Ketika Tuhan Hanya Sebatas Lidah Atau Hanya Bendera...!!!

Setelah wafatnya Sayyidina Ali bin Abi Tholib (Ra) akibat tikaman Abdurrahman bin Muljam, Abdullah bin Ja'far memanggil Abdurrahman. Abdullah memegang pedang, meminta Abdurrahman mengeluarkan lidahnya untuk dipotong, tapi Abdurrahman berteriak, memohon agar lidahnya jgn dipotong.

"Mengapa kamu melolong?", tanya Abdullah bin Ja'far. “Aku melolong bukan krn takut akan kematian. Tapi aku melolong justru krn takut hidup di dunia ini tanpa dpt lagi menyebut nama Allah", jwb Abdurrahman bin Muljam. Petikan kisah ini ditulis oleh Ibnu Sa'ad dlm kitab "   Al Tabaqat al Kubro".

Abdurrahman bin Muljam Attamimi sejatinya seorang yg rajin beribadah dan juga seorang hafidz Qur'an,   namun dengan kejamnya dia membunuh Sayyidina Ali (Ra).

Seorang sahabat terdekat Nabi, menantu, dan juga ayah dari cucu2 kesayangan Rasulullah saw. Ia bahkan membunuh Ali ketika sedang sholat di Masjid Jami' Kufah, Iraq.
Segala ibadah yg dilakukan Abdurrahman, sepertinya tidak menuju hati nuraninya. Dia melolong, takut lidahnya dipotong, karena baginya:

Tuhan memang baru sebatas lidahnya.... Ketakutannya terhadap Tuhan, berada di ujung lisannya, tapi membunuh seorang manusia, baginya bukanlah sebuah ketakutan akan dosa.

Apa yg dialami Abdurrahman, juga banyak dialami oleh kita dan orang2 disekitar kita. Kadang kita terlalu gampang memuntahkan kalimat kecintaan terhadap Tuhan, tapi kadang lemah dalam kemanusiaan....

Banyak diantara kita, kadang dengan bangganya meneriakkan nama Tuhan, takbiir  sembari memaki orang lain. Bahkan juga melemparkan batu atau molotov. Batu yg dilempar, ternyata bukan batu yg bersemayam dihatinya, dan molotov yg justru semakin membakar amarahnya. Nama Tuhan, sekedar di ujung lidahnya - seperti Abdurrahman bin Muljam Attamimi. (M Jazuli).
https://www.facebook.com/groups/330706647127376/permalink/1118834314981268/

Subscribe to receive free email updates: