Soal Jamaah Umrah Baca Yaa Lal Wathan Saat Sa'i, Ini Tanggapan Pimpinan ASBIHU-NU

BRNews - Indonesia adalah salah satu negara yang rakyatnya selalu menjunjung tinggi nasionalisme di mana pun berada, tak terkecuali saat melaksanakan ibadah umrah. Nasionalisme luar biasa yang pada titik tertentu, justru bisa bikin orang geleng-geleng kepala.


Beberapa waktu yang lalu, kita mungkin masih ingat dengan insiden seorang pembimbing umrah menuntun jemaah membacakan Pancasila di tengah-tengah ibadah sa’i.
Nah, Kejadian yang hampir sama dengan konteks yang berbeda kembali terulang. Kali ini melibatkan para Ansor. Mereka menyanyikan lagu Yaa Lal Wathan atau Syubbanul Wathan dengan lantang saat menjalankan rukun ibadah sa’i.
Video para Ansor saat menyanyikan lagu Yaa Lal Wathan ini diposting oleh politisi PSI, Guntur Romli di Twitter.
Menanggapi video tersebut, Pimpinan Asosiasi Bina Haji Umrah Nahdlatul Ulama (ASBIHU-NU) Hafidz Taftadzani meyakini bahwa para jamaah yang melafalkan Yaa Lal Wathan merupakan bentuk spontanitas dan tidak direncanakan. Namun, karena lafadz yang dibacakan bersuara keras maka hal itu membuat gaduh dan ramai diperbincangkan.
“Saya yakin bahwa mereka tidak merencanakan tapi ini bentuk spontanitas, nah ini yang harus dimengerti oleh orang-orang,” kata Hafidz di Jakarta.
Hafidz menambahkan, sebenarnya para jamaah bebas untuk melantunkan bacaan apa saja asalkan dilakukan dengan suara yang pelan dan tidak bikin gaduh.
“Andai saja Ansor ini melantunkannya tidak dengan suara keras, kan tidak ada masalah,” jelas Hafidz.
Berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah, Hafidz menjelaskan bahwa dalam rukun ibadah umrah, tidak ada rukun yang menyatakan bahwa ucapan dalam bacaan sa’i menjadi sebuah rukun.
“Rukun umrah kan, Niat Ihram, Thawaf, Sa’i, Tahallul dan Tertib. Jadi tidak ada qouliyah (perkataan, bacaan doa) yang menjadi rukun dalam umrah, ibadahnya tetep sah,” kata Hafidz yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asphurindo ini.


Dengan banyaknya tanggapan dari masyarakat berkaitan dengan lantunan bacaan saat ibadah umrah, Hafidz mengimbau agar para muthawif dan para jamaah harus hati-hati saat melantunkan bacaan di depan Kabah atau saat melakukan ritual ibadah umrah.
“Apa yang kita lantunkan di Masjidil Haram, di depan Kabah itu harus jelas apa yang seharusnya kita lantunkan,” kata Hafidz.
Untuk diketahui, saat ini, selain jamaah membacakan bacaan Pancasila saat sa’i, lalu Ansor membacakan Yaa Lal Wathan, beredar pula para jamaah menyanyikan lagu Bimbo di halaman masjid.

Subscribe to receive free email updates: