Pakde Karwo Paparkan Budaya Lokal Jatim Pada Peserta Lemhannas

BRNews - Budaya yang ada di Jatim itu antara lain budaya arek, mataraman,  madura, serta osing, yang masing -masing memiliki tokoh panutan dan pendekatan kultural pada masyarakat. Ini disampaikan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, di hadapan  peserta Program Pendidikan Reguler (PPR) Angkatan 57 dan 58 Lemhannas RI.


“Saya kira pendekatan kepada masyarakat di masing-masing budaya ini berbeda. Pendekatan kultur seperti ini menjadi utama dalam melakukan apa saja, khususnya pelaksanaan program pemerintah,” kata Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (12/2).

Dijelaskan, budaya arek memiliki banyak kaum intelektual dan lingkungannya terdidik. Sebanyak 20 persen masyarakat Jatim menggunakan pendekatan budaya arek, yang berada di Kota Surabaya, Kab. Gresik, Kab. Sidoarjo, Kab. Lamongan, Kab Jombang, Kab/Kota Malang.

Dengan kondisi itu, lanjutnya, tokoh masyarakat, tokoh agama dan intelektual menjadi tokoh panutan pada budaya arek. Dalam budaya ini, sebagian besar masyarakat mengembangkan industri dan UMKM.

“Masyarakat dengan budaya arek itu sangat rasional dan terdidik. Mereka bisa menyampaikan apa saja dengan data yang lengkap dan contoh yang jelas,” ujar Pakde Karwo sambil menyampaikan kondisi geografis Jatim sebagai Hub Kawasan Indonesia Timur.

Sementara itu, budaya mataraman menggunakan birokrasi, tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai pendekatannya. Budaya mataraman berada di daerah seperti Kab. Tuban, Kab/Kota Madiun, Kab Ngawi. Daerahnya agraris, di antaranya menghasilkan tebu dan padi.

“Kultur budaya mataraman seperti di Solo dan Yogya. Ada sebanyak 45 persen masyarakat Jatim menggunakan pendekatan Budaya Mataraman,” jelasnya.

Berbeda dengan budaya mataraman dan arek, terdapat sebanyak 30 persen masyarakat masuk dengan pada budaya madura, dimana peranan ulama sangat penting dalam budaya ini.

Budaya lokal lainnya yang ada di Jatim, jelasnya, yakni budaya Osing dengan birokrasi, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sebagai panutannya. Masyarakat yang ada pada budaya Osing ini tercatat sebanyak 5 persen. Daerah agrarisnya dan terutama menghasilkan padi.

Pengetahuan dan pemahaman tentang tiga budaya tersebut, jelas Gubernur Pakde Karwo, akan memudahkan keberhasilan pelaksanaan  berbagai program dan bidang di Jatim.

Melihat kondisi budaya masyarakat yang ada di Jatim, Pemprov Jatim menggunakan paradigma pembangunan dengan pendekatan partisipatoris. Artinya, masyarakat dilibatkan untuk merumuskan keputusan dan kebjakan. Menurutnya, pendekatan partisipatoris inilah yang menyebabkan suasana aman dan nyaman di Jatim. Selain itu, konflik di Jatim juga paling kecil.

Kunjungi Jatim
Dalam sambutan pengantar, pimpinan delegasi peserta PPR  Angkatan 57 dan 58 Lemhannas RI, Laksamana Pertama Budi Setiawan, menjelaskan  calon peserta lemhannas berkunjung ke Jatim untuk menjalankan program pengenalan budaya lokal selama enam hari. Untuk itu, calon peserta dijadwalkan mengunjungi berbagai obyek instansi pemerintah, militer, dan obyek wisata di Jatim.

13 personel menjadi calon peserta Program Pendidikan Reguler (PPR) Angkatan 57 dan 58 Lemhannas RI ini berasal dari 12 negara  sahabat  yakni Australia, Bangladesh, Fiji, Zimbabwe, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Arab Saudi, Singapura, Timor Leste, Laos, Sri Lanka. (jatimprov.go.id).

Subscribe to receive free email updates: