Masjid Baiturrahmah Bali Wujud Toleransi Umat di Tengah Keberagaman

Masjid Baiturrahmah Wujud Toleransi Umat di Tengah Keberadaban Kota (foto kemenag|Sania)
BRNews - Keberagaman dan toleransi kerukunan hidup umat beragama di Provinsi Bali sudah tidak perlu diragukan lagi hakikatnya. Bahkan sebutan sebagai laboratorium kerukunan umat beragama telah menempel pada pulau dewata ini.
Namun, meskipun umat Islam menjadi kaum minoritas di Provinsi Bali bukan berarti Islam di Bali ini tidak berkembang dan menjadi sulit untuk melakukan ibadahnya. Masjid Baiturrahmah menjadi saksi sejarah dari bagaimana berkembangnya Islam di Pulau Dewata ini, berawal dari migrasinya umat Islam yang dahulu bermukim di Kab. Karangasem akibat meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963.
Masjid seluas 120 meter persegi itu tidak bisa dilepaskan dari dinamika masyrakat setempat yang dihuni sebagian besar perantau asal Jawa dan Madura yang dibangun sejak tahun 1926.
Dahulu masjid ini tidak seperti bangunannya yang megah seperti sekarang, dulu tidak lebih dari musholla kecil dari bambu yang kemudian seiring perkembangan menjadi begitu sempit untuk menampung umat yang akan beribadah. Sehingga atas kebaikan dari Raja Pemecutan yang berkuasa atas wilayah Kota Denpasar memberikan tanah yang lebih luas lagi untuk dibangun tempat ibadah.
Hal ini menjadi wujud bagaimana terciptanya harmonisasi kehidupan masyarakat Hindu dan Muslim di Kota Denpasar yang pada hakikatnya telah ada sejak zaman kerajaan dan mampu dipertahankan hingga saat ini. Bahkan menjadi begitu fenomenal jika Bulan Ramadhan tiba dimana wilayah sekitar Masjid ini tidak ubahnya menjadi pasar kaget yang menjual kuliner ataupun makanan khas untuk berbuka puasa.
Menjadi begitu istimewa bagi pengurus Yayasan Masjid Baiturraahmah karena pada tahun 2017 ini dimana Masjid mengalami pemugaran dapat diresmikan secara langsung oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin. Sabtu, 8 April 2017.
Dalam peresmian masjid ini, Manteri Agama didampingi oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali. Dalam kesempatan tersebut kurang lebih 1.500 umat muslim yang memadati Masjid tersebut menjadi pemandangan yang begitu menarik bagi wujud toleransi umat beragama. Karena, meskipun acara ini merupakan peresmian Masjid namun mereka yang terlibat dalam acara ini adalah kolaborasi dari umat beragama, dimana ada pecalang (polisi adat di Bali) yang turut serta dalam mengamankan acara ini.(kemenag bali|mnm)

Subscribe to receive free email updates: