Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan
BRNews - Suasana menyongsong Ramadhan perlu disiapkan sejak sebelum datangnya Ramadhan untuk melatih dan membiasakan lebih dahuludi bulan Sya’ban.“Ketika Sya’ban seperti mukaddimah (pendahuluan) bagi Ramadhan, maka disyariatkan di bulan Sya’ban hal-hal yang disyariatkan di bulan Ramadhan, seperti puasa dan baca al-Qur’an” (Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif 1/138)
Umat Islam sejak masa Sahabat telah mempersiapkan diri sejak Sya’ban dengan ibadah dan sedekah:
Diriwayatkan dari Anas berkata “bahwa
umat Islam ketika masukbulan Sya’ban, maka senantiasa
membaca al-Quran dan mengeluarkan zakat hartanya, sebagai bantuan untuk orang
miskin dalam menghadapi puasa” (Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif
al-Ma’arif 1/138)
Marhaban Ramadhan
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺbersabda: “Telah datang pada kalian, bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan puasa Ramadhan. Pintu langit dibuka, pintu neraka ditutup, syetan dibelenggu. Di dalam-nya ada lailatul qadar”(HR Nasai) Perintah Rukyat Puasa diwajibkan manakala berhasil melakukan rukyat atau melihat bulan:
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺbersabda: “Telah datang pada kalian, bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan puasa Ramadhan. Pintu langit dibuka, pintu neraka ditutup, syetan dibelenggu. Di dalam-nya ada lailatul qadar”(HR Nasai) Perintah Rukyat Puasa diwajibkan manakala berhasil melakukan rukyat atau melihat bulan:
Nabi bersabda: “Berpuasalah karena melihat hilal dan akhiri puasa
karena melihat hilal. Jika terhalang maka sempurnakan Sya’ban 30 hari” (HR al-Bukhari, Muslim dan an-Nasai
dari Abu Hurairah)
Sahabat
Melakukan Rukyat
Ibnu Umar berkata bahwa "para sahabat berupaya melihat hilal.Lalu saya kabarkan kepada Rasulullah bahwa saya melihatnya. LaluNabi ﷺberpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa” (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan al-Hakim, ia menilainya sahih) Hisab Untuk Puasa dan Hari Raya Di masa Tabi’in sudah dikenal ada pendapat menggunakan hisab atau astronomi:
Diriwayat dari sebagian ulama Salaf “bahwa jika hilal terhalang olehmendung, maka dikembalikan kepada ilmu hisab (astrologi). Ini adalah madzhab Mutharrif bin Syikhir, salah satu Tabiin senior”(Bidayat al-Mujtahid 1/228) Dengan demikian ilmu Hisab bukan ilmu baru untuk dijadikanpedoman menentukan bulan, bahkan yang mengamalkan ilmu hisabadalah salah satu pendapat dalam madzhab Syafiiyah:
Kalangan Madzhab Syafiiyah berkata “Pendapat ahli hisab dapatditerima bagi dirinya sendiri dan orang yang percaya padanya. Oranglain tidak wajib puasa berdasarkan pendapat yang kuat” (Madzahib al-Arba’ah 1/873) Wajib Mengikuti Itsbat [ketapan] Pemerintah
Sahal bin Abdillah al-Tusturi berkata: “Patuhilah pemerintah dalam7 hal: Pemberlakuan mata uang, ukuran dan timbangan, hukum, haji,salat Jumat, dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan jihad" (Tafsir al-Qurthubi V/259 dan Abu Hayyan dalam al-Bahr al-Muhith III/696)
Jika melihat Hilal, Nabi ﷺberdoa: “Ya Allah pertemukan bulan ini dengan kami dalam keadaan aman, iman, keselamatan dan Islam.Tuhanku dan Tuhanmu (Hilal) adalah Allah” (HR at-Turmudzi, ia menilainya hasan) Doa Para Sahabat Menyambut Bulan Baru
Dari Abdullah bin Hasyim, ia berkata: “Para sahabat Nabi ﷺbelajar
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺbersabda: “Ada 3 orang yang tidak ditolak doanya, pemimpin yang adil, orang puasa sampai berbuka, dan doa orang yang dianiaya”(HR Ahmad).
