Ditjen Pendidikan Islam Minta Penelitian Dosen Harus Terarah dan Kontributif

BRNews - Ditjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengingatkan  penelitian dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam(PTKI) harus mampu memproduksi ilmu pengetahuan dan hasilnya terpublikasi dalam jurnal ilmiyah, baik nasional maupun internasional.

“Penelitian harus dilakukan secara terarah, produktif dan berkontribusi untuk produksi ilmu pengetahuan. Hasilnya bisa diterbitkan dalam jurnal ilmiah,” kata Kamarudin Amin di hadapan para Rektor/Ketua PTKIN se-Indonesia, Ahad (24/09), di Denpasar.
Alokasi APBN untuk penelitian cukup besar. Untuk tahun 2018, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) menyiapkan 240 miliar untuk anggaran penelitian. Alokasi ini merupakan 30% dari total anggaran Bantuan Operasional Pendidikan Tinggi Negeri (BOPTN) 2018 yang mencapai Rp 800 miliar.
Anggaran tersebut akan dikelola Kemenag pusat, meski pelaksanaannya disinergikan dengan PTKIN. Hal ini sejalan dengan amanat UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendididikan Tinggi,  bahwa pemerintah mengalokasikan paling sedikit 30%  dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk dana penelitian dan itu dikelola di kementerian.
Terkait publikasi di jurnal, Guru Besar UIN Alaudin Makasar ini mengatakan kalau masalahnya bukan pada kapasitas dan komitmen. “Komitmen kita sudah bagus, hanya belum diterjemahkan secara terarah,” ujarnya.
Kamarudin mengatakan, hampir semua prodi perguruan tinggi luar negeri yang maju memiliki jurnal yang berkualitas. Bonn University misalnya, memiliki jurnal tentang studi Islam yang sangat bagus. “Kita juga mengenal jurnal seperti Arabica, Jurnal Of Islamic Law and Society dan Jurnal yang diterbitkan oleh Oxford Center for Islamic studies (OXCIS) di Oxford University, sangat keren dan bermutu,” tuturnya.
Kamarudin mengaku baru bertemu pengelola Islamic World Science Citation Center (IWSC) Iran. Lembaga ini melakukan proses sitasi jurnal-jurnal sains dan teknologi untuk seluruh dunia muslim. “Saya berharap bisa memiliki moraref seperti IWSC di Iran untuk kalangan PTKI,” katanya.
Untuk itu, Kamarudin Amin mengapresiasi empat Rektor yang sudah memiliki jurnal terakreditasi internasional scopus, yaitu Jurnal Studia Islamica UIN Jakarta, Jurnal Al-Jamiah UIN Jogjakarta, Jurnal of Indonesian Islam UIN Surabaya dan IJIMMS IAIN Salatiga.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PTKI Imam Safei mengatakan, data Diktis mencatat saat ini ada 4.000 jurnal di kalangan PTKI. Sebanyak 582 di antaranya sudah online. Namun, baru empat yang terakreditasi Scopus. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: