Saling Klaim Kemenangan Pemilu 2019

foto nashir mq
BRNews.id - Terkait hasil penghitungan cepat dari beberapa lembaga survei yang menyebutkan kemenangan bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf sekitar 54 persen berbanding 46 bagi pasangan Prabowo-Sandiaga, Hasto menegaskan PDI Perjuangan sebagai partai pendukung taat terhadap aturan perundangan.



"Hitungan resmi pemilu, akan dilakukan secara manual oleh KPU," tutur Hasto.

Sementara itu, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengklaim pihaknya menang versi hitung cepat dan "exit poll" internal Prabowo-Sandi, serta mengajak para pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

"Hasil exit poll, kita menang 55,4 persen dan hitung cepat pun kita menang 52,2 persen," Prabowo menyebutkan.

Dia meminta para relawan dan pendukung Prabowo-Sandi mengawal kemenangan di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) dan di kecamatan.

Prabowo juga menyoroti adanya hasil lembaga survei tertentu yang bekerja untuk satu pihak dan menggiring opini seolah-olah pihaknya kalah.

"Para pendukung tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk lakukan tindakan anarkis, fokus kawal kotak suara karena itu kunci kemenangan," Prabowo menyerukan.

Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandi, Sugiono mengklaim berdasarkan hasil exit poll yang dilakukan internalnya, pasangan Prabowo-Sandi unggul sebesar 55,4 persen dan Jokowi-Ma'ruf 42,8 persen.

"Hasilnya, Prabowo-Sandi 55,4 persen, Jokowi-Ma'ruf 42,8 persen, dan sisanya tidak memberikan jawaban," kata Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandi, Sugiono.



Dia menjelaskan exit poll itu dilakukan pada 5.475 tempat pemungutan suara (TPS) di 492 kab/kota dan 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Sugiono mengatakan pihaknya melakukan pemantauan sejak TPS melakukan pemungutan suara.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan usai pemungutan suara Pemilu 2019, para kontestan dan elite partai dari setiap kubu harus memulai upaya rekonsiliasi bangsa yang selama tujuh bulan terakhir berbeda pandangan politik selama masa kampanye hingga pemungutan surat suara.

JK menyarankan kedua capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk dapat menenangkan para pendukungnya, menunggu dan mengawasi hasil rekapitulasi KPU, serta bersama-sama memajukan bangsa Indonesia.

"Apabila sudah ada penghitungan akhir dari KPU, ya kita harus menerimanya dengan lapang dada; baik yang menang tentunya menerima, yang kalah akan menerima juga. Kita rekonsiliasi bangsa ini untuk bekerja pada masa depan yang lebih baik lagi," kata JK saat diwawancara stasiun televisi swasta nasional.

Selama masa kampanye tujuh bulan terakhir, masyarakat Indonesia seakan-akan terpecah-belah karena perbedaan preferensi politik di Pilpres 2019. JK menilai hal itu wajar terjadi di sebuah negara demokrasi, namun hal itu tidak boleh berkepanjangan hingga menghambat pembangunan bangsa.

"Ya semua pemilu di mana pun pasti ada perbedaan, jadi seakan-akan terbelah. Tapi setelah menerima keputusan dengan penghitugan terbuka, adil dan dapat dipercaya; maka kita harus ikhlas menerima itu dan bersama-sama membangun bangsa ini lebih baik lagi," jelasnya.

Wapres juga mengimbau kepada kedua capres dan para pendukungnya untuk tidak terlalu bergembira secara berlebihan; dan kepada pemenang pilpres nanti, JK berharap dapat memberikan kesempatan bagi yang kalah untuk bergabung membangun Indonesia.

"Mungkin saja Pak Prabowo, kalau dia kalah katakanlah begitu, ingin kembali lagi bisnis tentu pemerintah harus memberikan jalan yang baik; atau sebaliknya. Semuanya harus seperti itu, tidak ada dendam lagi, menghilangkan dendam dan menghilangan semua perbedaan pandangan selama tujuh bulan ini," ujarnya.(antara).

Subscribe to receive free email updates: