Lima Cara Mendidik Anak dalam Islam

BRNews - Dalam kunjungan ke Jepang atas undangan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang, Guru besar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang juga  Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Yunahar Ilyas, Lc MA, mengisi Kajian Gabungan Musim Panas Keluarga Muslim Indonesia Fukuoka (Musfuk) dan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Fukuoka hingga mengisi kajian di Masjid Indonesia Tokyo.

Ketika sampai di Fukuoka Yunahar menyampaikan Kultum ba’da Isya Masjid Al-Nour, Fukuoka, Jum’at (20/7). Dalam kesempatan ini Yunahar  menyampaikan tentang seni mendidik anak.

Menurutnya, setiap pasangan yang baru menikah pasti akan diuji dengan belum datangnya seorang anak. Namun setelah anak yang dinantikan hadir, anak ini yang nantinya akan menjadi ujian bagi orangtua.

Banyak orang tua yang berharap mempunyai anak shalih shalihah. Namun mereka tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak agar shalih shalihah. Ibarat orang dapat melihat rumah namun tidak tahu bagaimana cara menuju kesana.

Tantangan bagi orangtua yang tinggal di negara yang sekuler seperti Jepang, anak tidak mendapatkan pendidikan agama. Padahal ada 3 hal yang perlu dilatih dalam diri seorang anak agar seimbang yaitu fisik (jasadiyah), akal (fikriyah), dan rohani (ruhiyah).

Sekolah hanya mampu membantu dalam membangun aspek akal (fikriyah). Namun aspek ruhiyah menjadi tanggungjawab bagi orangtuanya. Oleh karena itu, perlu mengetahui cara mendidik anak sesuai dengan pendidikan Islam di dalam Al Qur’an.

Pertama, mendidik dengan keteladanan. Orangtua harus terdepan menjadi teladan. Jangan hanya menyuruh anak untuk sholat dan baca Al Qur’an. Tetapi orangtualah yang harus memberikan contoh teladan sholat dan baca Al Qur’an sehingga nantinya anak akan mengikuti.

Kedua, mendidik dengan kebiasaan. Setelah orangtua memberikan teladan, kini saatnya orangtua membiasakan kebiasaan shalih tadi pada anak. Membiasakan shalat dan baca Al Qur’an yang kemudian bagaimana itu menjadi kebiasaan anak-anak.

Ketiga, mendidik dengan nasihat. Jika sudah diberikan teladan dan menjadi kebiasaan, barulah anak diberikan nasihat-nasihat. Jangan terbalik, orangtua memberikan nasehat tapi tidak pernah mencontohkan kepada anaknya.

Keempat, mendidik dengan perhatian atau pengawasan. Orang tua perlu meluangkan waktu bersama anak-anaknya. Sehingga orangtua tau aktivitas anaknya baik di dalam rumah maupun diluar rumah. Bagi orangtua yang sibuk tentunya hal ini akan sulit dilakukan. Inilah tantangan orangtua zaman now.

Kelima, mendidik dengan hukuman. Setelah diberikan keteladanan, sudah dibiasakan, dan diberikan nasehat tapi anak masih sering melanggar, maka orangtua perlu memberikan hukuman kepada anak. Begitu pula sebaliknya ketika anak berbuat kebaikan, orangtua perlu memberikan reward kepada anak. (suaramuhammadiyah|mnm).

Subscribe to receive free email updates: