Pasca Tsunami Selat Sunda, 23.096 Warga Mengungsi

pengungsi di pandeglang menerima bantuan (kabarbanten).
BRNews.id - Sebanyak 23.096 warga mengungsi pasca tsunami Selat Sunda. Mereka terdiri atas 19.200 warga dari beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan 3.896 warga dari dua kecamatan yakni Anyer dan Cinangka Kabupaten Serang. Warga mengungsi karena khawatir terjadi tsunami susulan yang dampaknya akan lebih besar.

Dikutip dari kabar-banten.com, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Nana Sukmana Kusuma mengatakan, saat ini sudah melakukan manajemen bantuan bersama PMI dan Kodim. Untuk semua kebutuhan masyarakat sudah dipenuhi, pihaknya pun selalu siap sedia ketika ada masyarakat yang meminta bantuan.

“Tapi malam tadi kita sudah breafing bahwa pagi ini kita akan distribusikan semua ke desa dan alhamdulillah semua sudah terdistribusi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/12/2018).

Camat Cinangka Deni Firdaus mengatakan, kondisi saat ini masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, saat malam hari mereka biasa mengungsi ke rumah keluarganya atau tempat lainnya. Sedangkan untuk kondisi asal saat ini memang sedang tidak bersahabat, angin kencang dan ombak besar disertai gerimis masih terjadi.

“Yang ngungsi itu ada 3.800 orang lebih tapi itu dinamis malam saja, kalau siang hari mah pada kembali ke rumah masing-masing. Mereka masih trauma khawatir ada hal itu (tsunami),” ucapnya.


Deni mengatakan, pengungsi tersebut berasal dari tujuh desa di Anyer dan Cinangka yakni Desa Kamasan, Sindanglaya, Anyer, Bulakan, Pasauran, Umbul Tanjung dan Karang Suraga. Sedangkan untuk titik pengungsian tersebar di beberapa titik seperti di masjid, pesantren, rumah sanak saudara hingga mess pemda.


Selain takut dengan tsunami, warga juga khawatir dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang masih sering batuk setiap malam. Sebelum tsunami terjadi aktivitas GAK tersebut memang sudah ada, hanya saja pascatsunami warga menjadi cemas.

“Justru awalnya tidak takut tapi karena ada tsunami mereka khawatir terjadi tsunami tapi BMKG sudah menyatakan tidak ada. Kalau sekarang karena cuaca, angin kencang, gelombang tinggi (jadi khawatir). Warga harus tetap tenang,” katanya.

Dari Pandeglang dilaporkan, 19.200 orang mengungsi dan memilih bertahan di dataran tinggi seperti di perbukitan dan pegunungan. “Ada sekitar 19.200 orang mengungsi dan tersebar di 20 titik,” ucap Danrem 064 MY Kolonel Inf. Windiyatno.

Sementara itu, enam dari tujuh desa di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang yang sebelumnya terisolasi, kini sudah tersentuh bantuan. Desa-desa itu terisolasi karena akses untuk transportasi terputus akibat terjangan tsunami, sehingga tim gabungan terhambat melakukan evakuasi.


Invetarisasi dampak tsunami
Sementara itu, BNPB meminta Pemkab Pandeglang untuk menginventarisasi data kerusakan akibat dampak bencana tsunami. Dengan data tersebut, akan memudahkan upaya perbaikan dan rehabilitasi kerusakan yang disebabkan bencana alam.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wilem Rampangilei telah meminta Bupati Pandeglang, Hj. Irna Narulita beserta jajaran untuk segera mendata daerah yang terdampak tsunami.

“Sambil berjalan, segera dibuat laporannya dan sampaikan ke BNPB, sehingga kami dapat menyiapkan rehabilitasi dan perbaikan,” kata Kepala BNPB Wilem Rampangilei saat rapat terbatas di Posko Komando Tsunami di Kecamatan Labuan, Selasa (25/12/2018).

Ia berharap pemulihan ini dapat dilakukan dengan cepat. Dalam penanganan bencana, menurut dia, yang harus diperhatikan adalah siaga bencana, tanggap darurat, dan darurat dalam pemulihan. “Saya mendapat instruksi dari Bapak Presiden dan dukungan luar biasa dari Ketua Komisi VIII DPR RI soal penanganan pascabencana, ” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, BNPB juga memberikan bantuan uang sebesar Rp 500 juta, dan logistik berupa makanan saji sebanyak 414 paket, 1. 098 paket lauk, tambahan giji 522 paket, kantong mayat 100 set, tenda pengungsi 10 set, dan rumah sakit lapangan 1 set.

Bupati Pandeglang, Hj. Irna Narulita menyampaikan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak. Saat ini, kata Irna, pihaknya terus melakukan evakuasi korban bencana dengan semua pihak.

“Kami akan terus fokus evakuasi sambil menginventarisasi semua daerah yang terdampak tsunami, setelah ini kami akan berangkat ke Kecamatan Sumur memastikan jumlah kerusakan dan korban tsunami,” kata Irna. (kbc/azka).

Subscribe to receive free email updates: