Kiai Said Ajak Warga NU Jaga Diri di Era Revolusi Industri 4.0

foto nu online
BRNews.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan warga NU untuk menjaga jati diri sebagai manusia di era revolusi industri 4.0. 




Dikatakan Kiai Said, kehidupan modern yang sudah diwarnai perkembangan ilmu dan teknologi khususnya media sosial saat ini sudah mengarah kepada berkurangnya kontak komunikasi fisik sesama manusia.
"Kita bisa dengan gampang melihat lima orang berkumpul bersama namun semuanya sibuk asik dengan smartphone-nya masing-masing," ungkapnya saat hadir pada acara Haflah Tasyakkur lil Ikhtitam Pondok Pesantren Raudlatussholihin, Bumirestu, Palas, Lampung Selatan, Rabu malam (27/3).

Kiai Said mengingatkan, teknologi memang memiliki banyak manfaat untuk memudahkan kehidupan manusia. Manusia bisa mendapatkan banyak ilmu melalui perkembangan teknologi. Namun ada hal yang tidak bisa diberikan oleh teknologi yakni sisi afektif terkait dengan hati dan kejiwaan.

Teknologi mampu membuat manusia pintar namun tidak bisa mengajarkan kelembutan hati. Mesin digital bisa mempermudah manusia tapi tidak bisa mendidik etika dan sopan santun.

"Digital bisa mengajarkan cara shalat tapi tidak bisa ngajari hati yang khusu dalam shalat," ingatnya sembari menegaskan manusia harus tetap mempertahankan karakter yang mampu membedakannya dengan mesin yakni hati.

Dalam hati ini lanjut Pengasuh Pondok Pesantren At-Tsaqafah Jakarta ini, bersemayam dua hal yang mampu membedakan manusia dari makhluk Allah lainnya yakni hawa dan nafsu.





Ada dua jenis hawa nafsu yakni nafsu ghadabiyyah seperti ingin mendapatkam posisi atau jabatan tertentu. Apabila nafsu ini diniati, dilakukan, dan memiliki tujuan baik maka dinamakan sebagai himmah (cita-cita).

Yang kedua adalah nafsu syahwatiyyah seperti ingin memiliki harta benda yang jika cara mendapatkannya dilakukan dengan cara baik maka dinamakan azimah.

"Kita harus punya himmah cita-cita. Sekarang kita harus kaya dan berkah, pinter dan bener untuk berjuang menegakkan agama Allah SWT," katanya.

Himmah dan azimah ini bukan merupakan sebuah larangan dan boleh dimiliki setiap insan. Para ulama dan wali pun sudah memberikan contoh dengan memiliki harta yang banyak namun digunakan untuk berjuang di jalan Allah seperti KH Wahab Chasbullah dan Syeikh Abdul Qadir Jaelani.

Hadir pada kesempatan tersebut Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Muhsin Abdillah, Ketua PWNU Lampung KH Muhammad Mukri, Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri yang sekaligus Pengasuh Pesantren tersebut.

Selain menghadirkan Kiai Said, Kegiatan Haflah Tasyakkur lil Ikhtitam ini juga diwarnai dengan kegiatan sosial yakni pengobatan gratis dan khitanan massal yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Pertamina Bintang-Amin Bandar Lampung. Kegiatan sosial ini diikuti oleh 24 anak khitanan masal dan 300 peserta pengobatan gratis. (nu online).


Subscribe to receive free email updates: