MAN 1 Sleman Bekali Siswa Jadi Da’i Kreatif
BRNews - Salah satu kecakapan siswa saat terjun di masyarakat adalah kemampuan mengelola kelas TPA secara efektif. Berbagai
perilaku anak seperti suka bermain, mengganggu teman atau gaduh di
kelas harus disikapi dengan metode kreatif agar tercipta belajar
kondusif.
“Berhentilah berkata sulit, susah, tidak mungkin, apa bisa ya, serta seabrek kata-kata pesimis. Metode yang kita kembangkan adalah BCM, yakni Bermain, Bercerita dan Menyanyi. Ini dikembangkan dengan pendekatan happy learning,” kata Ustad Aris Direktur Ardika SPA Indonesia, saat Pembekalan Da’i di MAN 1 Sleman, Jum’at (9/6/2017).
“Berhentilah berkata sulit, susah, tidak mungkin, apa bisa ya, serta seabrek kata-kata pesimis. Metode yang kita kembangkan adalah BCM, yakni Bermain, Bercerita dan Menyanyi. Ini dikembangkan dengan pendekatan happy learning,” kata Ustad Aris Direktur Ardika SPA Indonesia, saat Pembekalan Da’i di MAN 1 Sleman, Jum’at (9/6/2017).
Pembekalan
diikuti 172 siswa kelas XI selama dua hari dengan materi pengelolaan
kelas TPA, pengetahuan praktis hingga praktek kultum.
“Beberapa
hal yang perlu dimiliki saat mengelola kelas adalah memiliki daya
tarik, enerjik dan selalu bersemangat, tegas, memahami psikologi anak,
bisa memosisikan diri, komunikatif, konsekuen, disiplin dan pemberi
teladan,” papar ustad bergelar Pahlawan Bertopeng itu.
Agar dicintai oleh siswa didiknya adalah pada saat mengajar dengan tulus, ikhlas, penuh perhatian, lanjutnya. "Dengan teknik bercerita, pesan yang disampaikan mudah diterima pada setiap anak. Keberhasilah
suatu negara berhasil dikarenakan sejak kecil diberi cerita-cerita
inspiratif dan mengajak untuk semangat dan kerja maupun belajar keras,"
jelasnya.
“Selama kurang lebih satu minggu di masyarakat, nantinya manfaatkan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Jaga
nama baik madrasah, bangun komunikasi efektif dengan takmir dan remaja
masjid mushola,” pesan Drs. H. Ulul Ajib,M.Pd Kepala MAN 1 Sleman saat
memberi arahan.
Siswa
diharapkan mampu berbaur di masyarakat, semangat mengabdi, turut aktif
di berbagai kegiatan seperti sholat berjama’ah, kultum, mengajar di TPA
untuk semarak Ramadhan, lanjutnya.
Seluruh siswa kelas 11 akan berada di masyarakat selama satu minggu (12-17/6). Terbagi 41 kelompok dengan lokasi kegiatan di wilayah Godean, Gamping, Minggir, Moyudan dan sekitaranya. “Kita format anak-anak itu secara mandiri. Mereka mencari lokasi dan membentuk kelompoknya secara mandiri. Lokasi
juga yang mudah dijangkau,” terang Ana Rusmiyati,S.Ag koordinator
pesantren di masyarakat didampingi Hasanudin,MA koordinator pembekalan. Demikian dirilis Kemenag DIY.(kemenag|mnm).