Literasi Santri Terhadap Kitab Kuning Turun Seiring Hadirnya Zaman Serba Instan

BRNews - Kitab kuning merupakan bacaan referensi khas pondok pesantren. Setiap hari santri-santri di pondok pesantren mempelajarinya guna memper dalam pengetahuan tentang ilmu fikih, tafsir Al-Qur’an dan lainnya. Namun keberadaannya pada zaman sekarang menjadi tantangan tersendiri tatkala kehadiran teknologi menjadi ancaman terhadap kitab kuning.


Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang PD Pontren Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat Dr. H. Abubakar Sidik, M.Ag. pada acara Peneguhan Wawasan Pesantren dan Keindonesiaan yang digelar oleh Seksi PD Pontren Kantor Kemenag Kota Cirebon, Selasa (6/3).
Abubakar mengatakan bahwa tingkat literasi santri terhadap kitab kuning menurun seiring hadirnya zaman serba instan. Santri lebih suka bertanya pada internet maupun pada kiainya langsung alih-alih membuka-buka referensi kitab kuning. Terkait hal ini, Abu bakar memiliki kiat khusus.
“Ketika santri bertanya mengenai suatu hal, sebaiknya tidak langsung dijawab. Arahkan ia untuk mencari jawabannya pada suatu referensi kitab kuning,” ujar Abubakar.
Dengan demikian, santri akan termotivasi untuk membaca dan membedah referensi kitab kuning dalam rangka mencari jawaban dari persoalannya.
Pada kesempatan ini disinggung pula pentingnya kebiasaan membaca sekaligus menulis. Dengan banyak membaca, santri dapat memperkaya wawasannya dengan berbagai bidang ilmu. Wawasan yang tersebut kemudian disampaikan ulang kepada muslim lainnya melalui berbagai cara, salah satunya melalui karya tulis.


Keunggulan dari karya tulis, ilmu yang disampaikan dapat bertahan lebih lama. Kiai dan santri yang menulis dapat menjangkau lebih banyak umat agar tercerahkan.
“Tentunya isi tulisan harus dapat dipertanggungjawabkan,” pungkas Abubakar. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: