Sebanyak 17.000 Warga Binaan se-DKI Jakarta Jalani Tes dan Pengobatan Hepatitis C
Bambang Sumardiono |
“Program
ini merupakan gerakan pendeteksian secara dini penyakit hepatitis C
agar bisa dikendalikan dan dicegah penyebarannya,” ucap Bambang
Sumardiono, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM
(Kemenkumham) DKI Jakarta saat menandai dibukanya pelaksanaan program
tersebut di Rumah Sakit Pengayoman, dalam siaran persnya, Kamis (27/6).
Menurutnya,
tak hanya warga binaan petugas lapas dan rutan juga termasuk bagian
yang sangat rentan tertular penyakit karena petugas tidak pandang bulu
atau memikirkan apakah menular atau tidak saat menolong WBP yang sakit
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Selain itu petugas lapas dan
rutan pun bisa saja menularkan penyakit yang ada di dalam dirinya ke WBP
karena keminiman pengetahuan tentang kesehatan diri mereka.
“Saya
juga berharap bahwa pendeteksian dini ini tidak hanya dilakukan kepada
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) saja namun juga dilakukan kepada
petugas lapas maupun rutan,” tambahnya.
Lebih
lanjut, Bambang menugaskan seluruh kepala lapas dan kepala rutan untuk
dapat mempersiapkan warga binaannya dengan baik agar proses pemeriksaan
dan pengobatan lebih cepat dilakukan yang akan dilaksanakan mulai 28
Juni hingga 28 Juli bertepatan dengan peringatan hari hepatitis
sedunia.
Sementara itu,
Wiendra Waworuntu, Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan mengatakan Hepatitis
masih jadi masalah dalam nasional maupun global.
Ia
berharap program seperti ini tidak lantas berhenti disini DKI Jakarta
saja. Menurutnya pelaksanaan yang berkesinambungan terkait gerakan tes
dan pengobatan Hepatitis C sangat penting dilaksanakan.
“Perlu
percepatan penanggulangan untuk mencapai target secara nasional maupun
global untuk pengendalian Hepatitis B dan C. Tidak hanya di UPT
Pemasyarakatan DKI Jakarta, namun seyogyanya dapat dilaksanakan di
seluruh Indonesia,” imbuhnya.