Akbar Tanjung: KAHMI Harus Dukung Kadernya Maju Calon Ketua Umum Golkar
Akbar Tanjung |
BRNews.id - Mantan Ketua Umum Partai Golkar berharap kader-kader KAHMI yang
tersebar di berbagai partai politik bisa mencapai posisi puncak sebagai
ketua umum. Sehingga, bisa lebih mewarnai kancah politik di Indonesia.
"Saya
dengar Adinda Bambang Soesatyo yang saat ini Ketua DPR ingin maju
sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Saya pernah menjadi Ketua Umum Partai
Golkar karena kepandaian dan kemampuan saya. Jadi kalau ingin menjadi
Ketua Umum Partai Golkar harus lah pandai-pandai. Saya dukung karena
kita sepakat kader-kader kita harus menduduki berbagai posisi penting,"
ujar Akbar Tanjung dalam sambutan di acara Halal Bilhalal Korps Alumni
Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), di Rumah Dinas Ketua DPR RI, Jakarta,
Kamis malam (27/6) yang disambut tepuk tangan hadirin.
Hadir
dalam acara tersebut selain Ketua Dewan Penasehat KAHMI Akbar Tandjung
dan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo juga hadir Koordinator Presidium KAHMI
Hamdan Zoelva, Prof Dr Siti Zuhro, Bomer Pasaribu, Viva Yoga beserta
Presidium KAHMI lainnya, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad
Nasich, Anggota Komisi III DPR RI Nasir Jamil dan Taufik Abdullah,
Ketum HIPMI Bahlil Lahadalia serta anggota HMI dan KAHMI lainnya.
Ketua
Dewan Penasehat KAHMI Akbar Tandjung mengaku bangga dengan banyaknya
kader-kader KAHMI yang menduduki posisi penting di pemerintahan dan
berbagai bidang profesi. Sebut saja Koordinator Presidium KAHMI Hamdan
Zoelva yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi atau Bamsoet yang
saat ini menjadi Ketua DPR RI.
"Pengkaderan
di HMI melalui latihan kader (LK) selama ini sudah berjalan baik.
Pengkaderan yang dilakukan di HMI tidak hanya bertujuan mencetak tokoh
organisasi saja. Lebih jauh, pengkaderan yang dilakukan bertujuan untuk
menghasilkan kader HMI yang mampu menduduki berbagai posisi penting di
bidang politik, sosial, kemasyarakatan serta profesi," urai Akbar dalam siaran persnya yang diteerima BRNews.id Jum'at pari (28/6/2019).
Sementara
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam sambutannya meminta KAHMI
menjadi mediating force untuk terjadinya rekonsiliasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Apalagi, banyak tokoh KAHMI dan Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) yang memegang peranan penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
"Sebagai
contoh, saya alumni HMI keempat yang menempati rumah jabatan di komplek
pejabat negara Widya Chandra ini. Yang paling lama adalah Bang Akbar
Tandjung, mulai sejak Menteri sampai menjadi Ketua DPR RI. Kemudian
dilanjutkan Pak Marzuki Ali, lalu Kang Ade Komaruddin dan sekarang saya.
Ini tentu menarik untuk menjadi renungan bagi kita semua keluarga besar
HMI," urai Bamsoet.
Bamsoet
yang pernah menjabat sebagai Bendaraha Umum Partai Golkar periode
Aburizal Bakrie Ketua Umum 2014-2016 Itu menambahkan, KAHMI dan HMI
punya networking yang sangat kuat, yang bisa menjadi kekuatan dalam
membangun bangsa. Sumber daya alumni HMI sangat luar biasa, tinggal
digerakkan agar menjadi kekuatan yang produktif untuk memajukan bangsa
dan negara.
"Mau mencari
profesor banyak, doktor sangat banyak, master atau pasca sarjana
apalagi. Mau cari profesi apa saja juga ada. Karenanya, akademisi,
intelektual dan kaum profesional yang ada di HMI dan KAHMI harus menjadi
lokomotif perubahan," tutur Bamsoet. (mnm).
Wakil
Ketua Umum Kadin Indonesia 2015-2020 ini memandang, jika alumni HMI
ingin terus berperan dalam segala bidang kehidupan, maka sumber mata
airnya tidak boleh mati. Dengan kata lain kaderisasi HMI harus
dipelihara supaya tetap subur. HMI harus hidup baik di kampus negeri
maupun swasta.
"Itulah
misi utama alumni HMI, tugas pokok KAHMI dan tugas kita semua. Jangan
sampai organisasi KAHMI semakin besar, alumninya semakin hebat, tetapi
justru HMI-nya tidak berkembang. Jangan sampai kepeloporan HMI tidak
terdengar lagi di dunia kemahasiswaan dan kepemudaan. Kalau sampai hal
ini terjadi, maka yang salah adalah alumninya," jelas Bamsoet.
Karenanya,
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini meminta agar basis HMI di
kampus-kampus harus dirawat dengan baik. Para alumni yang ada di
kampus-kampus, terutama yang menjadi rektor, dekan fakultas maupun yang
menjadi dosen, hukumnya fardhu a’in untuk memfasilitasi dan membina
adik-adiknya agar HMI tetap hidup, tumbuh subur dan terus berkembang.