ASBIHU NU : Biaya Haji Gunakan Dolar Sudah Diusulkan Sejak Lama

Hafidz Taftazani
BRNews.id - Wakil Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (ASBIHU-NU) Hafidz Taftazani menyatakan biaya haji menggunakan kurs dolar AS sudah diusulkan sejak lama. Menurutnya, sejak Dirjen PHU Slamet Riyanto, ia sudah mengusulkan dan hal itu sudah menjadi pembahasan dalam rapat intern Kementerian Agama.


"Dari dulu juga sudah saya usulkan. Saya usul sejak dua Dirjen PHU sebelum ini, kenapa harus dolar karena hampir semua pembayaran dengan dolar,” jelas Jumat(30/11/2018).

Menurut Hafidz, dengan adanya pembayaran haji menggunakan kurs dolar AS akan menambah kemudahan karena transaksi di Tanah Suci hampir seluruhnya menggunakan dolar. Selain itu, penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) juga menggunakan kurs dolar AS dalam melakukan transaksi pembayaran haji.


Selanjutnya, terkait dengan dana setoran awal sejumlah Rp 25 juta bagi para pendaftar pertama, maka jika dikurskan ke dalam dolar AS, hal itu tidak menjadi masalah dan tidak ribet.

“Jika dikurskan ke dalam dolar maka jamaah harus setor awal 2000 dolar atau setara dengan 26 juta, kan tidak ribet,” jelas Hafidz.

Lebih lanjut, ia juga mengusulkan jika pembayaran haji diganti dengan menggunakan kurs dolar maka Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) juga harus menukarkan semua uang yang ada di BPKH menjadi dolar.

“Jika diganti menggunakan kurs dolar maka BPKH juga harus mengganti uang yang hampir 100 Triliun menjadi dolar,” ucapnya.

Ditanya mengenai penambahan kuota haji Indonesia yang tidak ada penambahan untuk tahun depan, Hafidz mengatakan bahwa penambahan kuota bukan sekedar urusan dalam negeri, namun berhubungan dengan MOU pemerintah Arab Saudi. Disamping itu, penempatan jamaah saat di Mina sangat statis.

“Di Mina tidak ada perkembangan, kalau jemaah haji ditambah tempat di Mina tidak cukup,” katanya.

Menurutnya, pihaknya sudah usul agar Presiden RI supaya minta kepada Raja Saudi untuk melakukan beberapa hal yaitu pertama, diadakan rooling tempat agar Indonesia pindah kawasan tengah bukan seperti sekarang dibelakang gunung karena Indonesia sudah 30 tahun lebih di muaisim tempat yang sangat jauh.

Kedua, diusulkan agar Mina dibikin setidak-tidaknya 4 tingkat sehingga dapat menampung lebih banyak jamaah. Setelah itu baru pantas kalau ada penambahan kuota. “Usulan ini sudah saya suarakan 4 taun yang lalu waktu dirjen masih di jabat oleh Pak Jamil,” pungkasnya. (mnm).

Subscribe to receive free email updates: