Ramadhan Bulan Pendidikan

BRNews - Dalam memberikan Kuliah Tujuh (Kultum) kepada seluruh pegawainya, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung, H. Waldy Mahbuba, S.Ag., M.Sy mengatakan, puasa di bulan Ramadhan bisa diibaratkan sekolah khusus yang ajaran barunya selalu dibuka setiap tahun dengan tujuan pendidikan praktis dalam menyerap nilai-nilai yang  tinggi.
"Barangsiapa memasukinya untuk mendapatkan karunia Ilahi, kemudian ia berpuasa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, lalu ia dapat melakukan ibadah tambahan sesuai yang telah disyariatkan, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar muttaqin. Dengan gelar muttaqin orang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT dan terbebas dari api neraka," tuturnya dalam kultum pada Rabu 31 Mei 2017.
Rasulullah SAW menegaskan, barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya Allah mengampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa melakukan amal ibadah tambahan (sunah) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu.
Selanjutnya Waldy menjelaskan bahwa maksud dari ramadhan bulan pendidikan antara lain pertama, Ramadhan mendidik kaum muslimin untuk memenuhi perintah-perintah Allah SWT secara totalitas. Karenanya, tidak pantas seorang muslim jika selesai Ramadhan ketika mendengar salah satu hukum Allah SWT, atau mengetahui salah satu hukum Rasulullah SAW, ia memperdebatkannya.
Kedua, Ramadhan mendidik kaum muslimin agar menundukkan syahwatnya. Ketika Ramadhan kaum muslimin dilarang melakukan hal-hal yang pada hakikatnya halal bila dilakukan pada siang hari di selain Ramadhan. Seperti makan, minum, dan berhubungan suami-istri. 
"Karenanya, seseorang yang telah mendapatkan pendidikan Ramadhan, maka ia akan lebih mampu untuk menahan diri dari makanan dan minuman yang tidak jelas asal-usulnya, serta mampu untuk menjaga diri dari pergaulan lawan jenis yang diharamkan," tegas Waldy. 
Puasa, tanbahnya, hakikatnya adalah memutus dominasi syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu datang melalui pintu-pintu syahwat. Maka dengan berpuasa syahwat dapat dipersempit geraknya.
Ketiga, Ramadhan mendidik kaum muslimin agar mengendalikan sifat terburu nafsu serta memiliki kesanggupan untuk menahan amarah. Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. 
Puasa adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau tahu. Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau memeranginya (mengajaknya berkelahi), maka hendaklah ia mengatakan, Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.
"Dengan dijadikan bulan Ramadhan bulan pendidikan diharapkan dapat mendidik manusia untuk menjaga diri dalam bersikap toleransi pada semua manusia, baik toleransi sesama umat Islam maupun non muslim," ujarnya.(lampung.kemenag.go.id|mnm).

Subscribe to receive free email updates: