Profil Gus Muwafiq, Kiai Muda NU yang Pakar Sejarah
BRNews - Gus
Muwafiq, begitu biasa dikenal banyak orang, beralamat tinggal di Perum
Jombor Pratama No. 19, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Dari jalan layang
Jombor, turun ke bawah, ada Indomaret depan Terminal Jombor sekaligus
pangkalan ojek. Dari situ masuk menuju Perumahan Jombor Baru lurus
mentok, kemudian ke kanan 200an meter. Sebelum masjid/makam, ada
perumahan. Depannya berdiri bendera hijau lambang Nahdlatul Ulama. Di
situlah tempat tinggal Gus Muwafiq.
Nama
lengkapnya Ahmad Muwafiq. Orang biasa menyebutnya Kiai Muwafiq, Gus
Muwafiq atau Cak Afiq. Berbadan tinggi besar, kulitnya hitam kecoklatan
dan berrambut gondrong. Ia dulu kuliah di IAIN Jogjakarta dan menadi
aktivis pergerakan. Pernah menjadi Sekjend Mahasiswa Islam se-Asia
Tenggara. Kemudian ketika Gus Dur menjadi presiden, ia menjadi asisten
pribadinya.
Selain
selesai dalam soal agama karena alumnus pesantren, ia dikenal luas
pemahaman politik dan sejarahnya. Juga, terkenal jadug atau kebal.
Konon, ketika Gus Dur akan dilengserkan pada Mei 2001, ia di depan
pasukan berani mati, sendirian mengangkat mobil panser milik TNI dengan
tangan kirinya. Peristiwa itu kemudian diabadikan oleh wartawan dan
menjadi headline di Kompas.
Dai Zaman Now
Jika
kamu – para generasi millenials – ingin mencari pendakwah Islam yang
teduh, inspiratif dan kaya akan makna, namun juga santai (tidak
radikal), ada banyak para dai atau pendakwah yang keren. Salah satunya
adalah pendakwah kelahiran Lamongan, yang kini tinggal di Yogyakarta:
Kiai Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq.
Jadi,
jika kamu ingin ngaji online via YouTube, tak ada salahnya – baik
sekali malah – jika kamu ketik di kolom pencarian YouTube dengan nama
“Gus Muwafiq”, yang membahas pelbagai tema dan persoalan mutakhir.
Mengapa Gus Muwafiq? Berikut beberapa alasan yang perlu menjadi
pertimbangan. Sehingga, kamu menjadi lebih mantap dalam menyimaknya.
Pertama,
santri yang mumpuni. Gus Muwaffiq merupakan santri yang sudah lama
mengenyam pendidikan pesantren – sebuah lembaga pendidikan tertua di
Indonesia – sehingga pemahaman keagamaan beliau mumpuni dan khas.
Khasnya adalah pemahaman Islam yang dianut mayoritas muslim Indonesia.
Muslim Indonesia merupakan muslim yang menganut madzhab empat, khususnya
Imam Syafi’i yang lebih dominan. Selain itu, Islam jebolan pesantren
terbukti mampu “kawin” dengan tradisi dan budaya Nusantara. Jadi, soal
khasanah Islam dalam al-Quran, hadits maupun kitab-kitab klasik, beliau
mumpuni.
Kedua, paham
sejarah dan hafal. Gus Muwafiq merupakan sosok yang sadar dan paham
sejarah. Mengapa sejarah penting? Karena dengan berpijak pada sejarah
itulah kita umat Islam membangun masa depan. Dan beliau, paham sejarah
baik dari teori penciptaan alam semesta, jaman nabi-nabi, sejarah Islam
pasca Nabi Muhammad Saw., geo-ekopol Internasional, sampai sejarah
Nusantara. Oh ya, hafalan beliau juga sangat kuat. Tidak hanya mengerti
tetapi memahami. Berbagai silsilah keilmuan, tokoh maupun dinasti beliau
hafal di luar kepala. Ini memudahkan kamu dalam mencerna pola-pola
dalam belajar agama.
Ketiga,
Mantan aktivis. Sebelum keliling dakwah seperti sekarang, beliau telah
mumpuni menjadi aktivis kampus. Gus Muwafiq aktif di lingkaran PMII dan
Mahasiswa NU. Pengembaran Intelektual dan “Jalanan”-nya beliau tempuh
dari kota pelajar: di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sampai ke
Mancanegara karena pernah menjadi Sekretaris Jenderal Mahasiswa Islam
se-Asia Tenggara. Salah satu keunggulan aktivis muslim adalah tahu
konsep (dan wacana Islam kontemporer), tahu medan, tahu peta politik,
dan bergelut dengan realitas. Wajar kalau beliau – selain keliling
Indonesia – juga sering diundang ceramah ke luar negari.
Keempat,
humoris. Jangan heran kalau kamu berlama-lama menyimak pengajian beliau
(entah online maupun offline), tak bosan karena pembawaannya yang kocak
dan penuh dengan humor. Humor memang menjadi penting dalam suatu
ceramah karena membuat jamaah tidak ngantuk, tidak jenuh dan menjadikan
otak kembali fresh.
Kelima,
mudah dicerna. Bahasa yang beliau gunakan adalah bahasa para
audiens-nya. Jika di kampus dengan para mahasiswa atau akademisi, beliau
bisa dengan bahasa ilmiah. Jika dengan masyarakat awam, beliau bisa
cerita dengan nalar, tradisi dan psikologi umum masyarakat. Jika dengan
para pemuda, beliau juga bisa santai dan tahu apa yang hits dan menjadi
tantangan generasi muda hari ini. Meski demikian, dalam penggunaan
bahasa Indonesia kadang beliau ada beberapa hal yang kurang (menurut
saya). Dan ini pernah diakui beliau. Secara, beliau mengaku menggunakan
bahasa Indonesia baru semenjak kuliah. Sebelum itu menggunakan bahasa
Jawa, khususnya Jawa Timuran.
Itulah
sekilas sosok Gus Muwafiq yang mungkin sedikit membantu memantapkan
kamu para generasi millenials zaman now dalam memilih dai, jika ingin
mendengarkan pengajian online via YouTube. Jangan sampai salah memilih
pendakwah, karena akibatnya kamu bisa terprovokasi. Alih-alih mendapat
ilmu, dapatnya malah kebencian (bahkan yang ekstrim) saling mengkafirkan
sesama Islam. Jadi, selamat menikmati pengajian-pengajiannya!(islami.co|ahmad naufa kf|/syaroni as-samfuriy).
Ini video salah satu ceramah Gus Muwafiq.........