MAN 1 Yogyakarta Sulap Panas Knalpot Jadi Power Bank

Tiga siswa MAN 1 Yogyakarta Manfaatkan Limbah Knalpot Motor untuk Alternatif Pembangkit Listrik Mandiri. (foto: kemenag diy)
BRNews - Sekarang tak perlu rpot-repot lagi membawa power bank bila melakukan perjalanan jauh.  Mereka yang kehabisan baterai dan tidak  perlu resah lagi. Pasalah telah ditemukan Pemanfaatan Limbah Styrofoam dan Termo Electro Cooler pada Knalpot Motor untuk Alternatif Pembangkit Listrik Mandiri.
Inovasi ini ditemukan Siswa MAN 1 Yogyakarta. Mereka adalah Rahmat M Hasan, Enrico Maricar, dan Arya Daffa, ketiganya  berhasil menemukan Pemanfaatan Limbah Styrofoam dan Termo Electro Cooler pada Knalpot Motor untuk Alternatif Pembangkit Listrik Mandiri.
Inovasi ini mampu menyulap energi panas yang dihasilkan knalpot menjadi sumber listrik yang salah satunya dimanfaatkan sebagai power bank.
Saat ditemui Jumat (24/11), Rahmat M Hasan yang didampingi Arya Daffa mengatakan, penelitian yang dilakukan ini merupakan hasil pengamatan kehidupan sehari-hari. Hasan, sapaan akrabnya, menjelaskan styrofoam banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan seperti kemasan makanan, bahan kerajinan, dekorasi, bahan bangunan dan sebagainya.
“Jika penggunaan styrofoam tidak diimbangi dengan pengelolaan limbah yang baik, maka akan timbul pencemaran lingkungan,” ujarnya penuh semangat.
“Kita lalu punya ide untuk memanfaatkan suhu panas knalpot motor dan styrofoam sebagai pengganti Power bank,” sambungnya.
Secara sederhana, ia menjelaskan, panas dari knalpot disalurkan ke seng dan thermo electric cooler. Agar panas dapat mengendap maka digunakanlah styrofoam.
Panas dihasilkan dari proses itu, sementara dingin dikeluarkan dari headsing. Ketika panas dan dingin menyatu maka menghasilkan listrik.
"Alat ini bisa dibuat sendiri karena simpel. Jadi pengemudi dapat menghasilkan tenaga mandiri dari knalpot. Dengan alat ini kita bisa manfaatkan suhu panas knalpot motor dan styrofoam sebagai pengganti power bank," ujarnya.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Wiranto Prasetyahadi mengapresiasi prestasi anak didiknya yang ternyata mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat di madrasah untuk kebutuhan sehari-hari. "Kami tidak mengira, mereka yang masih kelas X dan XI ini mampu membuktikan penelitian mereka dan berprestasi di kompetisi tingkat nasional," jelasnya.
Wiranto mengatakan, selama ini pihak madrasah selalu mendukung penelitian yang dilakukan oleh anak didiknya. “Anggaran pun telah disiapkan untuk melengkapi laboratorium yang bebas dimanfaatkan oleh para siswa dalam melakukan penelitian,” katanya.
Selain itu, setiap harinya, ada satu jam guru KIR (kelompok ilmiah remaja) datang ke kelas untuk memberikan pendampingan dan motivasi agar para siswa dapat menuliskan ide-ide mereka. "Kami akan terus mendukung potensi para siswa. Mudah-mudahan ini bisa menjadi awal yang baik untuk prestasi berikutnya," imbuhnya lagi.
Guru Pembimbing KIR Nur Fathurahman Ridwan menambahkan, penemuan ini harus ditingkatkan dan dikembangkan. “Karena penelitian ini mampu menjadi solusi dan sangat bermanfaat bagi masyarakat ," ujarnya. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: