Bamsoet Dukung Pementasan 'Panembahan Reso'


Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung pementasan teater 'Panembahan Reso' mahakarya monumental sastrawan besar Indonesia, WS Rendra. Pementasan akan dilakukan pada 25 dan 26 Januari 2020 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta. Disutradarai Hanindawan, pementasan tersebut melibatkan berbagai seniman seperti Ucie Sucita, Maryam Supraba, Ruth Marini, Sruti Respati, Dimas Danang dan Rudolf Puspa.
l
"Saya pribadi punya kedekatan emosional yang kuat dengan WS Rendra. Saat menjadi wartawan, saya banyak menulis tentang WS Rendra. Bahkan, karena hal itu jugalah saya pernah ditangkap Laksus Keramat V. Walaupun sosok WS Rendra telah tiada, namun karya-karyanya akan tetap abadi. Panembahan Reso merupakan salah satunya," ujar Bamsoet saat menerima istri WS Rendra, Ken Zuraida, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (13/1/20).
Bertemu istri WS Rendra, Ken Zuraida, bagi Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini sekaligus mengenang kembali masa-masa dirinya menjadi wartawan Harian Prioritas dan meliput pementasan 'Panembahan Reso' yang pertama kali dipentaskan WS Rendra pada 26-27 Agustus 1986 di Istora Senayan, Jakarta. Terlebih Ken Zuraida juga memberikan buku yang berisi berbagai kliping berita 'Panembahan Reso', yang didalamnya juga terdapat reportase yang ditulis Bamsoet. Antara lain, 'Mampukah Panembahan Reso Mentas Tujuh Jam', dimuat di Harian Prioritas, Minggu, 27 Juli 1986; 'Rendra Masih Memikat', dimuat di Harian Prioritas, Jumat 29 Agustus 1986; dan 'Rendra Itu Ibarat Celana Jeans', dimuat di Harian Prioritas, Sabtu 30 Agustus 1986.

"Waktu bergerak begitu cepat. Seakan baru kemarin WS Rendra menyuguhkan 'Panembahan Reso' dibintangi antara oleh artis Ine Febriyanti dengan durasi lebih kurang tujuh jam. Kini setelah 34 tahun, 'Panembahan Reso' akan kembali dipentaskan dengan durasi sekitar tiga jam dan dikemas menarik untuk menarik minat millenial. Karena itu, saya harap kalangan millenial bisa menghabiskan weekend mereka pada 25 dan 26 Januari 2020 dengan berbondong-bondong menyaksikan pementasan 'Panembahan Reso'," tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan, walaupun sudah 34 tahun berlalu, nilai-nilai yang terkandung dalam 'Panembahan Reso', masih sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini. Khususnya, terkait kekuasaan dan intrik.

"Kekuasaan yang penuh intrik, saling menjilat, menyogok, menjadi sorotan keras WS Rendra. Tak hanya tentang kekuasaan, WS Rendra juga menyoroti tentang kehidupan sosial dimana kemiskinan merajalela. Kritik seperti ini harus tetap hidup di masyarakat, agar kekuasaan tak menyimpang," pungkas Bamsoet. (*)

Subscribe to receive free email updates: