Petugas Haji Harus Mampu Memberikan Pelayanan Perima Pada Jemaah

kemenag
BRNews.id - Dari tahun ke tahun Kementerian Agama RI terus berupaya, berinovasi untuk meningkatkan pelayanan jemaah haji kepada masyarakat. Demikian ditegaskan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pangandaran, Dr. H. Cece Hidayat, M.Si saat membuka tes seleksi petugas haji,  Senin (25/2/2019).



Cece berharap petugas haji tahun ini harus bisa meningkatkan pelayanan dari tahun sebelumnya. "Petugas haji harus mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dari tahun ke tahun pelayanan ibadah haji dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan, makanya pertama yang dibutuhkan yaitu petugas yang handal, memiliki kemampuan keterampilan memimpin, mengatur, mengelola manajemen masa," harapnya.

Menurut Kankemenag, manajemen masa dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan yang muncul mulai dari berangkat sampai tiba dan bagaimana menyikapi persoalan dan masalah jangan sampai masalah menimbulkan masalah.

"Untuk TPHI yang lolos menjadi petugas nanti akan diuji ketika diklat bagaimana meyelesaikan berbagai persoalan. Jadi seorang petugas haji dibutuhkan manajerial, kebijakan, menyikapi masalah-masalah yang timbul dengan arif, bijaksana dan bisa menyenangkan hati jemaah haji itu yang dibutuhkan oleh petugas jemaah haji," terangnya.

Sementara untuk TPIHI dibutuhkan seseorang yang mampu memberikan penyuluhan tentang ibadah haji kepada jemaah.

"Untuk TPIHI dibutuhkan seseorang yang mampu memberikan penyuluhan tentang ibadah haji, walaupun dalam prakteknya TPIHI tidak terlalu berat dibandingkan dengan TPHI karena TPIHI sudah dibantu oleh KBIH akan tetapi bagaimana TPIHI mampu menyingkronkan program KBIH, sehingga tidak ada masalah dalam pelaksanaan kebutuhan. Inilah yang dibutuhkan oleh petugas, sehingga pada pelaksanaannya nanti para petugas bekerja sama dengan TPHI, TPIHI dan petugas kesehatan," jelasnya.



Petugas haji tidak untuk fokus pada pelayanan ibadah saja, akan tetapi menurut Kankemenag diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah.

"Petugas haji harus pinter mengatur waktu, karena diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah tetapi tetap harus bisa mengatur bagaimana pelayanan kepada jemaah haji. Makanya dibutuhkan sebuah komitmen bagaimana agar menjadi sebuah simponi di dalam mengelola sebuah kloter adanya kebersamaan dan komitmen bersama sama," urainya.

Jadi menurutnya, Ketua kloter dibutuhkan orang-orang yang bukan hanya pintar tapi cermat, cerdas dan memiliki kearifan karena petugas haji harus bisa menyantuni kebutuhan jemaah haji. (kemenag/alfa). 

Subscribe to receive free email updates: