Menag Harap Pusat Kajian Manuskrip Jadi Rujukan Pengembangan Ilmu dan Riset
BRNews - Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin mendorong agar pusat kajian manuskrip yang
saat ini tengah dirancang, kedepannya harus benar-benar menjadi sumber
rujukan dalam pengembangan ilmu dan riset.
Menag Lukman Hakim Saifuddin berfoto bersama Pimpinan Balitbang dan Lektur Kemenag. (foto:istimewa). |
Persoalan, tambah Menag, manuskrip merupakan hal yang sangat penting, tapi banyak tidak diketahui orang.
"Kita
bisa besar saat ini karena ada masa lalu, dan manuskrip itu adalah
bagian yang tidak terpisahkan," ujarnya di Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Sebelumnya,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan,
dan Manajemen Organisasi M Zain menyampaikan grand desain pusat kajian
manuskrip yang diantaranya mencakup rangkaian program dan pembiayaan.
Menag
dalam kesempatan tersebut memberikan sejumlah arahan. Pertama, agar
dibuat naskah akademik sehingga lebih jelas dan sistematis. Kedua,
segera dibuat skala prioritas program dan kegiatan.
Ketiga,
kegiatan benchmark substansinya diarahkan verifikasi naskah. Keempat,
terkait anggaran agar disiapkan program untuk diajukan pada pembahasan
APBNP mendatang. Kelima, segera diagendakan Focus Group Discussion FGD)
dengan mengundang pakar untuk memastikan millestone yang telah dibuat.
Dan keenam, tahun depan agar disiapkan pola penganggarannya yang harus
disiapkan tahun ini.
Staf
ahli Menag Oman Fathurrahman berharap, pusat kajian manuskrip ini
selanjutnya bisa inline dengan pendirian Universitas Islam Internasional
Indonesia (UIII) yang sekarang sedang diprogramkan.(kemenag.goid).