Gus Muwafiq: Ini Tugas Berat NU di Zaman yang Tak Jernih Lagi
Gus Muwafiq |
“Jadi
NU itu tidak mudah. Jadi NU itu, jadi Islam yang paling berat. Kenapa?
karena i’tiqadnya menjadi muridnya ulama itu tidak mudah, apalagi
membikin gerakan Nahdlatul Ulama. Itu adalah sesuatu yang sangat berat.
Kenapa?” tanyanya saat berceramah di halaman Gedung PBNU, Jakarta,
Selasa (25/12) malam.
Menurut kiai yang akrab
disapa Gus Muwafiq ini, karena meskipun jauh waktu dan tempat dari
Rasulullah, ulama mesti menyampaikan ajaran Islam yang begitu jernih
kepada orang-orang yang sudah tidak jernih lagi.
Lebih
lanjut, kiai yang tinggal di Yogyakarta ini mengatakan, ulama itu
sebuah predikat yang diberikan Rasulullah kepada siapa pun yang menjadi
ujung tombak yang membawa Islam.
“Menjadi
ulama apalagi sampai menyebut sebagai kebangkitan ulama itu,
membangkitkan kesadaran, ujung tombak Islam yang sudah jauh dari
Rasulullah.”
Para ulama berbeda dengan
generasi sahabat. Mereka pengikut Rasulullah yang berada di hulu
sehingga mendapatkan ajaran Islam langsung dari sumbernya. Rasulullah
sendiri mengatakan, bahwa generasi terbaik adalah para sahabatnya.
“Yang
ketemu Rasulullah ini adalah yang paling bagus mencontoh Rasulullah.
Yang paling bagus ini, kalau sungai yang ada di hulu. Makanya ini
generasi terbaik.
Setelah Rasulullah wafat,
sumber Islam berada pada generasi sahabat. Umat Islam mulai meraba-raba
mengenai ajaran Islam. Para sahabat, untuk mengetahui ajaran Islam
kemudian mengungkapkan ingatan dan pengalaman mereka bersama
Rasulullah.