikmat itu dari mereka, dan Allah menyiksa mereka karena mengingkarinya. Di dalam sebuah hadis disebutkan:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">"إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ"</span></b></p><p><i>Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalang dari rezeki(nya) disebabkan dosa yang dikerjakannya.</i></p><p>Di dalam kitab <i>Musnad </i>disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersua dengan seorang peminta-minta. Maka beliau memberinya sebiji buah kurma, tetapi si peminta-minta itu tidak mau menerimanya. Kemudian beliau bersua dengan pengemis lainnya, maka beliau memberikan sebiji kurma itu kepadanya, dan si pengemis itu mau menerimanya seraya berkata, "(Betapa berharganya) sebiji buah kurma dari Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam" Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan agar si pengemis itu diberi uang sebanyak empat puluh dirham.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْودُ، حَدَّثَنَا عُمَارَةُ الصَّيدلاني، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَائِلٌ فَأَمَرَ لَهُ بِتَمْرَةٍ فَلَمْ يَأْخُذْهَا -أَوْ: وَحِشَّ بِهَا -قَالَ: وَأَتَاهُ آخَرُ فَأَمَرَ لَهُ بِتَمْرَةٍ، فَقَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ! تَمْرَةٌ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ لِلْجَارِيَةِ: "اذْهَبِي إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ، فأعطيه الأربعين درهما التي</span></b><b><span dir="ltr" style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;"> </span></b><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">عِنْدَهَا".</span></b></p><p>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Imarah As-Shaidalani, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa seorang pengemis datang meminta-minta kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam Maka beliau memberinya sebiji buah kurma, tetapi si pengemis itu tidak mau menerimanya. Kemudian datanglah seorang pengemis lainnya, dan Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan agar pengemis itu diberi sebiji buah kurma pula. Maka pengemis itu berkata, "Mahasuci Allah, sebiji buah kurma dari Rasulullah." Maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda kepada pelayan perempuannya, "<i>Pergilah kamu ke rumah Ummu Salamah dan berikanlah kepada pengemis ini empat puluh dirham yang ada padanya</i>."</p><p>Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara <i>munfarid. </i>Imarah ibnu Zadan (salah seorang perawinya) dinilai <i>siqah</i> oleh Ibnu Hibban, Ahmad, dan Ya'qub ibnu Sufyan. Ibnu Mu'in mengatakan bahwa dia adalah seorang saleh. Menurut Abu Zar'ah, dia terpakai hadisnya. Abu Hatim mengatakan bahwa hadisnya dapat ditulis, tetapi tidak dapat dijadikan sebagai pegangan karena predikatnya kurang kuat. Imam Bukhari mengatakan, barangkali Imarah ibnu Zadan ini orangnya <i>mudtarib </i>dalam hadisnya. Telah diriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa Imarah meriwayatkan banyak hadis yang berpredikat <i>munkar. </i>Abu Daud mengatakan bahwa dia tidak separah itu. Ia dinilai <i>daif </i>oleh Imam Daruqutni. Ibnu Addi mengatakan bahwa dia tidak mengapa dan termasuk orang (perawi) yang dapat ditulis hadisnya.</p><p align="center" style="text-align: center;">************</p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ</span></b></p><p><i>Dan Musa berkata, "Jika kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari </i>(nikmat Allah), <i>maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” </i>(Ibrahim: 8)</p><p>Allah Mahakaya (tidak memerlukan) ungkapan syukur hamba-hamba-Nya. Dan Dia Maha Terpuji, sekalipun Dia diingkari oleh orang-orang yang mengingkari-Nya. Makna ayat ini sama dengan makna yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ</span></b></p><p><i>Jika kalian kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan </i>(iman) <i>kalian. </i>(Az-Zumar: 7), hingga akhir ayat.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا وَاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ</span></b></p><p><i>lalu mereka ingkar dan berpaling, dan Allah tidak memerlukan </i>(mereka). <i>Dan Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. </i>(At-Taghabun: 6)</p><p>Di dalam kitab <i>Sahih Muslim </i>disebutkan hadis melalui Abu Zar, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dalam salah satu hadis qudsinya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">"يَا عِبَادِي، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ، وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ، كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا. يَا عِبَادِي، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ، وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ، كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا. يَا عِبَادِي، لَوْ أن أولكم وآخركم، وإنسكم وجنكم، قاموا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ، فَسَأَلُونِي، فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، إلا كما ينقُص المخْيَط إذا أدخل في الْبَحْرِ".</span></b></p><p><i>Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalangan umat manusia dan jin semuanya memiliki kalbu seperti kalbu seseorang di antara kalian yang paling bertakwa, tiadalah hal tersebut menambahkan sesuatu dalam kerajaan-Ku barang sedikit pun. Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalangan umat manusia dan jin semuanya memiliki kalbu seperti kalbu seseorang di antara kalian yang paling durhaka, hal tersebut tidaklah mengurangi sesuatu pun dalam kerajaan-Ku barang sedikit pun. Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalangan umat manusia dan jin semuanya berdiri di suatu lapangan, kemudian mereka meminta kepada-Ku, lalu Aku memberi kepada setiap orang apa yang dimintanya, tiadalah hal itu mengurangi kerajaan-Ku barang sedikit pun, melainkan sebagaimana berkurangnya laut bila dimasukkan sebuah jarum ke dalamnya.</i></p><p>#Imam Ibnu Katsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-17547166943337036322024-01-18T17:33:00.003+07:002024-01-18T17:43:46.301+07:00Kemenag Rilis Pemberangkatan dan Pemulangan Haji 2024 <p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsKuOldL7zI0ZFs9OXmwM2l-0R_nOq_HqDGzMomI7DC0GD_zdR_bRXdBXtczVsc3mKCpMR-j_bwmWMZnrE4mQ0zqMxUHeevwJv99YKmheCz6XTwZkOhzVpSVYzY_UVlVDwBZgQzYu18OivBUJ_d1-5uTx6FvvdqrXgq32i-Nbpn3MuVmHkvb8i_ZiJXqLD/s744/kloter%2015%20tiba%20di%20padang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="408" data-original-width="744" height="350" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsKuOldL7zI0ZFs9OXmwM2l-0R_nOq_HqDGzMomI7DC0GD_zdR_bRXdBXtczVsc3mKCpMR-j_bwmWMZnrE4mQ0zqMxUHeevwJv99YKmheCz6XTwZkOhzVpSVYzY_UVlVDwBZgQzYu18OivBUJ_d1-5uTx6FvvdqrXgq32i-Nbpn3MuVmHkvb8i_ZiJXqLD/w640-h350/kloter%2015%20tiba%20di%20padang.jpg" width="640" /></a></div>Lima bulan lagi, jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke tanah suci. Pemberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama dimulai tanggal 12 Mei 2024. Demikian keterangan pers Kemenag yang diperoleh <i>BRNews.id</i> Kamis (18/1/2024).<p></p><p>Seperti disebutkan dalam RPH (Rencana Perjalanan Haji) 1445 H atau 2024 M, jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan
ke Arab Saudi pada Minggu, 12 Mei 2024. RPH 1445 H ditandatangani
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman
Latief pada 3 Januari 2024.
</p><p>Pemberangkatan jemaah haji Indonesia akan dibagi dalam
dua gelombang. Jemaah haji gelombang pertama akan diberangkatkan dari
tanah air menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz
(AMAA) di Madinah mulai 12-23 Mei 2024. </p><p>Sementara, jemaah haji gelombang
kedua akan diberangkatkan dari tanah air menuju King Abdul Azis
International Airport (KAAIA) di Jeddah mulai 21 Mei - 1 Juni 2024. </p>
<p>Rencananya, tahun ini Indonesia akan memberangkatkan 241 ribu jemaah
haji. Seperti tahun-tahun sebelumnya, calon jemaah haji akan masuk ke
asrama sehari sebelum jadwal pemberangkatan dilaksanakan. </p><p>Berikut
rincian Rencana Perjalanan Haji 1445 H/2024 M:</p>
<p>1.) 03 Dzulqa’idah 1445 / 11 Mei 2024, Jemaah Haji masuk Asrama Haji</p>
<p>2.) 04-15 Dzulqa’idah 1445 / 12-23 Mei 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang I dari Indonesia ke Madinah</p>
<p>3.) 13-24 Dzulqa’idah 1445 / 21 Mei-01 Juni 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang I dari Madinah ke Makkah </p>
<p>4.) 16 Dzulqa’idah-04 Dzulhijjah 1445/24 Mei-10 Juni 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang II dari Indonesia ke Jeddah</p>
<p>5.) 04 Dzulhijjah 1445 / 10 Juni 2024, Closing Date</p>
<p>6.) 08 Dzulhijjah 1445 / 14 Juni 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji dari Makkah ke Arafah</p>
<p>7.) 09 Dzulhijjah 1445 / 15 Juni 2024, Wukuf di Arafah</p>
<p>8.) 10 Dzulhijjah 1445 / 16 Juni 2024, Idul Adha</p>
<p>9.) 11-13 Dzulhijjah 1445 / 17-19 Juni 2024, Hari Tasyrik I, Tasyrik II (Nafar Awal), Tasyrik III (Nafar Tsani)</p>
<p>10.) 16-27 Dzulhijjah 1445 / 22 Juni-03 Juli 2024, Pemulangan Jemaah Haji Gelombang I dari Jeddah ke Indonesia</p>
<p>11.) 16 Dzulhijjah 1445 / 22 Juni 2024, Awal Kedatangan Jemaah Haji Gelombang I di Indonesia</p>
<p>12.) 20 Dzulhijjah 1445-07 Muharram 1446 / 26 Juni-13 Juli 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah</p>
<p>13.) 28 Dzulhijjah 1445-15 Muharram 1446 / 04-21 Juli 2024, Pemulangan Jemaah Haji Gel. II dari Madinah ke Indonesia</p>
<p>14.) 01 Muharram 1446 / 07 Juli 2024, Tahun Baru Hijriah</p>
<p>15.) 16 Muharram 1446 / 22 Juli 2024, Akhir kedatangan Jemaah Haji Gel. II di Indonesia. (kmg|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-87039439513201363382024-01-12T09:16:00.006+07:002024-01-12T09:16:50.165+07:00HADIS : Orang-orang yang Disebut Memakmurkan Masjid <p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8VuSEpWioov2B5zwFnTIosUCAqBL3oPqd5tAqVetYUypZVv45M6P4MTfpAOmawf8ybse-IqUvnhUhN7aYeO2_h3Uji2roimMKHRfQg0UtC-2hvimKE6CrxrH5lsDD4hoDlCI9Bn_dSyUTCHvSBgRlH6y5Wtl5iMymoprhVgoqISO952kHcfVCsj96DOU/s4512/_DSC0736.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3000" data-original-width="4512" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8VuSEpWioov2B5zwFnTIosUCAqBL3oPqd5tAqVetYUypZVv45M6P4MTfpAOmawf8ybse-IqUvnhUhN7aYeO2_h3Uji2roimMKHRfQg0UtC-2hvimKE6CrxrH5lsDD4hoDlCI9Bn_dSyUTCHvSBgRlH6y5Wtl5iMymoprhVgoqISO952kHcfVCsj96DOU/w640-h426/_DSC0736.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto BRNews.id<br /></td></tr></tbody></table>Allah Subhanahu wata'ala mempersaksikan keimanan orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:<br /></p><p style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">حَدَّثَنَا سُرَيْجٌ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ؛ أَنَّ دَرَّاجًا أَبَا السَّمْحِ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ؛ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ}</span><br /></p><p style="text-align: left;">Artinya : Telah menceritakan kepada kami Syuraih, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, bahwa Darij —yakni Abus Samah—pernah menceritakan kepadanya, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Apabila kalian melihat seorang lelaki biasa pergi ke masjid, maka saksikanlah oleh kalian bahwa dia beriman. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (At-Taubah: 18)<br /><br />Imam Turmuzi, Ibnu Murdawaih, dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya telah meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Wahb dengan sanad yang sama.<br /><br />Abdur Rahman ibnu Humaid telah mengatakan di dalam kitab Musnad-nya bahwa:<br /><br /></p><p style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا صَالِحٌ الْمُرِّيُّ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ سِيَاهٍ، وَجَعْفَرِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّمَا عُمَّارُ المساجد هم أهل الله"</span><br /></p><p><br />Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Saleh Al-Murri, dari Sabit Al-Bannani, dari Maimun ibnu Siyah dan Ja'far ibnu Zaid, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah.<br /><br /></p><p style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَرَوَاهُ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ، عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ غِيَاثٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ بَشِيرٍ الْمُرِّيِّ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "إنما عُمَّارُ الْمَسَاجِدِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ"<br /></span></p><p>Artinya : Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar meriwayatkannya dari Abdul Wahid ibnu Gayyas, dari Saleh ibnu Basyir Al-Murri, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah.<br /><br />#Dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir dalam Surah At-Taubah, ayat 17-18<br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-54959181097109990772024-01-12T08:54:00.010+07:002024-01-12T09:01:27.505+07:00Indonesia Peroleh Kepastian Kuota Haji dan Penempata Jemaah di Armina<p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKRLMd7jvX1gtk9ZiauCfrz1vdnYfYlfwXDQ_0LOqKuwIEL74hBzQNMNN8B86FmcBNMdCPG7LtvaPSFybUjFlVRqGIVronthCueBJVLdFmeBE2-YixToFTXE-4WUTCl1-UE2i59y2OkbKhC00q9OToDLVVzv-_jM_ERLFYBeIkRHdeS4UCd_-fn7-fQXs/s320/2-jamaah%20haji%20di%20mina.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="160" data-original-width="320" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKRLMd7jvX1gtk9ZiauCfrz1vdnYfYlfwXDQ_0LOqKuwIEL74hBzQNMNN8B86FmcBNMdCPG7LtvaPSFybUjFlVRqGIVronthCueBJVLdFmeBE2-YixToFTXE-4WUTCl1-UE2i59y2OkbKhC00q9OToDLVVzv-_jM_ERLFYBeIkRHdeS4UCd_-fn7-fQXs/w640-h320/2-jamaah%20haji%20di%20mina.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kawasan Mina. Foto Dok BRNews.id<br /></td></tr></tbody></table>Ada beberapa kabar baik yang dibawa oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas usai kunjungan ke Arab Saudi untuk jemaah Haji
Indonesia 2024 mulai dari kepastian tambahan kuota
hingga fast track keberangkatan haji 2024.<p></p>
<p>"Alhamdulillah saya sudah menandatangani MoU bersama Pemerintah Arab. Salah satu hasilnya,
kita mendapatkan kuota terbesar sepanjang
sejarah, yaitu 241ribu," ungkap Menag Yaqut setibanya di
bandara Soetta, Cengkareng, Kamis (11/1/2024).</p>
<p>Selain itu Menag juga menjelaskan tentang upayanya mengosiasi agar jemaah haji
Indonesia mendapatkan tempat terbaik di Arab Saudi, termasuk di Arafah dan Mina. </p><p>"Tapi itu juga tergantung kecepatan kita dalam melakukan kontrak teknis perhajian
bersama pemerintah Arab," jelas Yaqut lagi.</p>
<p>"Insya Allah dalam minggu ini atau maksimal minggu depan kontrak itu
akan segera kita lakukan agar tempat terbaik didapatkan untuk jemaah
Indonesia," tegasnya.</p>
<p>Selain bertemu Menteri Haji Saudi, Menag juga bertemu dengan otortitas Pemerintah
Arab Saudi untuk membicarakan penerbangan bagi jemaah haji Indonesia. </p><p>Menurutnya, kedatangan delegasi Indonesia mendapatkan sambutan baik dari
pihak otoritas Arab Saudi. "Insya Allah itu aman, biar nanti Garuda
Indonesia saja yang follow up," ujarnya.</p>
<p>Yaqut menambahkan, Pemerintah Indonesia juga telah
mengusulkan penambahan dua jalur fast track bagi jemaah haji. Kedua
jalur tersebut diusulkan di Solo dan Surabaya. Saat ini fast
track baru diterapkan di Bandara Soekarno Hatta.</p>
<p>"Dari pembicaraan yang kita lakukan sih mereka menyetujui, tapi
mereka tetap akan melakukan survey lapangan untuk melihat ke Solo dan
Surabaya," jelasnya.</p>
<p>Seperti kita ketahui, layanan fast track akan memudahkan jemaah haji dalam proses
pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor. Sebab,
prosesnya sudah dilaksanakan di bandara asal.</p>
<p>Fast track ini dinilai penting agar jemaah haji yang datang ke Arab
Saudi sudah tidak melalui proses imigrasi. Hal tersebut akan sangat
membantu jemaah haji Indonesia untuk mengurangi kelelahan setelah
melakukan perjalan panjang dari Tanah Air. (kmg|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-43007755411523170172024-01-09T20:42:00.008+07:002024-01-09T20:56:01.337+07:00Resmi.! 2024 Indonesia Akan Berangkatkan 241 Ribu Jemaah Haji <p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjExHlkYUa4hZ13_pAn98DvIaX6nW9OFBjalIC8FJCgr43A96zLdSiboTmEy0pAnuAtCbwydtxHRyB6WcGWtWK2LihZR66Q_d0L1DwIJKCvNr2mGjEs4i1O5LCTdxMllsvD1ME96NXCPJe9w_RDUKv-qeL8ZLu3cZOSfdiOFN-PkWGy7hNhKHUX9EPJDN4s/s677/mou%20haji%20dgn%20saudi.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="381" data-original-width="677" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjExHlkYUa4hZ13_pAn98DvIaX6nW9OFBjalIC8FJCgr43A96zLdSiboTmEy0pAnuAtCbwydtxHRyB6WcGWtWK2LihZR66Q_d0L1DwIJKCvNr2mGjEs4i1O5LCTdxMllsvD1ME96NXCPJe9w_RDUKv-qeL8ZLu3cZOSfdiOFN-PkWGy7hNhKHUX9EPJDN4s/w640-h360/mou%20haji%20dgn%20saudi.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penandatnganan Ta'limatul Hajj antara Menag Yaqut dengan Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah, di Jeddah Senin 8 Januari 2024. Foto Kemenag<br /></td></tr></tbody></table>Indonesia pada musim haji 2024 akan memberangkatkan jemaah haji sebanyak 241 ribu jemaah. Jumlah ini tentu merupakan jumlah yang belum pernah terjadi selama Indonesia memberangkatkan jemaah haji.</p><p>Kepastian bahwa Indonesia akan memberangkatkan 241 ribu jemaah ini dipastikan dengan telah menandatangani kesepakatan perhajian (MoU) untuk musim haji 1445 H
/2024 M. </p><p>Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan Menteri Agama Yaqut
Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah,
di Jeddah.
<br /></p><p>"Kita menyepakati beberapa hal dengan pihak Arab Saudi. Salah
satunya, jumlah jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan sebanyak
241 ribu orang," ungkap Menag Yaqut di Jeddah, Senin (8/1/2024). </p>
<p>Menag mengungkapkan, jumlah ini terdiri dari 221 ribu kuota normal
dan 20 ribu kuota tambahan yang telah disetujui Raja Arab Saudi. "Jumlah
kuota ini terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji
Indonesia," tutur Menag dilansir situs Kemenag RI. </p>
<p>Seperti diketahui, tahun 2019, Indonesia mendapatkan kuota 231 ribu jemaah. Jumlah ini
berkurang menjadi hanya 100.051 jemaah pada 2022 disebabkan pandemi
covid-19. Sementara pada penyelenggaraan haji 2023, Indonesia mendapat
kuota 229 ribu.</p>
<p>Menurut Menag, selain bertambahnya jumlah kuota ada beberapa
peningkatan layanan perhajian yang disepakati dalam MoU tahun ini.
"Alhamdulillah beberapa permintaan kita untuk pelayanan haji yang lebih
baik, telah disanggupi oleh Pemerintah Arab Saudi," tandas Menag. </p>
<p>Misalnya tentang penempatan jemaah di Mina. "Kita bisa menentukan
posisi tenda jemaah yang lebih dekat dengan jamarat, selama pelaksanaan
kontrak dilakukan lebih cepat," tutur Menag. </p>
<p>Terkait peningkatan layanan, Pemerintah Arab Saudi memberikan kebebasan kepada Indonesia untuk memilih
penyedia layanan (syarikah) saat puncak haji. </p><p>"Tidak harus syarikah ini
atau syarikah itu, Indonesia diberikan kebebasan memilih. Ini membuka
peluang untuk memilihkan penyedia layanan yang terbaik bagi jemaah haji
Indonesia," katanya lagi.</p>
<p>"Ini inovasi yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi," sambung Menag Yaqut. </p>
<p>Dalam kesempatan yang sama, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq
Al-Rabiah menyatakan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
jemaah haji Indonesia. </p>
<p>"Kami sangat berbahagia dan merasa tersanjung dapat menjadi pelayan
jemaah haji dari seluruh dunia, terutama jemaah haji Indonesia. Kami
juga selalu terbuka untuk berdiskusi demi perbaikan-perbaikan layanan
bagi para dhuyufurrahman," ujar Tawfiq.(kmg|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-84533784612270432302024-01-08T20:56:00.002+07:002024-01-08T21:50:11.686+07:00Pendaftaran Petugas Haji (PPIH) Arab Saudi Dibuka 11 Januari 2024 <p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLjiO4ZBCRsgmd0rdE94SDfMozMt4j3xRiyPz2jnwmH2w0Mp0ubcfDR5dJQhpcZsewooCcg4Cb9Cufi2Z6oQ8E9-d4gq54ozuvuHYmLgUhldiUUUhunkRWVaAeR37v8rvvAvBdyntYPdaut-v3gOf3VHvpZPnddsXLnx9hlMZdQo2l7M2RFt1_FYpvOPWL/s1280/jamaah%20smp%20madinah1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="854" data-original-width="1280" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLjiO4ZBCRsgmd0rdE94SDfMozMt4j3xRiyPz2jnwmH2w0Mp0ubcfDR5dJQhpcZsewooCcg4Cb9Cufi2Z6oQ8E9-d4gq54ozuvuHYmLgUhldiUUUhunkRWVaAeR37v8rvvAvBdyntYPdaut-v3gOf3VHvpZPnddsXLnx9hlMZdQo2l7M2RFt1_FYpvOPWL/w640-h428/jamaah%20smp%20madinah1.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Petugas Haji saat melayani jemaah di tanah suci Arasb Saudi. Foto Kemenag<br /></td></tr></tbody></table>Setelah Kemenag menetapkan biaya haji 2024 atau 1445 hijriyah, kini Kemenag juga tengah mempersiapkan petugas haji untuk melayani jemaah selama berada di tanah suci.</p><p>untuk itu, Kementerian Agama akan membuka pendaftaran petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Arab Saudi atau petugas haji untuk tingkat pusat. </p><p>"Pendaftaran dibuka dari tanggal 11 – 19 Januari 2024 melalui SuperApps Pusaka Kementerian Agama,” terang juru
bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jeddah, Senin (8/1/2024).</p>
<p>Anna Hasbie saat ini berada di Arab Saudi karena sedang mendampingi
kunjungan kerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. </p><p>Dalam kunjungan ini,
Menag Yaqut dijadwalkan menandatangani MoU terkait Penyelenggaraan
Ibadah Haji 1445 H/2024 M dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi
Taufiq F Al Rabiah.</p>
<p>Dijelaskan Anna, seleksi PPIH Arab Saudi akan dilakukan dengan
Computer Assisted Test (CAT) dan Wawancara. Soal CAT terkait dengan
wawasan kebangsaan, moderasi beragama, regulasi perhajian, manasik haji,
serta tugas dan fungsi layanan. </p><p>Sementara wawancara akan menggali
tentang kemampuan baca tulis Al-Quran, pendalaman tugas dan fungsi
petugas haji, problem solving, integritas, serta pemahaman keagamaan
yang moderat dan kepemimpinan.</p>
<p>“Untuk CAT dan wawancara, akan dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede pada 25 Januari 2024,” sebut Anna.</p>
<p>“Hasil seleksi akan diumumkan melalui akun masing-masing peserta pada 29 Januari 2024,” sambungnya.</p>
<p>Direktur Bina Haji pada Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag
Arsad Hidayat menjelaskan, ada empat formasi pada seleksi PPIH Arab
Saudi 1445 H/2024 M, yaitu: Media Center Haji (MCH), Pelindungan Jemaah,
Layanan Jemaah Lansia, serta Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama
pada Jemaah Haji (PKP3JH). </p><p>Khusus untuk MCH, saat ini sedang berlangsung
seleksi awal yang dilakukan oleh Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen
Kemenag.</p>
<p>Untuk mendaftar, peserta harus membuat akun terlebih dahulu melalui
SuperApps Pusaka Kementerian Agama. Setelah itu, peserta mengupload
berkas persyaratan yang telah ditentukan. </p>
<p>“Jika dinyatakan lulus verifikasi berkas, peserta akan mendapatkan
kartu ujian. Jika tidak lulus verifikasi berkas, peserta akan
mendapatkan notifikasi,” tandas Arsad.</p>
<p>Berikut persyaratan yang harus disiapkan pelamar yang dilansir situs resmi Kemenag RI.</p>
<p><strong>1. Persyaratan</strong> <strong>Umum</strong></p>
<p>a. Warga Negara Indonesia;<br />
b. Beragama Islam;<br />
c. Berbadan Sehat/istitaah;<br />
d. Laki-laki dan/atau Perempuan;<br />
e. Tidak dalam keadaan hamil;<br />
f. Berkomitmen dalam pelayanan Jemaah;<br />
g. Memiliki integritas, kredibilitas, dan rekam jejak yang baik;<br />
h. Mampu mengoperasikan Microsoft Office dan Aplikasi Pelaporan PPIH
berbasis Android dan/atau iOS dibuktikan dengan surat pernyataan;</p>
<p><strong>2. Persyarat</strong> <strong>Khusus</strong></p>
<p><strong><em>A. Pelindungan Jemaah</em></strong><br />
1) Usia paling tinggi 55 tahun bagi laki-laki dan 45 tahun bagi perempuan pada saat mendaftar;<br />
2) Memahami prosedur pelindungan dan penanganan musibah serta penyelesaian kasus;<br />
3) Berasal dari unsur TNI/POLRI;<br />
4) Pangkat tertinggi mayor untuk TNI atau Komisaris Polisi untuk POLRI;<br />
5) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris.</p>
<p><strong><em>B. Layanan Jemaah Lansia & Disabilitas</em></strong><br />
1) Usia paling tinggi 45 tahun pada saat mendaftar;<br />
2) Diutamakan memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman dalam menangani lansia dan/atau penyandang disabilitas;<br />
3) Diutamakan memiliki kemampuan menggunakan bahasa yang digunakan penyandang disabilitas; dan<br />
4) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris.</p>
<p><strong><em>C. Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH)</em></strong><br />
1) Usia paling rendah 25 tahun dan paling tinggi 45 tahun pada saat mendaftar;<br />
2) Berprofesi sebagai dokter, paramedis, dan/atau penanganan bencana pada RS TNI/Polri/RS Haji/ FK UIN/BNPB/PERDOKHI;<br />
3) Berasal dari unit pelayanan kesehatan, lembaga/instansi yang
menangani bencana, dan unit penanganan bencana pada organisasi
kemasyarakatan Islam, lembaga pendidikan Islam dan pondok pesantren;<br />
4) Memahami dan mampu melakukan penangan krisis dan pertolongan pertama pada Jemaah Haji; dan<br />
5) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris.</p>
<p><strong>3. Syarat</strong> <strong>Kelengkapan</strong> <strong>Administrasi</strong><br />
a. Kartu Tanda Penduduk<br />
b. SK Pegawai ASN atau TNI/Polri (bagi ASN/TNI/Polri)<br />
c. Ijazah Pendidikan Terakhir<br />
d. Surat Rekomendasi dari Pimpinan Instansi/Lembaga<br />
e. Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas/ Rumah Sakit Pemerintah<br />
f. Surat Ijin Suami (bagi perempuan menikah), bermaterai Rp. 10.000<br />
g. Surat Pernyataan Kemampuan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK), bermaterai Rp. 10.000</p>
<p><strong>4. Pemberi</strong> <strong>Rekomendasi</strong><br />
a. Pimpinan Media<br />
b. Mabes TNI / Mabes Polri<br />
c. Kepala RS TNI/Polri/Haji/UIN<br />
d. Pimpinan Eselon I Kementerian/ Lembaga/Badan<br />
e. Pengurus Ormas tingkat Pusat / Pimpinan Pontren / Rektor PTKI</p>(kmg|ulul|azka) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-25594211601444280592024-01-08T20:27:00.002+07:002024-01-08T20:27:24.385+07:00Indonesia Kirim 20 Dai ke Uni Emirat Arab<p></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWisSMPfYZYMDi6d5Y7f1a0rLc1nLGnBSADUCyH2Fl1o65SxN8JmQgQRkrrLoArDYEne7jau0tn7hF3DF8b-3ekBNpOEeGL7rp_nA3ebdGxmJPCbiFq_GL7Bi6EtWEm58-PQy8Ywu0p6uB1u-f0iKa0ZDnkEMrFr2we77QYSUF71IbnBeKICjBFsMS8SbW/s1161/ahmad%20zayadi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="558" data-original-width="1161" height="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWisSMPfYZYMDi6d5Y7f1a0rLc1nLGnBSADUCyH2Fl1o65SxN8JmQgQRkrrLoArDYEne7jau0tn7hF3DF8b-3ekBNpOEeGL7rp_nA3ebdGxmJPCbiFq_GL7Bi6EtWEm58-PQy8Ywu0p6uB1u-f0iKa0ZDnkEMrFr2we77QYSUF71IbnBeKICjBFsMS8SbW/w640-h308/ahmad%20zayadi.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ahmad Zayadi. Foto Kemenag<br /></td></tr></tbody></table>Sebanyak 20 muballigh (pendakwah) Indonesia dikirim ke Uni Emirat Arab (UEA). Pengiriman muballigh ke UEA di lakukan oleh Kemenag atas kerjasama Pemerintah UEA dalam mengebangkan wasathiyatul Islam di dunia global.</p><div>
</div>
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi menyebutkan, program
pengiriman pendakwah tersebut juga merupakan bagian dari penguatan
wawasan pengembangan layanan dakwah.
<div>
</div>
"Pengiriman dai/daiyah merupakan bagian dari program <i>benchmarking </i>
sekaligus penguatan wawasan internasional untuk pengembangan dan inovasi
layanan dakwah," ujarnya kepada wartawan, Senin (8/1/2024).
<div>
</div>
Sejalan dengan misi penguatan moderasi beragama, kedatangan pendakwah
Indonesia ke Abu Dhabi UEA turut memperkenalkan tradisi dan budaya
Islam di Indonesia dengan segala keragaman yang dimiliki.
<div>
</div>
"Program ini sekaligus mengenalkan tradisi dan budaya Islam di
Indonesia dan sekaligus sebuah langkah penguatan Moderasi Beragama
sebagai instrumen kebijakan untuk merawat keragaman di Indonesia, juga
merawat keragaman atau diversity dunia," pungkasnya.
<div>
</div>
Lima dari 20 pendakwah yang dikirim ke Uni Emirat Arab adalah penyuluh
Agama Islam dari berbagai daerah, di antaranya Luluh Rahmawati asal
Jakarta, Jihan Asfia Hamida asal Sulawesi tenggara, Fathir Nuraskyim
asal Aceh, Hendra Syahputra Sumatra Utara, dan Mustaqim asal Jawa
tengah. (kmg|ulul|alfa) <br /><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-76292806536072056222024-01-07T07:17:00.004+07:002024-01-07T07:51:28.988+07:00Guru MAN 4 Jombang PP. Mamba’ul Ma’arif Juara 3 Festival Internasional Seni Ornamen Islam di Aljazair<p><span lang="IN"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4K_f0N7R_OvAPyccZSzN-LfrsGCm_I7nOmffHHdOZbmUP7eVk1i3wgS8BvEOyq3tw3B7CQj0YN9zMOD5vgNG3fG5gTdRYy7b0TxwzUbflevO-Ah522d133fXftHIOKmig32i3EewOeO4-6BO0prqazPZ4B7xCe_ijwko66pHj5zAVPBcuyflTk4C9oY3K/s570/zainul%20mujib.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="408" data-original-width="570" height="458" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4K_f0N7R_OvAPyccZSzN-LfrsGCm_I7nOmffHHdOZbmUP7eVk1i3wgS8BvEOyq3tw3B7CQj0YN9zMOD5vgNG3fG5gTdRYy7b0TxwzUbflevO-Ah522d133fXftHIOKmig32i3EewOeO4-6BO0prqazPZ4B7xCe_ijwko66pHj5zAVPBcuyflTk4C9oY3K/w640-h458/zainul%20mujib.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Zainul Mujib. Foto Mamba'ul Maarif<br /></td></tr></tbody></table><span lang="IN"><br />Zainul Mujib, guru seni budaya MAN 4
Jombang PP. Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jawa Timur (Jatim) meraih penghargaan sebagai juara 3 kategori ornamen Islam </span><span lang="IN">dalam Festival Internasional Seni Ornamen Islam dan Miniatur di Aljazair, Jumat (29/12/2023).</span><p><span lang="IN">Mujib, sapaan akrabnya, berhasil
meraih juara 3 kategori ornamen Islam dalam festival internasional seni
ornamen Islam dan miniatur di Aljazair, Jumat (29/12/2023).</span>
</p><p class="MsoNormal"><span lang="IN">Dalam Festival yang bertajuk <i>The
International Cultural Festival of Illumination and Miniature</i> ini
digelar oleh Kementerian Kebudayaan Aljazair di salah satu kota
bersejarah, Tlemcen. </span></p><p class="MsoNormal"><span lang="IN">Festival ini sekaligus menjadi ajang pertemuan para
seniman, peneliti, profesor, guru, hingga dosen seni rupa di seluruh
dunia. </span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="IN">Festival ini diikuti oleh 70 peserta yang berasal dari 9 negara, yaitu mulai dari Aljazair, Turki, Tunisia,
Mesir, Irak, Iran, Indonesia, Yaman, dan Uzbekistan. </span></p><p class="MsoNormal"><span lang="IN">Festival ini
digelar sejak 27 hingga 29 Desember 2023. Rangkaian acara meliputi
seminar, workshop, diskusi, hingga puncak acaranya adalah perlombaan
miniatur dan seni ornamen Islam.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="IN">Pada perlombaan, karya Mujib berhasil meraih juara 3 kategori ornamen Islam. “Alhamdulillah, juara 3 kategori ornamen Islam.” kata Mujib panggilan akrabnya.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="IN">Guru kaligrafi di Pesantren
Kaligrafi (SAKAL) Mamba’ul Ma’arif ini lantas berpesan untuk seluruh
santrinya baik di SAKAL maupun di MAN 4 Jombang agar belajar dengan
sungguh-sungguh.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="IN">“Jika kalian benar-benar ingin
melakukan sesuatu, maka kalian akan menemukan jalannya. Namun jika
tidak, kalian akan menemukan alasan.” kata Mujib.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="IN">Sebelumnya, Mujib juga telah mengukir prestasi di kancah internasional. Pada tahun 2019, ia sempat meraih juara 2 kategori <i style="mso-bidi-font-style: normal;">khat</i> dan ornamen di Berlin, Jerman. (kmg|ulul|alfa)</span></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-86890302677211709722024-01-07T06:53:00.001+07:002024-01-07T06:59:46.020+07:00MTs Negeri 3 Malang Juara 1 Madrasah Sehat dan Bersih<p></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIqjF7SncTUM4CnpzOD3o5rHUTw_TRqXiLgGvSMtsXP_rTsKxZmLUFm6dYnhfb6i5CnBbaDEkfrWBiJiJk8jMAvUYR1vVDsDEtOHXbgtnk2bSEs2XwsFxG48v7KSISxM-kc9OTHPWMJuLKyNISvc-pI4gBoejgRK6IioZVng9NXG0KPiLSKgz5syuRfI-3/s1024/mtsn%203%20malang.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="478" data-original-width="1024" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIqjF7SncTUM4CnpzOD3o5rHUTw_TRqXiLgGvSMtsXP_rTsKxZmLUFm6dYnhfb6i5CnBbaDEkfrWBiJiJk8jMAvUYR1vVDsDEtOHXbgtnk2bSEs2XwsFxG48v7KSISxM-kc9OTHPWMJuLKyNISvc-pI4gBoejgRK6IioZVng9NXG0KPiLSKgz5syuRfI-3/w640-h298/mtsn%203%20malang.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto MTsN 3 Malang<br /></td></tr></tbody></table><br />MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) Kabupaten 3 Malang mendapatkan penghargaan Juara 1
Madrasah Sehat dan Bersih. <p></p><p>Penobatan ini disampaikan bersamaan dengan kegiatan apel puncak peringatan Hari Amal Bhakti (HAB)
Kementerian Agama RI ke-78,yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama
Kab. Malang, Rabu 3 Januari 2024. <br /></p><p>Pemberian penghargaan sebagai Madrasah Sehat dan Bersih disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian
Agama Kab. Malang, yang diterima secara langsung oleh kepala MTsN
3 Malang, Hj Warsi.
</p><p>Dalam
keterangannya Hj. Warsi menjelaskan, pengahargaan yang diterima
ini merupakan hadiah untuk seluruh stakeholder madrasah, berkat komitmen
yang tinggi seluruh stakeholder madrasah dalam menjaga lingkungan
madrasah yang bersih.</p><p>Seperti dilansir situs Kemenag Jatim, dengan penghargaan yang diperoleh MTsN 3 Malang Juara 1 Madrasah
Sehat dan Bersih, Kepala MTsN 3 Malang berharap dengan
lingkungan madrasah yang bersih maka dapat meningkatkan prestasi baik
pendidik maupun peserta didik.</p>
<p>Hj. Warsi juga menambahkan bahwa selain bersih pihaknya juga berupaya untuk menjadi madrasah sehat.</p>
<p>"Terdapat
beberapa hal dalam pelayanan kesehatan yang telah dilakukan MTsN 3
Malang, yaitu peningkatan kesehatan melalui pendidikan dan penyuluhan
kesehatan, pencegahan dini melalui pengenalan penyakit, pemeriksaan
berkala melalui skrining kepada seluruh peserta didik, serta membiasakan
untuk memiliki pola hidup sehat dengan kegiatan sarapan bersama,"
ungkap kepala MTsN 3 Malang.</p>
<p>Selain
menerima penghargaan sebagai madrasah sehat dan bersih, 3 peserta didik
MTsN 3 Malang juga mendapatkan penghargaan dari kepala Kementerian
Agama Kab. Malang atas beberapa prestasi yang telah diraih dalam membawa
nama baik Kementerian Agama pada tingkat nasional dan Internasional.</p><p>Mereka adalah Weka Alimahtul Luthfiya, juara 3 pada kategori Bidang
Ilmu Keagamaan Islam MYRES 2023, Nediva Quinsha Malfianto Juara
3 Olimpiade Sains Nasional (OSN), dan Keysa Maheswari Putri Juara 1
Reading Olympiad for Senior High School yang diselenggarakan
oleh Ministry Of Education Kuala Nerus Education District Office, Kuala
Trengganu Malaysia. (kmg|alfa) <br /></p><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/12616174324385491519noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5600598331094493901.post-9624612949991381092024-01-06T20:22:00.005+07:002024-01-06T20:23:06.153+07:00TAFSIR : Surah Al-A'raf Ayat 55-56, Memanggil Tuhan dengan Lemah Lembut<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2wLWa2U-33j_vQqquJj6kWzZfoWDTZ5FrRpzVwevQjz31MRcd7IiSNAuA_0ZnkqajkHDanwNDEtBLAJu2x-dlicv8B8qtMMKqp-07gbCD07TQvoFOuTDENj-hD7VisFGVAceAr1NY95fuJ_2SVw-ye4NN4IH3df9cE_qZBaWqiMLCkkHsP-5I_SES0jL5/s192/al-quran%202.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="192" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2wLWa2U-33j_vQqquJj6kWzZfoWDTZ5FrRpzVwevQjz31MRcd7IiSNAuA_0ZnkqajkHDanwNDEtBLAJu2x-dlicv8B8qtMMKqp-07gbCD07TQvoFOuTDENj-hD7VisFGVAceAr1NY95fuJ_2SVw-ye4NN4IH3df9cE_qZBaWqiMLCkkHsP-5I_SES0jL5/w640-h360/al-quran%202.jpg" width="640" /></a></div> Tafsir Ibnu Katsir al-Qur'an surah Al-A'raf, ayat 55-56<p></p><div class="WordSection1" style="font-family: sans-serif;"><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (55) وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (56) </span></b></p><p><i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yanglembut. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, sesudah </span></i><span face=""KFGQPC Uthmanic Script HAFS" !important">(Allah) <i>memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut </i>(tidak akan diterima) <i>dan harapan </i>(akan dikabulkan). <i>Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.</i></span></p><p>Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya agar mereka berdoa memohon kepada-Nya untuk kebaikan urusan dunia dan akhirat mereka. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً</span></b></p><p><i>Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut. </i>(Al-A'raf: 54)</p><p>Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah mengucapkan doa dengan perasaan yang rendah diri, penuh harap, dan dengan suara yang lemah lembut. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ</span></b></p><p><i>Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu </i>(Al-A'raf: 205), hingga akhir ayat.</p><p>Di dalam kitab <i>Sahihain </i>disebutkan dari Abu Musa Al-Asy'ari yang menceritakan bahwa suara orang-orang terdengar keras saat mengucapkan doanya. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">"أَيُّهَا النَّاسُ، ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ؛ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أصمَّ وَلَا غَائِبًا، إِنَّ الَّذِي تَدْعُونَهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ</span></b></p><p><i>Hai manusia, tenangkanlah diri kalian, karena sesungguhnya kalian bukanlah menyeru </i>(Tuhan) <i>yang tuli dan bukan pula </i>(Tuhan) <i>yang gaib, sesungguhnya Tuhan yang kalian seru itu Maha Mendengar lagi Mahadekat.</i></p><p>Ibnu Juraij meriwayatkan dari Ata Al-Khurrasani, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: <i>dengan berendah diri dan suara yang lembut. </i>(Al-A'raf: 55) Yang dimaksud dengan <i>khufyah </i>ialah suara yang pelan.</p><p>Ibnu Jarir mengatakan, makna <i>tadarru' </i>ialah berendah diri dan tenang dalam ketaatan kepada-Nya. Yang dimaksud dengan <i>khufyah </i>ialah dengan hati yang <i>khusyuk, </i>penuh keyakinan kepada Keesaan dan Kekuasaan-Nya terhadap semua yang ada antara kalian dan Dia, bukan dengan suara yang keras untuk pamer.</p><p>Abdullah ibnul Mubarak meriwayatkan dari Mubarak ibnul Fudalah, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa sesungguhnya dahulu ada orang yang benar-benar hafal Al-Qur'an seluruhnya, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Dahulu ada orang yang benar-benar banyak menguasai ilmu fiqih, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Sesungguhnya dahulu ada orang yang benar-benar gemar melakukan salat yang panjang-panjang di dalam rumahnya, sedangkan di rumahnya banyak terdapat para pengunjung yang bertamu, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Sesungguhnya kita sekarang menjumpai banyak orang yang tiada Suatu amal pun di muka bumi ini mereka mampu mengerjakannya secara tersembunyi, tetapi mereka mengerjakannya dengan terang-terangan. Padahal sesungguhnya kaum muslim di masa lalu selalu berupaya dengan keras dalam doanya tanpa terdengar suaranya selain hanya bisikan antara mereka dan Tuhannya. Demikian itu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman di dalam Kitab-Nya: <i>Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut. </i>(Al-A'raf: 55); Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika menceritakan seorang hamba yang saleh yang Dia ridai perbuatannya, yaitu:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا</span></b></p><p><i>yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. </i>(Maryam: 3)</p><p>Ibnu Juraij mengatakan bahwa makruh mengeraskan suara, berseru, dan menjerit dalam berdoa; hal yang diperintahkan ialah melakukannya dengan penuh rasa rendah diri dan hati yang khusyuk.</p><p>Kemudian Ibnu Juraij meriwayatkan dari Ata Al-Khurasahi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: <i>Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. </i>(Al-A'raf: 55) Yakni dalam berdoa, juga dalam hal lainnya.</p><p>Abu Mijlaz mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: <i>Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. </i>(Al-A'raf: 55) Maksudnya, janganlah seseorang meminta kepada Allah agar ditempatkan pada kedudukan para nabi.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عن زياد ابن مِخْراق، سَمِعْتُ أَبَا نَعَامَةَ (9) عَنْ مَوْلًى لِسَعْدٍ؛ أَنَّ سَعْدًا سَمِعَ ابْنًا لَهُ يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ، إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعِيمَهَا وَإِسْتَبْرَقَهَا وَنَحْوًا مِنْ هَذَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَسَلَاسِلِهَا وَأَغْلَالِهَا. فَقَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ خَيْرًا كَثِيرًا، وَتَعَوَّذْتَ بِاللَّهِ مِنْ شَرٍّ كَثِيرٍ، وَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يَقُولُ: "إِنَّهُ سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ". وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: {ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً [إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ] }</span></b><b><span dir="ltr" style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;"> </span></b><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَقُولَ: "اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ"</span></b></p><p>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Ziad ibnu Mikhraq; ia pernah mendengar Abu Nu'amah meriwayatkan dari seorang maula Sa'd bahwa Sa'd pernah mendengar salah seorang anak lelakinya mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepadamu surga dan semua kenikmatannya dan baju sutranya, serta hal lainnya yang semisal. Saya berlindung kepada-Mu dari neraka, rantai, dan belenggunya." Maka Sa'd mengatakan, "Engkau telah meminta kepada Allah kebaikan yang banyak dan berlindung kepada Allah dari kejahatan yang banyak. Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: <i>'Sesungguhnya kelak akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa'." </i>Menurut lafaz yang lain disebutkan, "Melampaui batas dalam bersuci dan berdoa." Kemudian Sa'd membacakan firman-Nya: <i>Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri. </i>(Al-A'raf: 55) Sa'd mengatakan, "Sesungguhnya sudah cukup bagimu jika kamu mengucapkan dalam doamu hal berikut, 'Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau surga dan semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkan diriku kepadanya. Saya berlindung kepada Engkau dari neraka dan dari semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkan diriku kepadanya."</p><p>Imam Abu Daud meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah, dari Ziyad ibnu Mikhraq, dari Abu Nu'amah, dari maula Sa'd, dari Sa'd, lalu ia menuturkan hadis ini.</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Traditional Arabic", "serif"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عفَّان، حَدَّثَنَا حَمَّاد بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَعَامة: أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُغَفَّلٍ سَمِعَ ابْنَهُ يَقُولُ: اللَّهُمَّ، إِنِّي أَسْأَلُكَ الْقَصْرَ الْأَبْيَضَ عَنْ يَمِينِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا. فَقَالَ: يَا بُنَيَّ، سَلِ اللَّهَ الْجَنَّةَ، وَعُذْ بِهِ مِنَ النَّارِ؛ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: "يَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ والطَّهُور".</span></b></p><p>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Al-Hariri, dari Abu Nu'amah, bahwa Abdullah ibnu Mugaffal pernah mendengar anaknya mengucapkan doa berikut, "Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau gedung putih yang ada di sebelah kanan surga, jika saya masuk surga." Maka Abdullah berkata kepadanya, "Hai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka. Karena sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: <i>'Kelak akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam doa dan bersucinya'."</i></p><p>Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Affan.</p><p>Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Musa ibnu Ismail, dari Hammad ibnu Salamah, dari Sa'id ibnu Iyas Al-Hariri, dari Abu Nu'amah yang nama aslinya ialah Qais ibnu Ubayah Al-Hanafi Al-Basri. Sanad ini dinilai baik dan dapat dipakai.</p><p align="center" style="text-align: center;">***********</p><p>Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا</span></b></p><p><i>Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, sesudah </i>(Allah) <i>memperbaikinya. </i>(Al-A'raf: 56)</p><p>Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang perbuatan yang menimbulkan kerusakan di muka bumi dan hal-hal yang membahayakan kelestariannya sesudah diperbaiki. Karena sesungguhnya apabila segala sesuatunya berjalan sesuai dengan kelestariannya, kemudian terjadilah pengrusakan padanya, hal tersebut akan membahayakan semua hamba Allah. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang hal tersebut, dan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah-Nya dan berdoa kepada-Nya serta berendah diri dan memohon belas kasihan-Nya. Untuk itulah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا</span></b></p><p><i>dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut </i>(tidak akan diterima) <i>dan harapan </i>(akan dikabulkan). (Al-A'raf; 56)</p><p>Yakni dengan perasaan takut terhadap siksaan yang ada di sisi-Nya dan penuh harap kepada pahala berlimpah yang ada di sisi-Nya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ</span></b></p><p><i>Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. </i>(Al-A'raf: 56)</p><p>Maksudnya, sesungguhnya rahmat Allah selalu mengincar orang-orang yang berbuat kebaikan, yaitu mereka yang mengikuti perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:</p><p dir="rtl" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 18pt; line-height: 32.016px;">وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ</span></b></p><p><i>Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa. </i>(Al-A'raf: 156), hingga akhir ayat.</p><p>Dalam ayat ini disebutkan <i>qaribun </i>dan tidak disebutkan <i>qaribatun </i>mengingat di dalamnya (yakni lafaz rahmat) terkandung pengertian pahala; atau karena disandarkan kepada Allah, karena itu disebutkan <i>qaribun minal muhsinin </i>(amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik).</p><p>Matar Al-Warraq pernah mengatakan, "Laksanakanlah janji Allah dengan taat kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia telah menetapkan bahwa rahmat-Nya amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."</p><p>#Imam Ibnu Katsir | Tafsir Ibnu Katsir <br /></p></div><div class="blogger-post-footer">BERITA TERKAIT</div>brnewshttp://www.blogger.com/profile/00821850216005078470noreply@blogger.com0