Pasokan Air Menipis, PDAM Solo Gelar Shalat Istisqa

Shalat Istisqa yang digelar PDAM Solo. Foto Merdeka.com/Arie Sunaryo

Kemarau panjang yang terjadi di Kota Solo dan sekitarnya membuat ketersediaan air bersih menipis. Krisis air mengancam Kota Bengawan, apalagi daerah sekitar Solo yang selama ini menjadi penyokong air bersih juga mengalami kekeringan.

Harapan satu-satunya adalah turunnya hujan dari langit. Untuk itu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Solo menggelar salat istisqa atau salat meminta hujan. Doa bersama tersebut dilakukan oleh para karyawan pada Kamis (12/9) siang, di halaman kantor PDAM, Jalan Adi Sucipto. Sekitar 50 karyawan PDAM Solo dengan khusyu mengikuti kegiatan tersebut.
"Salat istisqa ini kami maksudkan untuk memohon kepada Allah SWT, agar diturunkan hujan yang barokah di wilayah Solo RAYA," ujar Direktur Teknik PDAM Solo, Tri Atmaja.
Menurut dia, akibat kemarau panjang tersebut, kekeringan tak hanya berdampak pada daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang ada di Jawa Tengah, namun juga berdampak pada pencemaran air di DAS Bengawan Solo yang ada di Jawa Timur. Pihaknya telah berkoordinasi dengan TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air) agar mereka memperhatikan kondisi air di Bengawan Solo.
"Kami juga meminta ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah untuk menangani persoalan air sungai yang tercemar limbah dari para pelaku usaha Etanol di Sukoharjo," katanya.
Kota Solo, dikatakannya, selama ini memperoleh pasokan air dari sumber air di Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten. Sumber air di lereng Gunung Merapi tersebut mampu menyuplai air 387 liter/detik. Selain itu ada 23 sumur dalam yang menjadi pemasok air di PDAM Solo yang memasok 337 liter per detik.

"Kami juga punya Instalasi Pengolahan Air (IPA) di 3 titik, Semanggi, Jurug dan Jebres dengan kapasitas 210 liter per detik," jelasnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, PDAM Solo saat ini memiliki 58 ribu pelanggan. Meski kemarau, namun ia memastikan pasokan air pada pelanggan masih mencukupi. Namun diakuinya, untuk pasokan air permukaan di tiga IPA, saat ini hanya bisa melayani 60 persen saja. (mdk/ulul).

Subscribe to receive free email updates: