Quraish Shihab: Kita Tak Hanya Kehilangan Mbah Maimoen, Tapi Juga Ilmu

foto nu online
BRNews.id - Wafatnya  Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maimoen Zubair  menimbulkan rasa duka yang mendalam bagi semua kalangan, tak terkecuali Ulama Tafsir Indonesia Prof Quraish Shihab. Ia mengaku sangat kehilangan.

“Kita semua merasa kehilangan. Kita bukan hanya kehilangan sosok, tapi kita kehilangan ilmu karena Mbah Maimoen seorang alim seorang berakhlak sangat luhur,” kata Prof Quraish melalui akun Facebook putrinya, Najelaa Shihab, Selasa (6/8/2019).

Hal itu, menurut Prof Quraish, sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad dalam haditsnya, ‘Tuhan tidak mencabut ilmu dari dada seseorang, tapi mencabutnya dengan kematian ulama’.

Ulama yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini mengajak agar berhusnuzon kepada Allah bahwa Mbah Maimoen akan diterima sebaik-baiknya di sisi Allah dan ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya sebagai seorang ulama yang membela kebenaran serta keadilan.

“Semoga Allah mengampuni beliau dan menerima amal-amal baiknya. Amiin ,” ucapnya mendoakan.

Sebagai informasi, Mbah Maimoen merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak). Selama ini, Mbah Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqih.

Hal ini, karena Mbah Maimoen menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqih. Ia merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.

Mbah Maimoun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syekh Saíd al-Yamani serta Syekh Hasan al-Yamani al-Makky.

Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Mbah Maimoen sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Pada umur 21 tahun, Mbah Maimoen melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah. Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin Syuáib. Di Makkah, Mbah Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya. (nuol/ulul).

Subscribe to receive free email updates: