Menghadapi UN 2018, MTsN 10 Sleman Gelar AMT
“Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku
tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia
menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia
menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang
lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku
mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta,
Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan
kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari”. (HR.Al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal).
Hadist Qudsi di atas menjadi pijakan
motivator Nur Wahyudin Al Aziz, M.Pd. dalam AMT (Achievement
Motivation Training) di MTs Negeri 10 Sleman (Matsesa). Hal itulah yang
berusaha digelorakan kepada peserta didik Matsesa.
AMT di MTsN 10 Sleman (foto yogyakarta.kemenag.go.id) |
Kepala MTsN 10 Sleman (Matsesa) mengungkapkan, AMT merupakan kegiatan rutin tahunan MTs
Negeri 10 Sleman. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan penyegaran dan
motivasi belajar kelas IX dalam menempuh Ujian Nasional (UN).
"Madrasah berharap agar motivasi tidak hanya sesaat berimbas kepada
anak-anak, tetapi menjadi bekal untuk aktivitas belajar kini dan masa
datang," kata Kepala Matsesa Drs. H. Busyroni Majid, M.Si.
Peserta didik tampak mengikuti AMT dengan
antusias. Motivator sekaligus Kamad MAN 3 Sleman Yogyakarta,
membawakan materi dengan apik, enerjik, dan variatif. Hal itu membuat
peserta tak bosan. Kegiatan yang diselenggarakan Jumat 20 Januari
2018 ini tak terasa cepat berlalu dan mesti berakhir saat salat
Jumat menjelang.
Tajuk yang diangkat adalah “Auto
Sugesti Power”. Bahwa sugesti terbesar untuk sukses UN adalah motivasi
dan keyakinan diri. Target ujian nasional tinggal menghitung hari.
Meski begitu, dengan keyakinan dan ikhtiar yang kokoh, keberhasilan
bukan hal yang mustahil.
Keyakinan tidak hanya sebatas ucapan
lisan, tetapi harus diiringi tindakan nyata. Keyakinan diwujudkan
dalam target tertulis nilai UN dan fokus dengan target itu. Langkah
berikutnya yakni realisasikan keyakinan dengan upaya yang jelas yakni
belajar 2 jam sehari, menon-aktifkan HP dan TV saat belajar, tidak
membolos les, perbanyak doa dan salat tahajud, serta tidak mudah
menyalahkan keadaan.
Tak sedikit kisah nyata yang
menginspirasi seperti Terry Fox penderita kanker tulang. Dia berhasil
mengumpulkan milyaran dollar untuk penelitian kanker. Meski nyawa
diujung tanduk, Terry berusa keras agar hidupnya bermakna. Adam Hook,
menjadi motivator termahal setelah bangkit dari kemalasan, kebodohan,
dan kemiskinan. Mereka menjadikan keterpurukan dan kekurangan menjadi
sarana melejitkan diri untuk meraih kesuksesan dan menebar kebaikan.
Usaha di atas akan sia-sia tanpa doa
restu orang tua dan bapak ibu guru di sekolah. Untuk itu, peserta didik
berkewajiban untuk menghormati, menyayangi, dan mohon doa restu
kepada mereka. Jadikan jerih payah dan pengorbanan orang tua menjadi
alasan untuk melecut prestasi.
Upaya sukses lainnya yaitu mengenali
penyebab kegagalan belajar yakni tidak memiliki tujuan yang jelas,
tidak fokus dengan tujuan, minder, pesimis,dan ceroboh. Segeralah
enyahkan “negatif thinking” tersebut. Pupuk dan tanamkan semangat “positive thinking”.
Strategi jitu pun diperlukan pada
hari-H Ujian Nasional. Peserta didik hendaknya menjaga kondisi psikis
dan fisik yang prima. Hindari datang terlambat, dan panik menghadapi
soal ujian. Terakhir, peserta mengecek ulang hasil pekerjaan.
Upaya-upaya di atas memang tidak
mudah. Namun, semua mesti dilakukan untuk sukses UN dan sukses masa
depan. Tiada prestasi luar biasa dengan usaha yang biasa. (kemenag diy|saras).