Dirjen Pendis: Penguatan Pendidikan Karakter Dimulai dari RA

foto ditjen pendis
BRNews.id - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, mengatakan bahwa penguatan pendidikan karakter harus dimulai sejak dini. Lembaga Raudlatul Athfal (RA) merupakan lembaga formal pendidikan dini anak-anak.

“Pendidikan itu membentuk kepribadian peserta didik, ini harus dimulai dari lembaga pendidikan RA. Misalnya di RA dibentuk kepribadian prositif, kejujuran, disiplin, hormat orang tua, termasuk nilai-nilai integritas,” ujar Kamaruddin Amin saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Manajerial Kepala RA, di Bogor Rabu (31/7/2019).




Menurut Kamaruddin, jika nilai-nilai integritas dan pembentukan kepribadian positif dilakukan sejak dini, anak-anak akan memiliki karakter yang kuat.  “Karakter yang kuat dapat mempengaruhi daya saing bangsa, karakter itu merupakan rekayasa sosial yang dimulai dari pendidikan awal,” sambungnya.
Dikatakannya, pendidikan yang berlangsung di sebuah lembaga pendidikan tidak hanya membuat peserta didik menjadi pintar.  Menurutnya, Jika hanya membuat peserta didik menjadi pintar, tidak perlu guru secara langsung. Tetapi saat ini cukup belajar dari internet, dengan belajar secara online, anak-anak bisa menjadi pintar.
“Belajar di lembaga pendidikan selain membuat peserta didik menjadi pintar, juga membentuk kepribadian peserta didik. Jangan bangga jika kita hanya punya anak pintar, tetapi tidak punya karakter dan tidak punya integritas,” terangnya.
Kamaruddin mengajak kepada peserta, untuk mengajarkan sikap toleran, sikap menghargain orang lain,  kejujuran, kepada anak didik, serta meminta untuk mengimplementasikan dan mengamalakan  dalam keseharian. “Guru harus mampu menginternalisasikan pada diri seorang siswa, melalui sosok atau panutan,” pungkasnya.

Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan RA, Siti Sakdiyah, menuturkan bahwa Kepala RA, harus mampu menguatkan kompetensinya tidak hanya manajerialnya, seperti  kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi kepribadian dan kompetensi social, dalam pengelolaan pendidikan.
“Implementasi dari lima kompetensi tersebut akan menjadikan RA binaan Kementerian Agama semakin unggul dengan menonjolkan keunggulannya, dari pendidikan lainnya,” terang Sakdiyah.
Menurut Sakdiyah, Kepala RA harus berani membranding lembaganya dengan kelebihan, kekhasannya, agar mampu menarik minat para orang tua memilih putra putrinya belajar di RA.
Workshop Peningkatan Kompetensi manajerial kepala RA berlangsung selama tiga hari, dan diikuti oleh 40 Kepala RA perwakilan provinsi wilayah tengah dan Sumatera. (ditjen pendis/alfa).

Subscribe to receive free email updates: