Banyak Pedagang Kecil di Kebumen Terjerat Rentenir

ilustrasi
BRNews - Keberadaan rentenir bagai buah simalakama. Di satu sisi dibenci tetapi di sisi lain dicari.  Dibenci karena bunga pinjamannya menjerat leher. Namun, di sisi lain, banyak pedagang pasar tradisional menyukai pola pinjaman dari rentenir karena mudah prosesnya.

Banyak pedagang menyadari bunga pinjamannya sangat tinggi, tetapi hal itu juga membantu modal kerja pedagang pasar. "Sebenarnya kita sangat dirugikan," kata Wagiyah (bukan nama sebenarnya), salah satu pedagang pagi di Pasar Tumenggungan Kebumen, Selasa (30/5/2017).

Wagiyah, memilih pinjam modal usaha dari rentenir dengan alasan tidak ribet dan tidak berbelit-belit. "Kalau mau menggunakan bank, syaratnya sangat ribet. Jadi tidak ada pilihan lain," ungkapnya, kepada Kebumen Ekspres, yang meminta namanya tidak dikorankan.

Wagiyah mengungkapkan, hampir 70 persen lebih pedagang yang berjualan di pasar pagi Pasar Tumenggungan terjerat jasa rentenir. Dia mengatakan sudah empat kali terjerat utang dengan rentenir. Awalnya dia meminjam uang Rp 1 juta. Dari jumlah uang tersebut, dia sudah langsung dipotong Rp 100.000.

Meski sudah langsung dipotong sepuluh persen, Wagiyah harus mengembalikan genap Rp 1 juta ditambah bunga 20 persen. Dia harus membayar dicicil setiap hari Rp 20.000 sebanyak 60 kali. "Kami terpaksa seperti ini karena memang tidak ada cara lain agar tetap bisa jualan," imbuhnya. Para rentenir biasanya beroperasi di pagi hari dan membidik para pedagang sayur-mayur.

Banyaknya pedagang pasar yang terjerit rentenir menjadi keprihatinan tersendiri bagi Bupati Kebumen MOhammad Yahya Fuad.  Bupati memandang upaya pengentasan para pelaku ekonomi kecil dari jeratan rentenir  harus segera dilakukan.

Pantauan pasar yang dilakukan oleh Bupati Kebumen baru-baru ini, menjelang ramadan menjadi bukti. Bupati menemukan hampir setengah dari pedagang yang ada di pasar terjerat rentenir.  Para pedagang mengaku lebih memilih meminjam uang di rentenir. Selain cepat, pengajuan  hutang lewat  rentenir lebih mudah.  Mereka menganggap proses pengajuan pinjaman di bank yang rumit.

Menyikapi permasalahan tersebut, Bupati Kebumen menggelar rapat koordinasi antisipasi rentenir, di Gedung F Kompleks Setda Kebumen Senin(29/5) lalu. Rapat tersebut dipimpin oleh Plh Sekda Kebumen Mahmud Fauzi didampingi Asisten Dua Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Haryono.

Dalam kesempatan itu, bupati meminta lembaga keuangan BPR BKK Kebumen dan Bank Kebumen sebagai perpanjangan pemerintah daerah agar  memberikan pelayanan yang lebih cepat dengan suku bunga yang lebih rendah.

Untuk itu  perlu dibangun kerja sama lembaga keuangan milik pemerintah daerah dengan BMT dan koperasi. Sehingga bisa menyalurkan dana dengan lebih murah dan sesuai dengan aturan. Selain itu ada MoU yang menyatakan dana tersebut digunakan untuk pedagang sangat kecil yang belum terbiasa dengan pola pinjaman bank.

Untuk membantu pedagang sangat kecil di pasar, Pemkab akan menyediakan dana Rp 3 Miliar. Rp 2 miliar di antaranya dari lembaga keuangan milik pemerintah daerah, serta Rp 1 miliar dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kebumen.

Bupati berharap hasil yang diperoleh para pedagang dapat dinikmati keluarga. Karena Bupati beranggapan bahwa hasil yang diperoleh para pedagang ini kebanyakan dipergunakan untuk membayar bunga dari uang yang mereka pinjam pada rentenir.(kek|mnm).

Subscribe to receive free email updates: