Jika Guru Menagajar dengan Ungkapan Rasa Kasih Sayang dan Kekeluargaan

Pendidikan bukanlah semata proses mengoleksi dan menjejalkan hal-hal baru ke otak anak didik. Jauh dari itu, pendidikan adalah membentuk pola pikir. Seperti termaktub dalam UU Sisdiknas pasal 1 ayat 1  menyebutkan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
“Pendidikan merupakan dunia yang lahir dari rahim kasih sayang. Seharusnya pendidikan berlangsung dalam suasana kekeluargaan antara pendidik dengaan peserta didik. Pendidikan dilakukan dengan hati, lewat ungkapan rasa kasih sayang (love), keikhlasan (sincerely), kejujuran (honesty), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere),“ tutur Sri Hartarti, Pengawas Madrasah Kemenag Surakarta saat supervisi CPNS di MTsN 1 Surakarta.

Baca juga: Generasi Now Tidak Tertarik untuk Jadi Guru
Baca juga: Ditjen Pendis Beri Penghargaan Bagi Guru Berdedikasi dan Berprestasi

Menurut Sri Hartati mendidik dengan teladan adalah metode paling efektif dalam pembentukan karakter. Kata-kata tanpa tindakan serupa hanya jadi abu. Tanpa teladan, guru tidak bisa meluruskan siswa yang bengkok.

“Jika menjadi guru hanya sekedar transfer pengetahuan, ada masanya guru tidak lagi dibutuhkan karena sekarang Goegle lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal daripada Anda. Namun, jika Anda juga mentransfer adab, akhlaq, ketakwaan, dan keikhlasan, Anda akan dibanggakan dan diingat sampai akhir hayat,“ pesan Sri Hartarti.
Ia juga berpesan agar niatkanlah dalam hati dengan jihad, sehingga setiap ilmu yang diberikan kepada siswa benar-benar menjadi ladang amal buat kita dan rezeki yang akan kita peroleh dan semoga semua guru MTsN 1 Surakarta menjadi guru yang dibanggakan dan diingat sampai akhir hayat.

Baca juga: Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Guru pada 2019

“Kami jadi lebih mengerti bagaimana cara mengajar dan jadi pendidik yang baik. Materi pelajaran akan lebih baik dan menarik lagi kalau dipraktikkan di luar kelas atau outdoor,” ujar Era, salah satu CPNS di MTsN 1 Surakarta.

“Alhamdulillah, administrasi CPNS MTsN 1 Surakarta sudah tidak ada catatan. Buku kerja 1 dan 2 sudah diperiksa oleh beliau. Beliau memberi masukan secara pribadi kepada saya yaitu untuk mengurangi metode ceramah, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan menambahkan beberapa materi,“ jelas Danang, yang juga CPNS yang mengikuti kegiatan supervise tahun ini. (kemenag/ulul).

Subscribe to receive free email updates: