|
Peringatan Hari Santri Kota Bogor 2019. Foto Diskominfo Kota Bogor |
Peringatan Hari Santri Nasional 2019 tingkat Kota Bogor, berlangsung khidmat dan meriah. Sedikitnya
3.000 santri dari berbagai pondok pesantren di Kota Bogor ikut ambil
bagian dalam peringatan yang diisi dengan kirab yang dimulai dari Balai
Kota Bogor, Jalan Ir H Juanda dan berakhir di GOR Indoor Pajajaran,
Jalan Pemuda, Ahad (20/10/2019).
Tampak dalam rombongan Wali Kota Bogor
Bima Arya dan jajaran Pimpinan DPRD Kota Bogor, perwakilan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, pimpinan partai politik, Badan Sosial Lintas Agama
(Basolia) dan tokoh Bogor lainnya ikut larut dalam kegiatan tersebut.
Bima Arya bersama rombongan tampak
kompak mengenakan peci, sarung, koko dan sandal. Mereka mengikuti kirab
sekitar tiga kilometer dengan berjalan kaki diiringi pasukan drumband,
dan barisan Banser yang membawa bendera Merah Putih. Tak ketinggalan,
mereka juga memegang tangkaian bunga yang dimaksudkan sebagai simbol
perdamaian.
Bima Arya menyebutkan sarung, peci dan
pakaian koko yang dikenakan dirinya saat kirab Hari Santri bersama
jajaran pimpinan DPRD Kota Bogor, para santri dan tokoh lain yang hadir
merupakan simbol dari kebersamaan, keagamaan dan kebangsaan yang kuat di
Kota Bogor.
"Dalam satu tahun mungkin hanya dua kali
wali kota dan pimpinan dewan pakai sarung datang ke sebuah acara di
Kota Bogor, yakni pertama saat Lebaran dan kedua di Hari Santri ini,"
ujar Bima Arya membuka sambutan dikutip Diskominfor Kota Bogor.
Bima Arya juga mengajak untuk mengingat
pesan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Abdul Wahab Hasbullah
yang menyatakan, “Tidak ada senjata yang lebih tajam dan lebih sempurna
selain persatuan.”
“Insya Allah selama NU-nya solid,
Ansor-nya semangat, selama militansinya seperti tadi, maka Insya Allah
Kota Bogor akan bersatu dan Indonesia akan bersatu. Kenapa? karena kita
lihat akhir-akhir ini ancaman persatuan itu ada dan nyata.” tandasnya.
Ia menambahkan, ada pihak yang berusaha
untuk mengarahkan Republik Indonesia ke kiri dan ke kanan. Padahal,
seharusnya bangsa ini ada di tengah dengan semangat kebangsaan.
“Kita ingat pesan dari guru kita KH.
Abdul Wahab Hasbullah bahwa hubbul wathan minal iman, cinta tanah air
dan cinta pada bangsa adalah sebagian dari iman. Kebangsaan dan
keagamaan serta ke-Indonesia-an dan keislaman. Keduanya tidak bisa
dipisahkan, harus selalu digabungkan. Dan dua-duanya yang selalu
diperjuangkan NU dan Ansor dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, tidak
pernah padam Insya Allah," katanya.
Baca juga: Mantapkan HSN Tingkat Kota Cimahi, Seksi Pakis Gelar Rakor
Baca juga: Wagub Gus Yasin Buka Rangkaian Kegiatan Menyambut Hari Santri 2019
Bima Arya mengajak para santri juga
untuk tidak melupakan sejarah dan selalu mengikuti dan menjalankan
nasihat dari para pendiri NU yang merupakan para guru yang luar biasa
berusaha segenap hati dan sepenuh jiwa untuk menjaga kebersamaan.
Para guru dan para senior, baik yang
tinggal di Bogor maupun daerah lain di Indonesia adalah sosok yang
seimbang kehidupannya dan tauladan perilakunya. "Mereka adalah santri,
kyai, pemikir, pengusaha dan aktivis. Lengkap semuanya. Insya Allah Kota
Bogor dan Indonesia akan diwarnai oleh teman-teman Ansor terus,” imbuh
Bima.
“Bukan saja aksinya, tetapi diskusinya
juga. Kita ingat semangat dari para pendiri NU mendirikan forum diskusi,
Tashwirul Afkar. Formulasi gagasan, pemikiran yang menembus batas
zaman. Semoga ansor Kota Bogor bisa menyumbangkam ide dan pemikirannya
untuk berkontribusi membangun Kota Bogor, melebihi zamannya," tambahnya.
Ketua GP Ansor Kota Bogor, Rachmat Imron
Hidayat (Gus Romi) menyebutkan hari santri adalah anugerah yang mesti
disyukuri. Sebab, kata dia, melalui Hari Santri ini menunjukan
eksistensi kita dalam sejarah perjuangan bangsa bagi negara dan
masyarakat luas.
“Kemerdekaan Republik Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari perjuangan para kyai dan kaum santri. Bahkan dahulu
santri mengorbankan jiwanya berjihad melawan penjajahan,” ujar Gus
Romi.
Bukti terhadap cinta tanah air,
lanjutnya, dibuktikan juga hari ini dengan berkhidmat menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa dengan kehadiran kaum santri dan pesantren yang
harus menjadi rahmat dan kasih sayang bagi NKRI. “Sekecil apapun yang
kita lakukan sebagai santri mesti bertujuan untuk berkhidmat, bahkan
kehadarian GP Ansor harus bisa memberikan manfaat dengan menolong sesama
karena Ansor berarti penolong,” pungkasnya.
Peringatan Hari Santri Nasional tingkat
Kota Bogor itu juga dirangkaikan dengan Pembukaan Konferensi Cabang
(Konfercab) VIII GP Ansor Kota Bogor. (alfa/ulul).