(Dari buku “Sukses Ibadah Ramadhan” Karangan Ust. Ma'ruf Khozin; Penerbit Aswaja NU Center PWNU Jatim dan PP LTN PBNU).
Ibnu Umar berkata bahwa "para sahabat berupaya melihat hilal.Lalu saya kabarkan kepada Rasulullah bahwa saya melihatnya. LaluNabi ﷺberpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa” (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan al-Hakim, ia menilainya sahih) Hisab Untuk Puasa dan Hari Raya Di masa Tabi’in sudah dikenal ada pendapat menggunakan hisab atau astronomi:
Diriwayat dari sebagian ulama Salaf “bahwa jika hilal terhalang olehmendung, maka dikembalikan kepada ilmu hisab (astrologi). Ini adalah madzhab Mutharrif bin Syikhir, salah satu Tabiin senior”(Bidayat al-Mujtahid 1/228) Dengan demikian ilmu Hisab bukan ilmu baru untuk dijadikanpedoman menentukan bulan, bahkan yang mengamalkan ilmu hisabadalah salah satu pendapat dalam madzhab Syafiiyah:
Kalangan Madzhab Syafiiyah berkata “Pendapat ahli hisab dapatditerima bagi dirinya sendiri dan orang yang percaya padanya. Oranglain tidak wajib puasa berdasarkan pendapat yang kuat” (Madzahib al-Arba’ah 1/873) Wajib Mengikuti Itsbat [ketapan] Pemerintah
Sahal bin Abdillah al-Tusturi berkata: “Patuhilah pemerintah dalam7 hal: Pemberlakuan mata uang, ukuran dan timbangan, hukum, haji,salat Jumat, dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan jihad" (Tafsir al-Qurthubi V/259 dan Abu Hayyan dalam al-Bahr al-Muhith III/696)
Jika melihat Hilal, Nabi ﷺberdoa: “Ya Allah pertemukan bulan ini dengan kami dalam keadaan aman, iman, keselamatan dan Islam.Tuhanku dan Tuhanmu (Hilal) adalah Allah” (HR at-Turmudzi, ia menilainya hasan) Doa Para Sahabat Menyambut Bulan Baru
Dari Abdullah bin Hasyim, ia berkata: “Para sahabat Nabi ﷺbelajar
doa berikut ini jika bertemu tahun
atau bulan: “Ya Allah..., pertemukan bulan ini dengan kami dalam keadaan aman,
iman, keselamatan, Islam, ridla dari Allah... dan selamat dari syetan”(HR Thabrani,
sanadnya hasan)
Dari Abu Ja’far Muhammad bin Ali, berkata: “Jika bertemu denganbulan Ramadhan Nabi ﷺberdoa: Pertemukan bulan ini dengan kamidalam keadaan aman, iman, keselamatan, Islam, sehat yang prima,kebal dari penyakit, dan pertolongan untuk salat, puasa, dan membaca al-Quran” (al-Hafidz Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyqa 51/186) Doa Mustajab Di Bulan Ramadhan
Dari Abu Ja’far Muhammad bin Ali, berkata: “Jika bertemu denganbulan Ramadhan Nabi ﷺberdoa: Pertemukan bulan ini dengan kamidalam keadaan aman, iman, keselamatan, Islam, sehat yang prima,kebal dari penyakit, dan pertolongan untuk salat, puasa, dan membaca al-Quran” (al-Hafidz Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyqa 51/186) Doa Mustajab Di Bulan Ramadhan
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺbersabda: “Ada 3 orang yang tidak ditolak doanya, pemimpin yang adil, orang puasa sampai berbuka, dan doa orang yang dianiaya”(HR Ahmad).
(Dari buku “Sukses Ibadah Ramadhan” Karangan Ust. Ma'ruf Khozin; Penerbit Aswaja NU Center PWNU Jatim dan PP LTN PBNU).