Nikmat dan Musibah Adalah Jalan Menuju Allah


 مَنْ لَمْ يُقبِلْ على اللهِ بِمُلاَ طفاَتِ الاِحْساَنِ قـُيِّدَ اليْهِ بِسلاَسِلِ الاِمتِحاَنِ
 "Barangsiapa yang tidak suka menghadap kepada الله dengan halusnya pemberian karunia الله, maka akan diseret supaya ingat kepada Allah dengan rantai ujian (musibah).”

Ada dua perkara yang menjadikan seorang hamba itu bisa Taat dan menghadap kepada Allah, yaitu :
 1. Datangnya nikmat dari pada dirinya, sehingga dia mau bersyukur dan menghadap taat kepada Allah.
2. Datangnya macam-macam musibah  dan bencana pada dirinya atau hartanya, lalu ia bisa sadar dan kembali kepada الله. Terkadang musibah itu juga bisa menjadi sebab ia meninggalkan bergantung pada dunia dan hanya bergantung pada الله.  Karena yang diinginkan الله pada hambanya yaitu kembalinya hamba kepada الله dengan cara menurut (ridho) atau dipaksa.
Barangsiapa yang tidak suka sadar dan dzikir (ingat) kepada الله ketika sehat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya dzikir [ingat] kepada الله dengan tibanya musibah [bencana]. Maka dalam kedua hal itu الله berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya kepada hamba-Nya.

 مَنْ لَمْ يَشكُرِ النِّعَمِ فَقدْ تـَعَرَّضَ لِزَوَالِهاَ ومن شَكرَهاَ فقد قـَيَّدَ بِعِقاَلهاَ
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk menghilangkan nikmat itu, dan barang siapa mensyukuri nikmat berarti telah mengikat nikmat itu  dengan ikatan yang kuat.”

Mensyukuri nikmat itu berarti menetapkan  dan menambah nikmat itu,Firman الله:
"لئن شكرتم لازيدنكم"
 (Kalau kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat bagimu).
Bersyukur itu ada kalanya dengan Hati, yaitu sadar kalau kenikmatan itu semua datang dari الله,Firman الله:

"وما بكم من نعمة فمن الله"
(Tiada terjadi suatu nikmat bagimu, maka itu dari الله).
Ada kalanya dengan lisan, yaitu dengan menceritakan nikmat itu pada orang lain. Firman الله:
"واما بنعمة ربك فحدث"
(Adapun terhadap nikmat pemberian Tuhanmu, maka pergunakanlah/ceritakan dan sebarkan).
Dan ada kalanya dengan anggauta badan, yaitu dengan taat kepada الله sehingga jangan sampai anggauta tubuh digunakan untuk melakukan perkara yang tidak diridhoi الله.
An-nu'maan bin Basyir رضي الله عنه berkata, Nabi ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia berarti tidak dapat bersyukur [berterima kasih] kepada الله."
Syukur, ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan mengerjakan dengan anggota badan.
Junaid al-Baghdadi berkata:
"Ketika aku berusia tujuh tahun dan hadir dalam majelis As-Sariyussaqathi, tiba-tiba aku ditanya:
Apakah arti syukur?
Jawabku: Syukur ialah tidak menggunakan suatu nikmat yang diberiakan الله untuk berbuat maksiat.
As-sary berkata:
Aku khawatir kalau bagianmu dari karunia الله hanya dalam lidahmu belaka.
Al-Junaid berkata:
Maka karena kalimat yang dikeluarkan oleh Assary itu aku selalu menangis, khawatir kalau benar apa yang dikatakan oleh Assary itu.
https://telegram.me/kitabhikam

Subscribe to receive free email updates: