Perhajian akan Semakin Diperketat



BRNews - Perhajian diperkirakan akan semakin ketat sehingga tertib sejak Raja Abdullah mengangkat Pangeran Muhammad bin Nayef sebagai menteri dalam, negeri negara kaya minyak itu. Naiknya Muhammad Nayef, lahir 30 Agustus 1959 dan hanya memiliki dua orang anak wanita Sara dan Lulu, pria berpendidikan ilmu politik di AS itu dinilai sebagai debut awal ke tahta yang lebih tinggi.

Di pundak laki-laki yang menikahi Al Jawhara bint Abdulaziz bin Musaed Al Jiluwi, suku terpandang di Saudi itu, ia akan berperan strategis di Arab Saudi. Sebab, seperti lazimnya, Menteri Dalam Negeri juga sekaligus sebagai Komite Tertinggi Perhajian yang membawahi sejumlah menteri terkait serta ketua Komisi Tertinggi Pariwisata Arab Saudi.
Muda, tampan, dan energik adalah sifat yang melekat pada Muhammad. Selang sehari pelantikannya, beberapa media menurunkan berita baik bagi sang pangeran yang masih berusia 53 tahun itu. Misalnya, ia pernah memberikan rumah untuk janda pejuang Arab Saudi yang meninggal korban Al-Qaidah. Pangeran ini sangat mudah membuka dompetnya untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.
Muhammad selama ini banyak berperan menjaga stabilitas politik dalam negeri Arab Saudi. Ia bertahun-tahun menjadi deputi ayahnya, almarhum Pangeran Nayef bin Abdul Aziz yang kemudian menjadi putera mahkota menggantikan Pangeran Sultan yang wafat pada bulan Oktober 2011. Muhammad Nayef diangap tokoh yang dekat dengan AS dan sangat benci Al-Qaidah karena ia pernah menjadi korban rencana pembunuhan pada 27 Agustus 2009.
Muhammad menjadi generasi cucu Raja Abdul Aziz yang memiliki peran stretegis bersama dengan sepupunya Pangeran Saud Al- Faisal, 62 tahun, yang menjabat sebagai menteri luar negeri selama 37 tahun, sejak 1975.
Muhammad diperkirakan akan menjadi tokoh terkuat dan pemimpin mendatang. Raja Abdullah sendiri kini tercatat berusia 88 tahun dan memimpin Arab Saudi sejak Agustus 2005. Putera Mahkota Pangerah Salman sudah berusia 77 tahun, Pangeran Mut’ib 81 tahun, Masyhur 72 tahun, Sattam --Gubernur Riyadh, 71 tahun, Ahmed 70 tahun, dan Muqrin (mantan gubernur Madinah) 67 tahun.
Banyak generasi ketiga Raja Abdul Aziz Ibnu Saud yang memiliki pendidikan yang baik di Barat yang kini juga menunggu berbagai posisi stretegis di kerajaan. Namun, karena situasi yang tak memungkinkan sehingga bola jabatan juga diberikan kepada kalangan non pangeran. Dari 28 jabatan kementerian dan jabatan setara menteri, hanya 6 posisi yang diberikan kepada kalangan pangeran.
Tapi, deputi dari sejumlah kementerian itu diduduki para pangeran gerenasi ketiga dari kalangan anak-anak Raja Fahd, Raja Abdullah, dan lain sebagainya. Para pangeran di Arab Saudi yang jumlahnya mencapai 5.000 orang lebih itu kini harus bersaing dengan rakyatnya yang semakin terdidik dan mulai menuntut hak politik yang sama.
Haji adalah pertaruhan Arab Saudi dalam mengemban amanat agama. Raja Abdullah sendiri lebih suka dipanggil dengan gelar Khadimul Haramain atau pelayan dua kota suci. Gelar itu sangat lekat dengan aktifitas keagamaan serta ritual haji dan umrah. Bahkan, kini Raja Abdullah sudah mulai kurang suka disebut Shahibul Jalalah atau Jalalatul Malik (raja yang maha agung atau raja yang dipertuan agung).
Pelaksanaan haji tahun 1433 Hijriyah baru lalu adalah kiprah pertama Muhammad sebagai wakil menteri dalam negeri. Ia sangat lincah mengkordinasi dengan menteri haji, menteri transportasi, menteri kesehatan, menteri keuangan, menteri pembangunan desa dan kota, gubernur Mekah yang sepupunya, serta jajaran lain, termasuk otoritas bandara dan penerbangan sipil.
Ia mewarisi watak keras ayahnya yang tak mau kompromi dengan peraturan yang dibuat. Misalnya, kasus haji tanpa tasrih (izin). Ia tak peduli dengan siapa pun yang hendak haji harus mendapatkan tasrih dulu dari kementerian dalam negeri. Hingga menteri dan gubernur sekalipun harus memiliki tasrih itu. Dalam aturan kerajaan Arab Saudi, warga Arab Saudi hanya boleh berhaji sekali dalam lima tahun. Tak peduli siapa pun harus mematuhi aturan itu.
Muhammad juga termasuk tokoh yang paling ketat memberi kuota haji. Karena belum selesainya beberapa fasilitas perhajian yang tengah dibangun di Mekah, maka tahun ini tak ada penambahan kuota. Muhammad, tentu dengan dukungan pamannya menteri dalam negeri yang digantikan, tak ingin berspekuasi dengan banyaknya jumlah jemaah namun ditakutkan kemudian banyak yang terlantar.
Era Baru Negeri Pangeran Kebijakan mengangkat Muhammad sebagai menteri dalam negeri mengartikan langkah politis Raja Abdullah untuk mengangkat negerasi muda keluarga Saud di panggung politik. Para pangeran lapis pertama Dinasti Saud sebenarnya tinggal 15 orang, 7 di antaranya wanita.
Diangkatnya Muhammad sebagai menteri dalam negeri di samping kapasitasnya yang memadai ia juga termasuk keluarga Sudairi. Ayahnya, Nayef, mantan putera mahkota Arab Saudi yang wafat pada 16 Juni 2012 lalu adalah keturunan Sudairi. Begitu juga Putera Mahkota Salman.
Kelompok Sudairi termasuk kelompok yang paling berpengaruh sejak masa Raja Abdul Aziz. Istri Abdul Aziz, Hassa bint Ahmad al-Sudairi, merupakan istri Raja Abdul Aziz yang paling banyak menentukan arah dan kebijakan kerajaan. Tujuh Sudairi lainnya adalah almarhumRaja Fahd, almarhum Putra Mahkota Pangeran Sultan, Ahmad, dan Abdurrahman.
Lingkungan Masjidil Haram yang sedang mengalami perluasan. (FOTO FOTO AFP)
Raja Abdul Aziz memiliki 45 orang anak dari 22 orang ibu. Meskipun istri yang paling
berpengaruh adalah Hassa Assudairi, namun raja-raja penganti Abdul Aziz bukan dari Hassa. Raja Saud yang menjadi pengganti Abdul Aziz sejak tahun 1953, adalah anak dari Wahdah
binti Muhammad bin ‘Aqab. Raja Faisal adalah anak dari ibu Tarfah binti Abdullah Al Al Sheikh. Raja Khalid dari ibu Jawhara bint Musaid Al Saud.
Raja Abdullah yang lahir 1 Agustus 1924 itu lahir dari Puteri Fahda Al-’Ashi Asy-Syuraim dari suku Shammar yang tinggal di perbatasan dengan Irak. Ia menjadi anak dengan urutan kesepuluh dengan hitungan usia. Keturunan yang berbeda inilah yang membuat laki-laki yang memiliki
ketinggaian 180 cm itu terbedakan dengan keturunan Sudairi yang termanjakan.
Abdullah berani berbeda. Ia meniru ayahnya mengawini wanita dari suku Shammar. Abdullah tercatat memiliki 30 istri, di antaranya adik ipar Rifaat al-Assad (saudara Hafez Assad, mantan presiden Suriah) dan wanita jelita asal Pakistan. Abdullah memiliki 55 orang anak. Anak terkecil
Abdullah lahir tahun 2003 saat Abdullah sudah berusia 79 tahun.
Generasi cucu Abdul Aziz yang menonjol antara lain: Muhammed bin Saud (1934) gubernur Al Bahah. Abdallah bin Khalid (1935) ketua Yayasan Raja Khalid. Mohammed bin Faisal (1937), mantan menteri pertanian, Khalid al Faisal (1940) gubernur Mekah, Saud al Faisal (1941)
menteri luar terlama di dunia, Faisal bin Bandar (1943) gubernur Qasim, Turki al Faisal (1945) mantan duta besar Arab Saudi di AS, Al-Waleed bin Talal (1955) konglomerat kelas dunia
yang kini telah merambah di bidang media, dan lain sebagainya.
Naiknya Muhammad disambut baik kalangan muda Arab Saudi. Semangat reformasi dan revolusi di Timur Tengah memang belum menimpa Arab Saudi. Tapi, Raja Abdullah segera mengamankannya dengan mengangkat kalangan muda di lingkungan pangeran yang dekat
dengan rakyat, serta memberikan porsi besar kepada rakyat negara yang berpenduduk asli 18 juta itu. (musthafa helmy|tabloidlabbaik no.34)

Subscribe to receive free email updates: