17 Atase Pendidikan Berbagai Negara Sambut Baik Beasiswa Mahasiswa Asing di PTKIN

BRNews - 17 Atase Pendidkan dan Kebudayaan Indonesia di Luar Negeri menyambut baik atas langkah Kementerian Agama memberikan beasiswa mahasiswa asing untuk studi pada sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin bertekad ingin menerima mahasiswa asing untuk studi di sejumlah PTKIN. "Selama ini kalau kita ke luar negeri diantaranya untuk mencari beasiswa, sekarang dibalik kita akan mencari mahasiswa untuk belajar di Indonesia," katanya.
Untuk kepentingan itu, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, menggelar Rapat Koordinasi  Pendidikan Tinggi Islam dengan mengundang Atase Pendidikan  dan Kebudayaan di 17 Negara. Diantaranya Australia, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, India, Arab Saudi, Mesir, Thailand dan Papua Nugini, Ahad (11/02) di Jakarta.
Guru Besar Hadits UIN Alauddin Makassar ini berambisi merekrut 3000-5000 mahasiswa asing diberikan beasiswa untuk studi di UIN, IAIN dan STAIN. Tekad ini bukan tanpa dasar, karena Ditjen Pendidikan Islam sedang gencar-gencarnya melakukan transformasi perguruan tinggi.
Kamaruddin menegaskan sebagai perbandingan Mesir yang mempunyai anggaran tidak sebesar Indonesia, sudah bertahun-tahun memberikan beasiswa anak-anak Indonesia untuk belajar di Al-Azhar. Turki mengeluarkan milyaran rupiah untuk merekrut mahasiswa asing untuk belajar di negaranya.
"Dalam hal kajian Islam Indonesia sangat kaya dan tidak kalah dengan negara-negara Islam lainnya di dunia," demikian Kamar meyakinkan para atase pendidikan dan kebudayaan yang hadir.
Menurut Kamaruddin, Indonesia adalah negara yang sangat pantas sebagai pusat studi Islam. "Indonesia bisa dikatakan sebagai representasi dunia Islam sebagai pusat moderasi Islam dunia". Sementara Al Azhar sebagai penjaga gawang moderasi Islam dari sisi akademik dan kita sangat kuat dalam hal pemikiran dan praktek moderasi Islam  yang wasathiyah.
Usman Atase Pendidikan dan Kebududayaan di Mesir mengatakan rencana beaiswa warga asing khususnya Mesir untuk belajar ke Indonesia merupakan kabar yang menggembirakan dan mohon untuk Mesir bisa di prioritaskan.
Usman memaparkan selama ini Mesir telah membantu 23-26 Milyard per tahun dalam bentuk memberikan beaiswa kepada pelajar dan mahasiswa Indonesia. Juga pengiriman Mab`us pada tahun ini 29 orang yang ditugaskan ke Indonesia.
Sementara itu Amirudin Aziz Atase Dikbud di KBRI London merespon Program 5000 Doktor Kementerian Agama. Kata Aziz, program ini telah banyak diketahui oleh para pimpinan di London, namun sayangnya informasi yang tersedia di website kurang cukup.
Terkait dengan Program Beasiswa Asing di PTKIN Aziz menyarankan dilakukan dalam bentuk sebagaimana yang dilakukan oleh Kemdikbud melalui program Darmasiswa yaitu program satu tahun dan dapat diperpanjang menjadi 2 tahun, yaitu untuk mempelajari pendidikan dan budaya dan khusus untuk Kementerian Agama adalah belajar Islam di Indonesia.
Ubaidillah Atase Dikbud di Saudi Arabia menyambut baik program ini dan menyarankan untuk mulai melirik pada studi non keislaman, sains dan teknologi. "Perguruan Tinggi Non Islamic studies di Arab Saudi bisa dijadikan mitra yang potensial untuk program itu, selama ini yang memanfaatkan adalah alumni ITS dan ITB".
Menanggapi hal itu Kusuma Perwakilan dari Kementerian Luar Negeri RI memandang petrtemuan ini sangat relevan, karena minat masyarakat luar negeri untuk belajar ke Indonesia semakin meningkat. "Kemlu siap untuk memfasilitasi program orang asing belajar di Indonesia. Komunitas muslim di Spanyol juga ingin belajar ke Indonesia. Kalau ini kita tawarkan kepada mereka pasti responnya bagus".
Arskal Salim GP Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mengatakan kehadiran atase Dikbud duduk bersama dengan kalangan PTKIN sangat penting. Ini untuk mengkomunikasikan program-program PTKI, memperkuat jaringan kerjasama dan dukungan program-program kemitraan bagi kemajuan PTKIN di masa mendatang. (kemenag.go.id).

Subscribe to receive free email updates: