Bamsoet Minta Seluruh Elemen Bangsa Hormati dan Patuhi Putusan MK
BRNews.id - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta semua elemen bangsa menghormati
dan mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh
gugatan Capres Prabowo Subiyanto-Sandiaga Uno mengenai sengketa
perselisihan hasil Pilpres 2019. Terlebih, putusan MK tersebut sudah
bersifat final dan mengikat.
"Mari
kita hormati dan patuhi keputusan MK terkait sengketa perselisihan
hasil Pilpres 2019. Seluruh tahapan hukum sudah dijalani sesuai aturan
yang ada. Saatnya kita kembali bergandengan tangan. Tidak perlu ada lagi
pengerahan massa. Pihak yang kalah harus legowo, yang menang jangan
jumawa," ujar Bamsoet usai halal bihalal Korps Alumni HMI (KAHMI), di
Rumah Dinas Ketua DPR RI, Jakarta, Kamis malam (27/6/2019).
Hadir
dalam acara tersebut antara lain Ketua Dewan Penasehat KAHMI Akbar
Tandjung, Koordinator Presidium KAHMI Hamdan Zoelva beserta Presidium
KAHMI lainnya, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasich,
Ketum HIPMI Bahlil Lahadalia serta anggota HMI dan KAHMI lainnya.
Dewan
Pakar KAHMI ini berharap saat ini sudah tidak ada lagi kubu 01 atau 02.
Persatuan dan kesatuan bangsa harus diutamakan diatas kepentingan
pribadi atau kelompok.
"Sudah
tidak ada lagi 01 atau 02. Yang ada 03, yaitu persatuan Indonesia,
sesuai sila ke-3 Pancasila. Kita harus bersatu kembali membangun sinergi
dan kekuatan untuk kemajuan ummat, bangsa dan negara," tegas Bamsoet.
Lebih
jauh, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini meminta KAHMI menjadi
mediating force untuk terjadinya rekonsiliasi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Apalagi, banyak tokoh KAHMI dan Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) yang memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
"Sebagai
contoh, saya alumni HMI keempat yang menempati rumah jabatan di komplek
pejabat negara Widya Chandra. Yang paling lama adalah Bang Akbar
Tandjung, mulai sejak Menteri sampai menjadi Ketua DPR RI. Kemudian
dilanjutkan Pak Marzuki Ali, lalu Kang Ade Komaruddin dan sekarang saya.
Ini tentu menarik untuk menjadi renungan bagi kita semua keluarga besar
HMI," urai Bamsoet.
Legislator
Dapil VII Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan
Kebumen ini menambahkan, KAHMI dan HMI punya networking yang sangat
kuat, yang bisa menjadi kekuatan dalam membangun bangsa. Sumber daya
alumni HMI sangat luar biasa, tinggal digerakkan agar menjadi kekuatan
yang produktif untuk memajukan bangsa dan negara.
"Mau
mencari profesor banyak, doktor sangat banyak, master atau pasca
sarjana luar biasa banyak. Mau cari profesi apa saja juga ada.
Karenanya, akademisi, intelektual dan kaum profesional yang ada di HMI
dan KAHMI harus menjadi lokomotif perubahan," tutur Bamsoet.
Bendahara
Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2016 ini memandang, jika alumni HMI
ingin terus berperan dalam segala bidang kehidupan, maka sumber mata
airnya tidak boleh mati. Dengan kata lain kaderisasi HMI harus
dipelihara supaya tetap subur. HMI harus hidup baik di kampus negeri
maupun swasta.
"Itulah
misi utama alumni HMI, tugas pokok KAHMI dan tugas kita semua. Jangan
sampai organisasi KAHMI semakin besar, alumninya semakin hebat, tetapi
justru HMI-nya tidak berkembang. Jangan sampai kepeloporan HMI tidak
terdengar lagi di dunia kemahasiswaan dan kepemudaan. Kalau sampai hal
ini terjadi, maka yang salah adalah alumninya," jelas Bamsoet.
Karenanya,
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini meminta agar basis HMI di
kampus-kampus harus dirawat dengan baik. Para alumni yang ada di
kampus-kampus, terutama yang menjadi rektor, dekan fakultas maupun yang
menjadi dosen, hukumnya fardhu a’in untuk memfasilitasi dan membina
adik-adiknya agar HMI tetap hidup, tumbuh subur dan terus berkembang.
"HMI
sendiri harus mampu melakukan transformasi. Sekarang kita berada di era
Revolusi Industri 4.0, semua serba internet, serba online dan serba
digital. Dalam era disruption dewasa ini, motonya bukan lagi yang besar
mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkan yang lambat. Jika
HMI tidak cepat melakukan perubahan, maka ia akan tergilas oleh
perkembangan zaman," pungkas Bamsoet.
Senada
dengan Bamsoet, Ketua Dewan Penasehat KAHMI Akbar Tandjung mengaku
bangga dengan banyaknya kader-kader KAHMI yang menduduki posisi penting
di pemerintahan dan berbagai bidang profesi. Sebut saja Koordinator
Presidium KAHMI Hamdan Zoelva yang pernah menjadi Ketua Mahkamah
Konstitusi atau Bamsoet yang saat ini menjadi Ketua DPR RI.
"Pengkaderan
di HMI melalui latihan kader (LK) selama ini sudah berjalan baik.
Pengkaderan yang dilakukan di HMI tidak hanya bertujuan mencetak tokoh
organisasi saja. Lebih jauh, pengkaderan yang dilakukan bertujuan untuk
menghasilkan kader HMI yang mampu menduduki berbagai posisi penting di
bidang politik, sosial, kemasyarakatan serta profesi," urai Akbar.
Mantan
Ketua Umum Partai Golkar berharap kader-kader KAHMI yang tersebar di
berbagai partai politik bisa mencapai posisi puncak sebagai ketua umum.
Sehingga, bisa lebih mewarnai kancah politik di Indonesia.