Khutbah Jum'at: Hari Kebangkitan Nasional
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا
قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً
عَظِيماً تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ -١- الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ -٢- أما بعد
Jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT,
Marilah sebagai insan yang bertaqwa kepada Allah tidak
henti hentinya kita memanjatkan puji dan rasa syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita yang
tak terhingga jumlahnya. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita nabi Muhammad Saw, Juga kepada keluarganya, Dan para
pengikutnya yang selalu istiqomah sampai yaumul qiyamah.
Lewat Khutbah jumat pada siang haari ini saya berwasiat
kepada diri sendiri dan kepada seluruh jamaah jumatrohimakumullah ,
Marilah kita pandai pandai menghargai waktu yang diberikan Allah untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita , Marilah kita tingkatkan niai
kemanfaatan kita terhadap sesama manusia, Marilah kita tingkatkan
peranan kita dalam membangun negara Indonesia tercinta ini sesuai dengan
apa yang menjadi tanggung jawab kita Marilah kita tingkatkan peranan
kita sebagai kholifah untuk melestarikan alam semesta ini .
Jamaah jumat yang berbahagia
Tanggal 20 Mei diperingati Bangsa Indonesia sebagai hari
kebangkitan nasional. Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar ,
dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta yang mayoritas
adalah muslim, dalam sejarahnya bangsa kita ini telah mengalami banyak
perubahan . 3,5 abad bangsa kita dijajah oleh belanda , Ingriss ,
jepang. Dalam sejarah muncul pahlawan pahlawan , tokoh tokoh pergerakan,
yang berusaha membebaskan bangsa ini agar menjadi bangsa yang merdeka
dan bermartabat, Muncul putra putra bangsa , mulai awal tahun
kemerdekaan sampai era sekarang yang telah mencurahkan segala kemampuan
untuk menjunjung tinggi martabat bangsa ini.
Hingga Saat ini kita adalah bagian dari sejarah bangsa
Indonesia yang Inya Allah masih panjang. “Perjuangan bangsa Indonesia
belum selesai” begituah kalimat yang sering kita dengar, kita adalah
pewaris sejarah dan akan mewariskan sejarah pula kepada generasi
berikutnya. Tiap generasi telah diuji Allah dengan problem yang berbeda
beda. Semua itu adalah karunia Allah dan sebagai ujian untuk mengetahui
siapa diantara kita ( anak bangsa ini ) yang paling baik amalnya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al Mulk ayat 1 - 2
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ -١- الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ -٢-
Maha Suci Allah yang Menguasai (segala) kerajaan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang Menciptakan mati dan hidup,
untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan
Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,
Jamaah yang dimuliakan Allah
Allah telah menguji generasi bangsa kita saat ini dengan
masalah besar yaitu krisis moral, krisis akhlaq yang berimplikasi kepada
berbagai lini dalam kehidupan bernegara. Kita dan anak anak bangsa
banyak yang merasa terjebak /berada dalam sistem yang korup , tidak
bermoral. Kendatipun dalam pandangan hidup bangsa , Pancasila sila ke 2
mengamanatkan Keanusiaan yang adil dan beradab. Dan Sila ke 5
mengamanatkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetapi
kerusakan moral yang terjadi di negri ini seakan tak berhenti dan silih
berganti.
Inilah ujian yang diberika Allah kepada generasi bangsa
saat ini. Yang mau tidak mau harus kita hadapi, kita selesaikan agar
kita dapat tampil sebagai sebaik baik umat.
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya
Apa yang salah dengan kita, sehingga bangsa ini mengalami
krisis moral yang panjang ini semakin banyak orang yang pandai di negri
ini dengan ide ide cemerlang , semakin banyak ahli hukum tata negara ,
tata pemerintahan, ahli militer, pakar kependidikan , pakar kebudayaan ,
pakar teknologi,teknokrat , Semua ikut nimbrung menyampaikan gagasan
gagasannya agar negara ini segera bangkit, negara kita bukan semakin
baik tapi kelihatannya semakin bertambah ruwet saja.
Jamaah yang berbahagia ,
Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah Sebenarnya apa
yang dibutuhkan oleh negara ini dan apa yang bisa kita berikan untuk
negara ini Marilah kita introspeksi pada diri kita, Mungkin saja kita
memberikan kepada bangsa ini sesuatu yang kita anggaap terbaik tetapi
sebenarnya tidak dibutuhkan oleh negara ini. Atau sebaliknya Mungkin
juga negara ini meminta sesuatu yang sederhana yang ada pada diri kita
tapi kita enggan untuk memberikannya.
Sebagai pakar hukum mungkin telah berupaya memberikan
banyak gagasan untuk negri ini , tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negri
ini sesuatu yang sederhana yaitu orang orang yang taat terhadap hukum
yang telah disepakati. Mungkin saja telah banyak pakar pendidikan yang
juga memberikan gagasan untuk negri ini , tetapi sebenarnya yang
dibutuhkan negri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang orang yang
berakhlaq mulia yang menjadi suri tauladan dan bermanfaat bagi sesama.
Mungkin juga telah banyak pakar tata negara yang berupaya menggagas
negri ini agar mempunyai struk tur pemerintahan yang ideal , tetapi
sebenarnya yang dibutuhkan negri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang
orang yang disiplin dalam bekerja
Sebagai bangsa Indonesia saya yakin bahwa kita akan
memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Namun Marilah kita introspeksi
diri apakah yang kita berikan untuk negara ini benar benar untuk kita
lakukan dengan ikhlas demi negara atau hanya untuk memperjuangkan ego
kita masing masing.
Jamaah rokhimakumullah
Sebagai ibrah patut kita simak beberapa kisah sahabat
sahabat nabi dalam membangun kehidupan bernegara saat itu. Umar Bin
Khatab khalifah yang terkenal berani dan tegas memegang prinsip dan
amanat yang dipikulkan suatu malam saat ia mengerjakan tugas negara di
ruang pribadinya dengan diterangi lampu minyak ia menyelesaikan
berkas-berkas negara datanglah saudaranya bermaksud menyampaikan sesuatu
“Masalah keluarga atau masalah negara yang ingin kau sampaikan ?” tanya
khalifah Umar “Masalah keluarga” jawab saudaranya seketika itu juga,
lampu minyak di depannya ia matikan saudaranya heran : “Wahai khalifah ,
mengapa engkau matikan lampu itu ?” Umar menjawab dengan suara
rendahnya : “Lampu minyak ini dibiayai oleh negara, tidak sepantasnya
pembicaraan keluarga ini menggunakan fasilitas negara.” mendengar
jawaban Umar, saudaranya terkejut dan hanya bisa diam merenungi
perkataan Umar. kisah ini adalah kisah nyata dan mungkin sering kita
dengar . Kalau kita tanggapi dengan setting bangsa kita saat ini,
mungkin kita akantersenyum sinis, Apa mungkin sikap seperti itu akan
muncul di negri ini.
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah ,
kita tidak pantas putus asa terhadap rahmat Allah. Karena
tidak ada yang putus asa terhadap rahmat Allah itu kecuali orang orang
kafir. Allah juga tidak pernah memvonis sorang hamba atau kaum dalam
kedholiman , tetapi Allah selalu memberi kesempatan untuk merubah
nasibnya menjadi sebai baik umat.
Masih banyak anak anak bangsa di negri ini yang bersikap
lurus , semoga kita termasuk didalamnya. Dan tentu cerita itu dicatat
dalam sejarah agar bisa kita jadikan inspirasi agar kita semua, lebih
berhati-hati dalam menggunakan wewenang negara yang diamanatkan kepada
kita. Karena wewenang yang diberikan kepada kita akan dimintai
pertanggungjawaban tidak hanya dalam laporan pertanggungjawaban tetapi
juga pertanggungjawaban di akherat.
Bukankah nabi telah bersabda Nabi bersabda
Kullukum ro’in wa kullukum mas ‘uulun an roiyyatih
Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang kamau pmpin.
Kisah serupa juga terjadi ketika pemerintahan umar bin
abdul aziz cucu umar bin khotob. Ada satu momen yang sangat penting pada
masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Pada suatu hari, seorang miskin
pergi untuk meminta santunan ke baitul maal, karena sedang kekurangan.
Sesampai di baitul maal, orang itu berhenti dan memperhatikan sosok
lelaki yang tengah duduk bersandar di beranda baitul maal. Setelah
diperhatikan dengan seksama, orang yang sedang duduk bersandar itu
adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang mengenakan pakaian sederhana
bahkan penuh dengan tambalan. Melihat keadaan demikian, orang yang
hendak meminta santunan itu membalikkan badan dan pulang dengan segera.
Niat meminta santunan itu hilang seketika, tergantikan oleh rasa malu
yang luar biasa. Malu, karena telah memandang diri sebagai orang yang
kekurangan sementara pemimpinnya berperilaku hidup tidak jauh dari
keadaan dirinya.
Kisah ini kiranya mengilhami kita untuk mengupas secara
lebih dalam tentang kemakmuran dan kesejahteraan yang dikabarkan sejarah
pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dalam catatan sejarah
disebutkan, bahwa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah masa
pemerintahan yang paling singkat, yakni 2 tahun 5 bulan 4 hari. Tetapi,
sejarah juga telah mencatat bahwa pada masa kepemimpinan beliaulah
rakyat mencicipi kesejahteraan dan kemakmuran. Bahkan, ada yang
mengatakan bahwa pada masa itu tidak ada satu pun rakyat yang mau
menerima zakat dan santunan. Tidak ada pula jalan yang berlubang yang
bisa membuat keledai sekalipun terperosok ke dalamnya. Benar-benar
sebuah prototipe kesejahteraan yang paripurna.
Saya berpendapat, bahwa sampai kapan pun, bagaimanapun
sejahteranya sebuah bangsa, orang miskin pasti tetap ada—tentu dengan
prosentase yang sedikit. Pun pada masa Umar bin Abdul Aziz, meski
sejarah menyebutkan seluruh rakyat hidup sejahtera bahkan tidak ada yang
mau menerima santunan, orang miskin pasti ada. Namun, yang tidak ada
pada masa Umar bin Abdul Aziz adalah mental miskinnya. Rakyat Umar bin
Abdul Aziz memiliki mental malu untuk disebut sebagai orang miskin.
Mereka malu untuk meminta santunan. Mereka memilih bekerja lebih keras
dan giat, ketimbang disebut miskin dan menerima santunan. Sikap hidup
rakyat ini juga ditopang oleh kesederhanaan dari pemimpinnya. Sikap
kesederhanaan yang sesungguhnya , bukan kepura puraan .
Jamaah rokhimakumullah
Kita Sebagai rakyat Indonesia tentu kita tidak hanya mampu
menuntut hak , menyalahkan pemimpin , menyalahkan sistem, atau
sejenisnya. tetapi mari kita sebagai rakyat bangsa indonesia dapat
memiliki sikap yang adil atau kalau bisa bersikap Ihsan dalam setiap
lini kerja yang menjadi tanggug jawab kita. Tentang kriteria sikap kerja
ini, Bapak Marpuji Ali pernah membagi 3 kriteria orang yang bekerja
1.Bekerja dengan kriteria adil.
apabila pekerjaan yang dibebankan kepada kita telah
dilakukan dengan baik dan kita mendapat imbalan sesuai dengan apa yang
telah disepakati ,maka kita telah bersikap adil
2.Bekerja dengan kriteria ihsan
apabila tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepada
kita telah dilakukan dengan baik dan kita mendapat imbalan sesuai dengan
apa yang telah disepakati, kemudian dengan suka rela kita melakukan
pekerjaan tambahan tanpa mengharap tambahan imbalan , maka kita telah
bersikap ihsan
3.Bekerja dengan kriteria dholim
apabila tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepada
kita tidak dilakukan dengan semestinya dan kita mendapat imbalan sesuai
dengan apa yang telah disepakati atau meminta tambahan imbalan terhadap
apa yang tidak kita lakukan, maka kita telah bersikap dholim dimanapun
kita bekerja apabila tanggungjawab tidak kita lakukan dengan semestinya
pasti akan ada yang didholimi dengan sikap kitabaik secara langsung
maupun tidak.
Jamaah yang dimuliakan Allah
Apapun jenis pekerjaan yang kita lakukan , Bangsa ini rindu hadirnya orang orang yang bersikap adil dan ihsan dalam bekerja
In ahsantaum ahsantum li anfusikum , in asaktum falahaa
Sesungguhnya jika kamu berbuat baik , perbuatan baikmu
intu untuk dirimu sendiri , Demikian pula jika kamu berbuat jelek
sesungguhnya akan menimpa dirimu sendiri
Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam surat Al maidah ayat 5
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ
لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى
أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ
اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ -٨-
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang
yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum [golongan],
mendorongmu untuk berbuat tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan
هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ -٦٠-
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).
Jamaah yang berbahagia
Seorang pahlawan yang dapat menginspirasi kita dalam
membangun bangsa ini salah satunya adalah pangeran diponegoro Kita telah
mengenal Pangeran diponegoro adalah pejuang yangberusaha membebaskan
tanah jawa ini dari kompeni belanda tercatat dalam sejaraah perang
diponegoro tahun 1825 sampai 1830. Meskipun akhirnya dia tertangkap dan
diasingkan ke menado.
Pangeran diponegoro bukanlah prajurit yang bodoh yang tidak
dapat memperkirakan menang dan kalah. Dia tahu betul bahwa suatu saat
dia akan kalah melawan kompeni belanda. Tetapi pilihan melawan kompeni
adalah pilihan yang benar, maka itulah memang pantas dilakukan.
Meskipun dia kalah tetapi perjuangannya telah menginspirasi
, bagi proses perjuangan bangsa selanjutnya. Tanpa beliau mungkin
generasi selanjutnya tidak akan terinspirasi bagaimana melakukan
perlawanan dengan strategi yang lebih baik.
Jamaah rohimakumullah
Apa yang bisa kita ambil dari kisah tersebut, bahwa dalam
dalam kehidupan berbangsa ini kita tidak perlu putus asa , sekecil
apapun yang kita lakukan pasti akan ada manfaatnya bagi bangsa ini dan
Allah pasti membalasnya. Tidak perlu berlebihan bahwa upaya kita harus
diterima dan diapresiasi semua orang , tapi cukuplah upaya yang kita
lakukan merupakan bagian dari proses perbaikan bangsa ini yang
tahapannya mungkin sangat sangat panjang. Tetapi semua itu memang harus
kita mulai sekarang , dengan langkah pertama dari dri kita , dari yang
sederhana. Orang bijak bilang kalau kita ingin melangkah 1000 pasti
harus dimulai dengan langkah yang pertama.
Jamaah jumat rohimakumullah
Seberapa jauhkah nilai nilai keshalihan kita yang kita
aplikasikan dalam membangun negara ini. Tetntunya kita harus selalu
berusaha dari hari ke hari menjadikan diri kita sebagai rahmat bagi alam
di sekitar kita. Kita tidak perlu ptus asa terhadap rahmat Allah ,
sekecil apapun yang kita sumbangkan untuk negaraa ini asalkan dilakukan
dengan keikhlasan pasti Aallah akan membalasnya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ
الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Ke 2
اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ.
وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ.
اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ
وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ
: فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ.
وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ
وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ
اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ
قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ
اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ
يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ
وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ.
وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ
الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا،
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
(ishomedia)