Istilah 'Dajjal' Gerus Kewibawaan Ma'ruf Sebagai Ulama

kh. ma'ruf amin
BRNews.id - Pernyataan-pernyataan calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin terus memancing kontroversial. Terbaru, pendamping Jokowi itu menyebut diksi 'dajjal' buat penyebar infomrasi bohong alias hoax.


"Pilihan diksi 'dajjal' yang dilontarkan KH Ma'ruf Amien justru menggerus wibawa beliau sebagai kiai," ujar analis politik dari IndoStrategi, Arif Nurul Imam kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Minggu (13/1).

Arif menambahkan, Ma'ruf akan diingat layaknya politisi ketimbang ulama. "Ma'ruf Amin bisa dianggap oleh publik ikut larut sebagai politisi yang kerap mengabaikan etika," jelas Arif.

Namun yang pasti, menurut dia, pilihan diksi yang dilontarkan Ma'ruf patut disayangkan. "Seharusnya kiai Ma'ruf Amien bisa memilih diksi yang lebih elegan sehingga marwahnya sebagai kiai tetap terjaga," tandasnya.

Pernyataan-pernyataan calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin yang dianggap kontraproduktif tak ubahnya sebagai lava yang keluar dari gunung dan menciptakan gelombang tsunami.

Analis politik dari Universitas Mercu Buana (UMB) Bayu Santoso menyikapi diksi Dajjal yang dipakai Kiai Ma'ruf untuk menyamakan pembuat dan penyebar informasi bohong (hoax).

"Lava tersebut disinyalir berasal dari gempa kepanikan yang menghantam kubu petahana. Statement Ma'ruf baru-baru ini di Depok pertanda puncak kegelisahan yang amat mendalam," ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/1).


Bayu berpandangan, bila dicermati dari perspektif semiotika politik, ucapan adalah bukan cuma soal teks namun juga tanda di mana ada makna yang tidak teraba tapi terasa. Selain itu, jika dilihat dari sisi komunikasi pemasaran, sepertinya Kiai Ma'ruf tidak mengenal pasarnya sendiri.

"Dia menjual statement yang tidak dibutuhkan pasarnya sendiri alias dia tidak tahu produk apa yang akan dijual ke pasarnya," paparnya. (rmol/mnm).

Subscribe to receive free email updates: