Babad Cirebon, Bisa Jadi Daya Tarik Wisata Religi di Kota Wali
BRNews-Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul
Ulum menghadiri
pembacaan Babad Cirebon atau sejarah berdirinya Cirebon Keraton Kanoman Cirebon. Tradisi yang
digelar setiap Tahun Baru Islam ini bisa menjadi daya tarik wisata
religi di Kota Wali.
Dirilis website Jabarprov.go.id, tradisi yang biasanya digelar setiap malam 1 Muharam
dalam penanggalan kalender Hijriah ini untuk mengingatkan
masyarakat tentang sejarah lahirnya Cirebon.
"Ini untuk mengingatkan kita akan sejarah
lahirnya Cirebon yang merupakan tempat penyebaran agama Islam di Pulau
Jawa, hingga dikenal sebagai Kota Wali," kata Uu dalam sambutannya di
acara Pembacaan Babad Cirebon Tahun 2018/1440 Hijriah di Bangsal Witana
Keraton Kanoman, Lemah Wungkuk, Kota Cirebon, Rabu malam (12/9/18).
Uu menambahkan tradisi Babad Cirebon bisa
menjadi salah satu sarana untuk mengenalkan budaya Cirebon. Terutama di
era persaingan global seperti sekarang, budaya harus menjadi daya tarik
wisatawan mancanegara agar berkunjung ke Cirebon.
Uu berharap melalui pembacaan Babad
Cirebon ini, masyarakat bisa menjaga aset yang kita miliki dan terus
melestarikan budaya Cirebon agar tidak punah. Terlebih pada zaman
milenial ini masyarakat sudah terpengaruh budaya luar serba canggih,
sehingga melupakan akar sejarah masa lalunya.
"Besar harapan saya, dengan rutin acara
ini bisa memupuk generasi muda agar tidak lupa akan sejarah Cirebon
sebagai Kota Budaya dan Kota Keraton," ungkap Uu.
Rangkaian Hari Jadi ke-649 Kota Cirebon
Pj. Walikota Cirebon Dedi Taufik
mengatakan, bahwa pembacaan Babad Cirebon merupakan rangkaian acara Hari
Jadi ke-649 Kota Cirebon. Dedi berharap hal ini bisa memberikan
motivasi dan dorongan moral bagi masyarakat Kota Cirebon.
"Babad sejarah dimaksud telah memberikan motivasi serta dorongan moral spiritual bagi masyarakat Kota Cirebon," kata Dedi.
Hari Jadi Kota Cirebon ditetapkan
berdasarkan tahun Hijriah, yaitu pada 1 Muharam. Ini menjadi pertanda
sikap konsisten Cirebon yang berdasarkan latar belakang sejarah
budayanya, sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Turut hadir pada acara ini Sultan Kanoman
XII Sultan Raja Muhammad Emirudin, Pangeran Pati Raja Muhammad Kodiran,
serta anggota keluarga Keraton Kanoman lainnya.
Acara pembacaan Babad Cirebon ini digelar
di Bangsal Witana Keraton Kanoman Cirebon. Pangeran Pati Raja Muhammad
Kodiran, mewakili keluarga Keraton Kanoman mengatakan bahwa Bangsal
Witana merupakan tempat awal mula berdirinya Cirebon.
"Karena Witana inilah awal mula asal usul Cirebon," kata Pangeran.
Selain itu, Pangeran juga menjelaskan
alasan konsep acara pembacaan Babad Cirebon secara lesehan. Hal ini
untuk mengingatkan kita bahwa pejabat berasal dari rakyat yang mesti
duduk bersama.
"Acara ini juga sengaja kami konsep dengan
cara lesahan. Agar kita bisa mengingat dan sadar bahwa pejabat berasal
dari rakyat, maka rakyat dan pejabat sudah sepantasnya duduk bersama.
Duduk bersama rendah berdiri sama tinggi dan saling menghargai,"
katanya. (jabarprov/mnm).